Sabtu, 31 Januari 2015

Menapaki Jejak K.A.R. Bosscha di Malabar Pangalengan

Bandung seakan tak pernah habis untuk menyuguhkan pesonanya ke semua orang, baik itu warga Bandung sendiri hingga wisatawan luar Bandung yang sengaja datang dan berwisata ke Bandung. Bandung pun memiliki tempat wisata yang tersebar di setiap sudutnya mulai dari tataran pusat kota hingga pinggir kabupaten Bandungnya.
Villa Bosscha
Kamu suka wisata alam? Sudah pernah berkunjung ke Pangalengan? Pangalengan merupakan salah satu kecamatan di Bandung Selatan yang terkenal dengan perkebunan teh Malabar yang saat zaman kolonialisme dulu adalah milik Bosscha yang kini menjadi milik PT. Perkebunan Nusantara VIII. Banyak yang mengenal seorang Bosscha adalah sebuah tempat peneropongan bintang di daerah Lembang. Apakah kamu tahu bahwa Bosscha sebenarnya nama seorang konglomerat kaya raya asal Belanda yang ia mendedikasikan seluruh hidupnya di tanah sunda khususnya bagi Pangalengan. Dan ia pun akhirnya meninggal dan dimakamkan di kawasan teh Malabar perkebunan miliknya yang dikelola hingga terkenal ke penjuru dunia khususnya di Hindia-Belanda.
Kali ini saya akan men-share mengenai tempat wisata unik yang ada di Pangalengan termasuk saksi sejarah dari peninggalan Bosscha. Okee let’s check this out!
1. Rumah/Museum K.A.R. Bosscha
Karel Albert Rudolf Bosscha
Perkebunan teh Malabar telah dibuka sejak tahun 1890-an oleh Preangerplanter bernama Kerkhoven yang sebelumnya sudah membuka perkebunan teh di daerah Gambung, Ciwidey. Namun popularitas kawasan Kebun Teh Malabar berkembang dengan pesat dan memuncak setelah Kerkhoven mengangkat sepupunya, Karel Albert Rudolf Bosscha, untuk menjadi administratur perkebunan ini pada tahun 1896.
Peran Bosscha sebenarnya sangat besar bagi bangsa ini terutama untuk kota Bandung. Sifatnya yang dermawan telah memberikan dampak bagi perkembangan dan kemajuan Kota Bandung di masa kolonialisme dulu. Beberapa di antaranya ia membangun Technische Hooge School (ITB sekarang) beserta fasilitas laboratoriumnya yang sangat lengkap dan terbesar di dunia saat itu, Sterrenwacht (peneropongan bintang) Bosscha di Lembang, Gedung Merdeka yang dipakai untuk Konferensi Asia Afrika, PLTA Cilaki di Gunung Sorong, serta berbagai sumbangan untuk Doofstommen Instituut (Lembaga Bisu Tuli) dan Blinden Instituut (Lembaga Buta) di Jln. Cicendo dan Jln. Pajajaran, Leger des Heils (Bala Keselamatan), dan beberapa rumah sakit di Bandung.
Karel Albert Rudolf Bosscha semasa hidupnya menetap di Malabar Pangalengan Kab. Bandung dan sambil membangun perkebunan teh Malabar yang sangat luas dan sempat mencapai kejayaan pada masa Hindia-Belanda. Seakan tak ingin jauh dari tempatnya bekerja Bosscha membangun sebuah rumah sederhana untuk ia tinggali saat masih hidup yang kini masih berdiri kokoh.
Karena Bosscha telah meninggal kini rumah ini dijadikan sebuah “Museum Bosscha” yang menjadi saksi sejarah dari seorang Bosscha yang sekarang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII).
Rumah ini sangat unik dengan arsitektur khas ala Belanda dan dibangun ditengah-tengah perkebunan teh Malabar. Dan rumah ini sempat dijadikan lokasi syuting film “Heart” & “Bidadari-Bidadari Surga”.
Villa Bosscha_002
Lokasi/Alamat Rumah/Museum Bosscha
Lokasi dari rumah/museum Bosscha ini adalah terletak di kawasan perkebunan teh Malabar Pangalengan Kabupaten Bandung dan masuk pada kawasan PT. Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII).
Harga Tiket Masuk Rumah/Museum Bosscha
Untuk masuk ke lokasi rumah/museum Bosscha ini kamu tidak akan dipungut biaya alias gratis kecuali jika kamu ingin masuk ke dalam rumah/museum Bosscha maka ada biaya seikhlasnya kepada penjaga museum untuk biaya kebersihan dan perawatan ruangan serta kamu akan diterangkan pula mengenai sejarah rumah Bosscha tersebut oleh penjaga disana.
Atau jika kamu ingin syuting film di tempat  ini khususnya di dalam ruangan rumah/museum Bosscha maka akan dikenakan biaya khusus dan harus meminta izin minimal 3 bulan sebelumnya dan harus melewati perizinan yang cukup rumit.
Penginapan Villa Bosscha
Berbeda dengan rumah/museum Bosscha yang tak bisa kamu sewa untuk penginapan. Di lokasi rumah/museum Bosscha ini dibangun beberapa villa kayu dan cottage permanen yang disewakan secara komersil bagi pengunjung yang ingin menginap di kawasan perkebunan teh Malabar. Nampaknya menginap di perkebunan teh ini akan sedikit unik, selain dekat dengan rumah/museum Bosscha kamu bisa melihat keindahan perkebunan teh Malabar, dengan background Gunung Nini yang indah serta menapaki jejak dari seorang Bosscha.
Villa Bosscha_004
Harga di penginapan Villa Bosscha ini sangat beragam. Villa kayu berkisar 750rb/malam saat weekdays dan 1jt/malam saat weekend (termasuk makan pagi untuk 2 orang). Atau mungkin kamu ingin penginapan yang lebih murah maka bisa menginap di guest house (bukan kayu) yang berkisar 3oorb/malam saat weekdays dan 450rb/malam saat weekend guys (termasuk makan pagi untuk 2 orang). (Harga sewaktu-waktu dapat berubah).
2. Makam Karel Albert Rudolf Bosscha
Bosscha merupakan seorang Belanda yang berdedikasi tinggi bagi negaranya Belanda yang membangun perkebunan teh Malabar yang kini menjadi milik bangsa kita Indonesia dan ia pun meninggal dan di makamkan di negeri ini, tepat di tengah-tengah perkebunan Malabar yang dibangunnya semasa hidup. Saat kamu berkunjung ke Pangalengan berkunjunglah ke makamnya sambil mendoakan beliau, meskipun ia seorang penjajah tapi baktinya bagi negeri ini dapat kita rasakan saat ini.
Makam Bosscha
Yang membuat makam ini terlihat unik adalah makam ini dibangun khas makam bangsawan Eropa yang terlihat megah dan menawan. Diatas makam ini berbentuk sebuah topi yang sering dipakai oleh bangsawan Belanda saat zaman kolonial dulu, dan topi ini pulalah yang sering dipakai oleh Bosscha saat bekerja di perkebunan teh Malabar ini.
Makam Bosscha_002
Saat saya berkunjung ke makam ini disana ada penjaga makam yang setiap hari merawat kebersihan dari makam ini dan ia pun bersedia menjelaskan kepadamu tentang makam ini dan kenapa Bosscha meninggal. Untuk perawatan dan kebersihan makam tersebut maka kamu akan dikenakan biaya sebesar 5rb/orang guys.
3. Pohon Teh Langka dari India Mirip Hutan Harry Potter
Biasanya kita melihat pohon teh yang pendek sekitar 1-2 meter saja, namun di Malabr ini yang lokasinya tak jauh dari makam, terdapat suatu area pepohonan teh yang sudah berumur lebih dari 100 tahun.
Pohon teh ini mencapai ketinggian hingga 6 meter lebih yang berasal dari biji-biji teh Assam (India) yang ditanam pada tahun 1896 saat Bosscha membangun dan membesarkan perkebunan teh Malabar. Biji teh dari Assam inilah yang kemudian menjadi bibit bagi perkebunan teh di sekitar Pangalengan. Jadi bisa dibilang bahwa pohon teh yang tinggi ini adalah cikal bakal dari perkebunan teh Malabar, dan apabila dilihat pohon-pohon teh ini sangat unik dan mirip hutan yang ada di dunia sihir Harry Potter.
Pohon teh langka
Nahh guys itu dia beberapa lokasi dari peninggalan seorang Bosscha yang menjadi pendiri dari perkebunan teh Malabar Pangalengan. Selamat berkunjung kesaya guys..
Happy wonderful traveling..
(https://ridwanderful.wordpress.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar