Jumat, 14 Agustus 2015

Misteri Leuwi Panganten di Lembah Sunyi Halimun


Ilustrasi, Kondisi Lintasan Ruas Badan Jalan di Wilayah Garut Selatan. (Foto: John).
Ilustrasi, Kondisi Lintasan Ruas Badan Jalan di Wilayah Garut Selatan. (Foto: John).
Tragedi atawa kecelakaan bus di Gunung Halimun, Ahad (08/12/2013), kembali mengingatkan ceritera misteri dari lembah sunyi kaki gunung itu.
Mengapa?
Lantaran tragedi serupa kerap terjadi di lokasi tersebut.
Bahkan penduduk sekitarnya akrab pada lokasi itu, dengan sebutan “Leuwi Panganten” (lembah pengantin).
Menyusul, terjadinya tragedi paling menghebohkan pada lintasan menurun Gunung Halimun 1980-an.
Saat itu, sebuah mobil jenis L 300 membawa rombongan pengantin menuju Kecamatan Bungbulang terjun bebas masuk jurang menghujam lembah Halimun.
Sebanyak tujuh penumpangnya tewas, lainnya mengalami cedera.
“Kejadian kendaraan masuk jurang seperti ini bukan satu, dua kali. Justru menjadi korban, rata-rata luka parah. Dulu 1980-an rombongan pengantin pernah masuk jurang. Sehingga lokasi itu disebut Leuwi Panganten,” ungkap Rijal(47), penduduk Kampung Nangkaruka Pakenjeng.
Kata dia, meski kini jalur  dan tanmenurun tajam atawa tanjakan Halimun terdapat perbaikan pelebaran jalan, namun tetap berkondisi rawan kecelakaan.
Sebab, selain berkondisi medan jalan menurun dan menanjak tajam serta berkelok, juga kerap berkabut.
Diperparah sangat minim fasilitas penerangan jalan.
“Maka, kalau belum tahu medan jalan, mesti ekstra hati-hati melintas di sana,” imbuh Rijal, mengingatkan.
Pada lakalantas tunggal, Ahad (08/12) di Gunung Halimun, satu tewas, satu luka berat, dan 17 orang lainnya luka ringan.
Dari 18 penumpang tersebut, lima di antaranya anak-anak.
****** Zainul, JDH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar