Rabu, 01 April 2015

Bendungan Jatiluhur

Hasil gambar untuk waduk jatiluhur yang legendaris
Ketika Ir H Djuanda menggagas pembendungan Sungai Citarum dan sungai-sungai di sekitarnya, beliau mungkin tak memikirkan apakah area di sekitar bendungan itu kelak bisa menjadi obyek wisata yang memiliki daya pikat. Waktu itu, tepatnya tahun 1957, Djuanda hanya memikirkan cara paling tepat untuk meningkatkan produksi pangan nasional melalui sumber irigasi yang memadai.

Gagasan itu pun terwujud sepuluh tahun kemudian, ketika proyek pembangunan bendungan yang dikenal dengan nama Proyek Serbaguna Jatiluhur — meliputi waduk, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan sarana sistem pengairan — rampung. Tak kurang dari 74 sungai dan anak-anak sungainya akhirnya menjadi satu kesatuan hidrologis di Jatiluhur.

Dalam perkembangannya, bendungan Jatiluhur pun menjelma menjadi salah satu tujuan wisata di Jawa Barat dengan obyek utama berupa danau buatan yang sangat luas (8.300 hektar). Obyek ini masih ditambah dengan pemandangan alam yang indah dipadu dengan karya teknik hidrolis (ilmiah) berupa bendungan raksasa dan PLTA.
  
Dengan area seluas itu, Jatiluhur bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk berwisata dan melakukan berbagai aktivitas olahraga di alam terbuka. Udara segar yang terhirup saat berjalan di alam hijau yang masih dialiri Sungai Citarum serta kicauan burung yang tiada henti bisa membuat siapa saja berleha-leha sejenak melepas kepenatan kota.

Dari sisi bendungan raksasa, sekitar setengah kilometer dari pandangan mata, berdiri kokoh sebuah bukit yang separuhnya telah terpangkas. Batu di puncak bukit itu digunakan untuk melandaikan kemiringan bendungan. Di bawah bukit, di semua sisi danau, terdapat permukiman yang dihuni penduduk semipermanen. ”Mereka dulunya merupakan para penjaga di area ini yang lalu beranak-pinak dan berkembang menjadi sebuah komunitas dusun,” kata salah seorang pegawai di lingkungan PJT II.

Para pengunjung yang belum puas hanya dengan berjalan-jalan, masih memiliki kesempatan mengelilingi danau seluas 8.300 hektar itu dengan perahu motor maupun perahu dayung yang bisa dikayuh sendiri. Ingin bergerak lebih cepat? Sewalah jetski, fasilitas yang juga sudah tersedia.

Para penunjung yang datang berombongan dalam jumlah besar pun tak perlu khawatir untuk mengarungi danau. Di sini tersedia pula kapal pesiar dengan kapasitas minimal 20 orang yang siap mengantar rombongan mengelilingi danau berair jernih itu. Cuma ada syaratnya, setiap orang harus siap-siap merogoh kocek sekitar Rp 12.500 untuk menaiki kapal.

Keluarga yang gemar memancing pun tak perlu cemas untuk mencari lokasi nyaman. Di sana juga terdapat sarana memancing beragam jenis ikan tawar yang dapat memberikan keasyikan dan ketenangan tersendiri. Dengan perahu motor, anak-anak juga bisa dibawa mengunjungi pulau di tengah waduk Jatiluhur. Mereka bisa bermain sepuasnya di taman bermain. Sesuatu yang tentu akan menyenangkan mereka.

Setelah lelah menikmati keindahan alam terbuka, pengunjung yang masih ingin menikmati panorama Jatiluhur tak perlu buru-buru pulang. Di Jatiluhur tersedia akomodasi dan fasilitas yang memadai untuk menginap. Lokasi penginapan yang baru selesai dipugar, yakni Jatiluhur Hotel & Resort siap menyambut kehadiran siapa saja.

Di penginapan ini tersedia paket-paket yang dirancang sesuai kebutuhan pengunjung. Hotel dengan kapasitas 24 kamar yang dapat dipilih, di antaranya dua buah kamar suite room, dilengkapi bar, restoran, dan ruang pertemuan dengan fasilitas ruang rapat. Ada juga bungalow sebanyak 25 kamar dilengkapi dengan AC yang siap menyejukkan perasaan. Sewa kamar hotel rata-rata Rp 200 ribu per malam. Sedang untuk bungalow rata-rata Rp 400 ribu per malam.

Pelatihan inbound maupun outbound juga bisa dilaksanakan di tempat itu. Kegiatan outbound melalui aktivitas team building akan menumbuhkan kepakaan antarpribadi yang efektif bagi penggalangan team work yang sinergis dan terpadu.

Tak hanya itu, Gedung Serba Guna Garha Vidya Jatiluhur juga didirikan untuk beragam acara, misalnya ruang pertemuan, resepsi pernikahan, seminar, maupun lokakarya. Ruang utama gedung ini memiliki luas sekitar 700 meter persegi, dengan kapasitas antara 125 sampai 400 kursi. Ada juga ruang untuk pertemuan mini dengan kapasitas 20 sampai 30 orang.

Namun jika kantong di celana cekak, wisatawan tak perlu khawatir. Masih ada alternatif lain untuk bermalam. Asal memiliki tenda, siapa pun bisa berkemah di bumi perkemahan yang juga disediakan di lokasi sekitar danau. Hemat dan penuh tantangan, apalagi bagi pelancong yang masih muda atau berjiwa muda. Lokasi ini juga sering digunakan anggota pramuka untuk melakukan aktivitas kepanduannya.

Ketika hari menjelang malam, perut yang keroncongan bisa terpuaskan dengan berbagai makanan yang dijajakan di pinggir danau. Lokasi wisata bendungan Jatiluhur tentu bisa menjadi alternatif untuk berlibur. Khusus bagi warga Jakarta, lokasi Jatiluhur tidaklah terlampau jauh. Jaraknya dari Jakarta hanya 120 kilometer dan bisa ditempuh hanya dua jam perjalanan. Pengendara mobil pribadi dapat memanfaatkan Tol Jakarta-Cikampek. Selepas gerbang tol Cikampek, belokkan saja kendaraan ke arah kanan, menyusuri jalan provinsi. Tak lebih dari lima belas menit Anda akan tiba di area bendungan. (http://travelling.perempuan.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar