Kamis, 28 Mei 2015

Pinisi Kontemporer, Silolona dan Si Datu Bua


mainshot
Sejak tanggal 17 September 2014, masyarakat Makassar menyaksikan pemandangan pantai yang unik dengan hadirnya dua buah kapal Pinisi yang memarkir jangkarnya diperairan lepas pantai losari makassar. Kedua kapal Pinisi yang dibuat dalam gaya arsitektur temporary ini rupanya khusus didatangkan untuk menjadi tempat perhelatan even budaya khas Sulawesi Selatan atas prakarsa seorang budayawan Sulsel yakni Dg. Serang Dakko.
Kedua kapal pinisi “mewah” dengan tampilan kapal pesiar tersebut bernama Silolona dan Si Datu Bua adalah milik seorang warga negara Amerika, Patty Seery. Pertama kali ia datang ke Indonesia pada 1980-an. Wanita kelahiran Chicago, 61 tahun itu sebelumnya hanya mengenal Indonesia dari buku-buku sejarah. Dia tahu jika Indonesia adalah gudangnya rempah-rempah pada masa silam dan ia kini benar-benar paham bahwa Indonesia adalah surga untuk wisata bahari.
Roman_121115_1383a
Patty Seery
Setelah melancong ke berbagai tempat dan bertemu banyak orang, ia menemukan banyak keunikan dan kekayaan melimpah di Indonesia yang membuatnya berpikir tentang sebuah bisnis yang menjanjikan. Ia telah menelusuri tentang potensi kelautan indonesia yang belum tergarap maksimal. Akhirnya pada tahun 2002, dia membangun sebuah kapal Pinisi yang digarap manual oleh orang-orang dari suku Konjo, Bulukumba Sulawesi Selatan dengan tata cara leluhur mereka. Percampuran tehnik perkapalan tradisional dan desain modern, jadilah kapal Pinisi bernama Silolona yang dilaunching pada tahun 2004. Silolona pun dilepas kelaut dengan model kapal tradisional namun tampil dengan gaya kapal pesiar yang berkelas. Ukuran kapal Silolona adalah 50 meter dengan desain interior modern yang dipadu dengan arsitektur etnik. Gaya serapannya adalah Gaff Rig Tradisional Phinisi dengan Spesifikasi Lloyd Jerman dan teregister di Bali.
Awal beroperasi, harga sewa Silolona terbilang murah dibandingkan kapal pesiar pada umumnya. Model pelayanan utama diatas kapal Silolona, berciri khas campuran beberapa budaya Indonesia. Para penyewa Silolona maksimal booking antara 10-12 orang dan tersedia lima kamar bagi para tamu. Pelayanan spesial yang ditawarkan antara lain hidangan khas indonesia, tarian khas suku dan sesajen Konjo, serta pertunjukan budaya lainnya. Pelayanan model etnis itu yang membuat para penyewa asing merasa betah di Silolona. silolona-pridPara penyewa banyak berasal dari berbagai negara seperti Jerman, Meksiko, Inggris, Spanyol dan negara lainnya dengan tujuan wisata ke beberapa kawasan perairan seperti Raja Ampat, Bali, Flores, Bunaken, Pulau Komodo dan lain-lain. Sementara warga Indonesia sendiri kurang berminat dan terhitung sedikit yang menyewa.
Selama Januari-Februari, Silolona beredar di lautan luar negeri untuk menghindari cuaca ekstrem di Indonesia. Transisi pelayaran itu yang membuat Silolona terkenal di negeri orang. Setiap tahunnya Silolona sukses sebagai Yacht yang masuk salah satu terbaik skala internasional. Kapal tradisional Silolona pun pada akhirnya menjelma menjadi kapal turis yang sangat mewah dan konon termahal di Indonesia. Tarifnya yang mahal, memastikan bahwa tidak semua orang dapat menikmati kapal ini, hanya orang-orang dari kalangan tertentu yang kabarnya berasal dari kalangan jet set luar negeri salah satunya adalah mantan Perdana Menteri Inggris, tony Blair dan istrinya pernah menggunakan Silolona ketika berlibur di pulau komodo. Bagi para pecinta kemewahan unik maka kapal ini akan memastikan kepuasan.
Selain memiliki Silolona, Patty juga memiliki kapal pinisi bernama Si Datu Bua. Sebuah pinisi yang diambil dari nama gunung di Toraja Sulawesi Selatan. Si Datu bua berukuran 40 meter, dengan interior yang hampir sama dengan Silolona. Harga sewa untuk 5-6 hari dibanderol sebesar US$11.000 untuk 6-8 orang. Di kapal Si Datu Bua hanya tersedia tiga kamar. Kemewahan interior kedua kapal ini bernuansa seni Indonesia terutama pernik-pernik yang berasal dari Bali. Tata ruangnya maksimal memanfaatkan setiap sudut kapal dengan sistem pencahayaan artistik.
Seiring dengan berkembangnya wisata bahari, Patty Seery optimis bahwa bisnis kapal wisata di Indonesia bakal menjadi bisnis positif kedepannya. Kemewahan kapal pesiar kontemporer ala kapal Pinisi miliknya itu telah membuka mata, bahwa material seni budaya etnik Indonesia yang bercampur baur dalam balutan hegemoni kapal tradisional Bugis makassar tersebut memang sangat layak untuk dimanfaatkan sebagai konsumsi bisnis pariwisata kelas dunia.
Silolona-Ondeck-Dining-1
Dek depan kapal Silolona
secret-retreats-silolona-room-si-datu-bua-vessel-master-suite-02
kabin dan kamar
secret-retreats-silolona-room-si-datu-bua-vessel-master-suite-01





















 (refrensi: Miftahul Khoer/bisnis Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar