Akhirnya saya sampai juga di pintu masuk menuju Air Terjun Grojogan Sewu. Sekedar info saja, Air Terjun Grojogan Sewu ini terletak di lereng Gunung Lawu tepatnya di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan berada pada ketinggia 1.100 meter di atas permukaan laut. Lokasinya kira-kira 40 Km dari Kota Solo. Cukup banyak angkutan umum seperti bus yang bisa digunakan untuk menuju ke Tawangmangu dari Solo karena Tawangmangu merupakan salah satu tempat tujuan wisata utama di Jawa Tengah.
Sebenarnya ada dua pintu masuk untuk menuju ke air terjun, sayangnya saya nggak tau pintu masuk yang satunya itu ada di sebelah mana karena setiap saya kesini saya selalu melewati pintu yang sama. Untuk masuk menuju air terjun para pengunjung cukup membayar tiket sebesar 5.000 untuk dewasa. Harga tiket yang cukup murah dan untuk menikmati pemandangan alam yang luar biasa disini.
Jarak air terjun dari pintu masuk tempat pembelian tiket tadi masih cukup jauh. Pengunjung harus menuruni anak tangga yang sepanjang kurang lebih 500 meter. Hari ini di Tawangmangu baru saja turun hujan, anak tangga untuk menuju air terjun cukup licin. Kalau tidak berhati-hati pengunjung bisa terpeleset dan jatuh. Itu bukanlah hal yang saya harapkan.
Udara yang sejuk menemani perjalanan saya menuju ke air terjun. Di sebelah kanan dan kiri tumbuh subur tumbuh-tumbuhan seperti pinus, kaliandra, damar, dan banyak tumbuhan lain. Sedangkan untuk fauna, hutan ini menjadi tempat hidup bagi para monyet ekor panjang, tupai, dan berbagai jenis burung. Saat di perjalanan, monyet-monyet ini tidak akan segan-segan menyapa pengunjung terutama yang membawa makanan. Sebaiknya kalau kesini tidak perlu membawa makanan agar tidak diganggu oleh monyet. Jika monyet-monyet tau ada makanan di dalam tas, mereka tidak segan-segan untuk merebutnya.
Menuruni anak tangga sejauh 500 meter tidak terlalu terasa, apalagi kalau sudah sampai di lokasi air terjun. Pemandangan Air Terjun Grojogan Sewu ini selalu saja memikat saya untuk kembali kesini. Benar-benar damai rasanya berada di alam terbuka yang indah seperti ini. Apalagi pengunjung kali ini tidak banyak, malah bisa dibilang sepi. Saya bisa menikmati keindahan air terjun dengan sepuasnya. Saya memang lebih suka ke tempat-tempat wisata alam yang sepi, membuat hati dan pikiran saya merasa lebih tenang. Tapi ini tidak akan terjadi kalau saya ke Tawangmangu saat libur lebaran nanti.
Air Terjun Grojogan Sewu memiliki tinggi 81 meter. Saya kurang mengerti kenapa disebut Grojogan Sewu. Yang saya tau Grojogan itu kata dalam Bahasa Jawa yang artinya air yang mengalir/mancur, sedangkan Sewu artinya seribu (banyak). Apakah mungkin maksudnya adalah air terjun yang airnya selalu mengalir terus dan tidak pernah kering? Cuma ngarang aja sih. Hehe.. Tapi kalau saya lihat saat ini debit air di air terjun ini memang nggak sebesar saat saya kesini sebelumnya.
Selain melihat air terjun, di lokasi Taman Wisata Grojogan Sewu ini juga terdapat sebuah kolam renang yang ukurannya tidak terlalu besar. Harus bayar lagi kalau mau renang disini. Saya nggak pernah ada niatan untuk renang disini karena sudah dapat dipastikan airnya dingin sekali. Apalagi saya termasuk orang yang tidak tahan dingin. Selain kolam renang, pengunjung juga bisa menikmati permainan outbond seperti flying fox dan teman-temannya. Sedangkan anak-anak bisa mencoba arung jeram mini di sungai tempat air terjun ini mengalir.
Kalau sudah lapar nggak perlu repot-repot untuk naik menuju keluar air terjun karena di dekat air terjun juga terdapat penjual makanan. Kebetulan hujan kembali turun. Sambil berteduh saya memesan sate kelinci di salah satu tenda yang ada di dekat air terjun. Sepertinya sate kelinci memang sudah menjadi makanan andalan di tempat-tempat dataran tinggi seperti ini. Misalnya saja di Bromo atau di Kaliurang juga nggak susah mencari sate kelinci.
Bagi sebagian orang mungkin enggan menyantap sate binatang yang imut-imut ini. Walaupun kalau dirasakan, rasanya juga mirip-mirip sama sate ayam. Hanya saja tekstur dagingnya saja yang lebih padat. Satu porsi sate kelinci yang berisi 10 tusuk sate plus lontong dihargai 10.000. Kalau nggak doyan sate kelinci, sate ayam juga ada kok. Malah harganya lebih murah.
Setelah makan sate dan hujan sudah reda, saya segera naik ke atas untuk keluar karena waktu sudah semakin sore. Untuk keluar tidak melewati jalan saat masuk tadi, tetapi melewati jalan khusus untuk keluar. Kalau saat masuk jalannya menurun, untuk keluar kebalikannya. Jalan cukup menanjak yang membuat kaki sedikit pegal-pegal. Di akhir perjalanan keluar ini terdapat papan ucapan, "Selamat Anda telah turun dan menaiki 1.250 anak tangga, semoga tambah sehat dan sukses". Wuihhh!! Ayo siapa yang mau menikmati keindahan Tawangmangu?
sumber: http://www.wijanarko.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar