Selasa, 02 September 2014

Mengenal Jenis-jenis Alas Kaki Tua di Asia

Jauh sebelum penduduk Asia mengenal sepatu dan sandal seperti yang ada saat ini, mereka sudah mengenal bentuk alas kaki sendiri. Misalnya saja di Jepang, ada sandal yang disebut Okobo yang sudah ada sejak abad 18. Di India, ada yang namanya sandal Paduka. Sementara perempuan Cina dari abad ke-10 mengenal sepatu teratai. Mari kita bahas satu-persatu.     

Okobo (Jepang)

Sandal Okobo dipakai Geisha magang di Jepang yang disebut Maiko. Sandal ini mirip bakiak dengan tali kain berbentuk huruf V di atasnya. Warna kain tergantung pada status Maiko pemakaiannya. Maiko baru akan memakai Okobo bertali merah sedangkan Maiko yang memasuki masa akhir magang akan memakai Okobo bertali kuning.

Sebuah sandal Okobo terbuat dari sepotong kayu solid. Biasanya Okobo yang sudah jadi dibiarkan seperti kayu aslinya tanpa dipernis atau dicat. Kecuali pada musim panas, Maiko akan memakai Okobo yang dipernis hitam. Ketebalan Okobo di bagian belakang dan tengah sekitar 14 sentimeter sementara bagian depan dibuat lebih tipis. Okobo juga dibolongi agar menghasilkan suara yang sangat khas ketika digunakan. Dan dari bunyi inilah kata Okobo muncul. 

Maiko memakai sandal yang tebal ini bukan hanya untuk fesyen, tapi juga untuk alasan praktis. Jika Maiko keluar rumah mengenakan kimono mahal yang menggantung sampai ke mata kaki,  maka Okobo akan mencegah kimono itu menyentuh tanah dan kotor. 

Paduka (India)

Sandal Paduka ini juga mirip bakiak, terdiri dari sol tipis dengan tonjolan untuk menjepitkan jempol kaki dan jari kaki kedua. Biasanya sandal ini terbuat dari perak, kayu, besi atau bahkan gading. Bentuk sandalnya ada yang datar, ada yang tinggi. Sandal Paduka dari bahan kayu murahan digunakan masyarakat biasa. Sementara masyarakat kelas atas akan memakai Paduka dari bahan-bahan yang lebih mahal. Sandal ini dipakai laki-laki dan perempuan India.

Sandal Paduka bahkan ada yang dilengkapi paku di atasnya. Ini digunakan untuk mendapatkan kepuasan atau gairah seksual dari rasa sakit yang ditimbulkan saat sandal digunakan. Sandal Paduka saat ini lebih banyak dipakai oleh orang suci Hindu India atau Sadhu. Sandal ini sudah dikenal sejak abad ke-18 dan merupakan bentuk sandal tertua di India. 

Lotus Shoes atau sepatu teratai (Cina)

Tradisi orang Cina Han untuk mengikat kaki perempuan agar bentuknya kecil seperti tunas teratai berlangsung lebih dari seribu tahun lalu. Dan sepatu untuk membungkus kaki kecil ini dikenal sebagai Lotus Shoes atau sepatu teratai. Sepatu dari utara, khususnya Beijing, berbentuk seperti 'busur' dengan sol yang sangat melengkung dan bersatu dengan bagian tumitnya. Sepatu ini sering ditambahi kulit di dalamnya. 

Perempuan Shanghai pada akhir abad 19 dan awal abad ke-20 lebih menyukai sepatu bertumit ganda. Sedangkan perempuan dari provinsi selatan seperti Guangdong, lebih sering memakai sepatu yang terbuat dari katun atau sutra hitam, dengan tumit datar. Besi atau kancing kayu yang ditambahkan di sol gunanya untuk melindungi sepatu sutra bersulam dari kotoran di jalanan.

Sepatu ini juga merupakan bagian dari mas kawin. Pengantin perempuan harus membuat beberapa sepatu teratai untuk dihadiahkan kepada calon saudara ipar perempuannya. Pabrik sepatu terakhir yang memproduksi secara massal sepatu teratai adalah Pabrik Sepatu Zhiqiang. Pabrik itu membuatkan sepatu teratai untuk perempuan Cina tua yang masih memiliki kaki yang kecil pada 1991. Dalam dua tahun pertama, lebih dari dua ribu pasang sepatu terjual setiap tahunnya. Tapi pada 2009, pabrik itu mengumumkan hanya membuat sepatu teratai berdasarkan pesanan khusus seiring makin berkurangnya perempuan yang memakainya. (listverse.com/http://www.portalkbr.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar