Jumat, 19 September 2014

Kisah Toko Kue Tertua & Bersejarah di Sawahlunto


Sawahlunto adalah kota mungil dengan sejarah tambang batubara di Sumatera Barat. Di kota ini, terdapat satu toko kue legendaris yang bangunannya masih asli sejak zaman Belanda.

Menyusuri jalanan di Kota Sawahlunto, rasanya mirip dengan 'blusukan' di Melaka. Bangunan-bangunan tua dua tingkat berderet rapi. Jalanannya bersih, dengan pemandangan bukit-bukit yang menjulang tinggi yang memagari kota.

Siapa sangka, kota kecil nan cantik ini punya sejarah kelam tentang kerja paksa orang pribumi di tambang batubara saat kolonial Belanda. Peninggalannya tak sebatas Museum Batubara Ombilin atau Gudang Ransum, tapi denyut nadi masyarakat lokal yang tinggal di bangunan-bangunan tua.

Flora adalah salah satunya. Ibu satu anak itu adalah generasi kedua yang tinggal di Rumah Pen Sik Kek, bangunan bersejarah yang beroperasi sejak 1906. Bangunan ini sempat menjadi teater, pabrik es, hingga akhirnya toko kue dengan resep turun-temurun.

"Ibu saya tinggal di sini sejak usianya 13 tahun. Dia bikin kue yang resepnya diturunkan ke saya," ucap Flora saat ditemui di Rumah Pan Sik Kek beberapa waktu lalu.

Kue yang dimaksud adalah bolu tape yang dijual per loyang. Saat detikTravel berkunjung, hanya ada 3 loyang bolu tape yang dijual. Dua yang polos, satu yang ditabur cokelat meses.

"Harganya Rp 38.000 satu loyang," tambah Flora.
Sambil Bu Flora membungkus kue yang kami pesan, saya melihat-lihat bagian dalam bangunan. Dulu, rumah dua tingkat ini menjadi tempat digelarnya opera dan berkumpulnya para sosialita Belanda. Pabrik es menempati satu bagian di lantai bawah, yang kini dipenuhi barang-barang jualan seperti baju dan boneka.

Bagian dalamnya sangat sederhana, namun itulah kondisi asli Rumah Pan Sik Kek. Ini menjadi salah satu rumah tertua di Sawahlunto, sama halnya dengan Gedung Pegadaian yang terletak tak jauh dari situ.

Bu Flora sudah biasa menerima tamu dan turis yang berkunjung ke Sawahlunto. Lokasinya persis di tengah kota, dekat Hotel Ombilin dan Societeit Cafe. Jangan lupa cicipi bolunya juga ya! (http://travel.detik.com/r)

Kue bolu (Sastri/detikTravel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar