Minggu, 16 April 2017

Sejarah mikrolet



  1. lutfilama

    r


    [​IMG]
    agan2 pasti tau mikrolet kan? Iya, angkutan yang kini memenuhi jalan-jalan ibu kota dan sering dituding menjadi biang kemacetan itu rupanya ada sejarahnya. Mikrolet hadir mengggantikan oplet tahun 1980, atau sekitar 30 tahun yang lalu.


    [​IMG]
    Pergantian oplet menjadi mikrolet dilakukan dalam sebuah upacara yang cukup mengharukan di pelataran Monumen Nasional (Monas), September 1980. Mengapa mengharukan? Sebab berpisah dari oplet berarti berpisah dari masa lalu Jakarta yang penuh kenangan.

    Akan tetapi, oplet-oplet yang penuh kenangan itu telah menjadi renta untuk berlomba dengan tuntutan Jakarta, yang rajin untuk menjadikan dirinya muda. “Tak mungkin kita mengharapkan kekuatan oplet itu. Mereka telah menjadi tua. Saya lihat dimana-mana oplet mulai didorong. Onderdilnya harus disompak, diganti onderdil apa saja asal oplet-oplet itu bisa jalan. Hal itu tidak mungkin dipertahankan,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta Tjokropranolo kala itu.

    Nama "mikrolet" dipilih sebagai singkatan gabungan dari kata "mikro" (=kecil) dan "oplet".



    Namun, alih generasi angkutan kota dari oplet menjadi mikrolet itu tidak berjalan mulus. Pemprov DKI Jakarta mengingkari janjinya bahwa sopir oplet mendapatkan prioritas untuk memiliki mikrolet. Syaratnya sudah memiliki oplet lebih dari tiga tahun sebelum mikrolet resmi beroperasi pada 1980.

    Di samping itu, untuk menjadi sopir Mikrolet, para eks sopir oplet juga harus membayar uang Rp 500.000. Lantas mereka akan mendapatkan Kredit Investasi Kecil (KIK) berjangka waktu pengembalian 3 tahun dengan bunga 10,5 persen per tahun. Buktinya, kebijakan itu tidak menghasilkan apa yang diharapkan.

    Sejumlah 75 persen dari 200 mikrolet yang dioperasikan pada awal peralihan oplet ke mikrolet ternyata dimiliki oleh orang-orang yang belum lama berkecimpung di dunia oplet.

    Dalam banyak hal, lanjut dia, mikrolet tidak tidak lagi mewarisi tradisi oplet. Pemilik mikrolet bukan lagi pengusaha kecil, melainkan juragan besar. Jadi kebanyakan pengemudi mikrolet tidak lagi mempunyai hak atas kendaraannya, melainkan berstatus sopir setoran. Hal itu membuat pendapatan mereka tidak lebih besar dari jenis angkutan sebelumnya.

    Di awal-awal kehadirannya di Jakarta, mikrolet sudah banyak berbuat ulah. Mikrolet suka main seruduk di Jakarta, sehingga dibilang tidak lebih sopan dari oplet. Oplet jarang sekali ditindak oleh polisi, meski mesinnya kadang ngadat sehingga menambah macet.

    Toh, pada akhirnya jumlah mikrolet di Jakarta terus bertambah. Jumlah armada mikrolet yang beroperasi di tahun-tahun awal itu membengkak menjadi 3.000 unit dan melayani 27 trayek. Mikrolet menjadi moda transportasi yang menyemut jalan-jalan Jakarta dan mulai menjadi biang kemacetan yang baru. (http://forum.viva.co.id/indeks/threads/sejarah-mikrolet.76555/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar