Di bagian dalam
bangunan, terdapat beberapa makam, sebuah bangunan yang berfungsi
sebagai aula dengan dua kamar, berhadapan dengan musholla berukuran 6
meter persegi.
Sebuah gapura
berasitektur Jawa dengan bentuk simetris berdiri kokoh di bagian depan
halaman, yang menjadi akses masuk pengunjung. Tulisan di bagian atas
gapura tersebut sekaligus menjadi penanda identitas bangunan kecil yang
bersih dan terawat itu.
“Saya sudah sejak
tahun 1997 dipercayakan merawat makam beliau (Pangeran Diponegoro)
setelah sebelumnya dipercayakan ke ayah saya,” ujar Raden Mas (RM) Muh.
Yusuf Saleh, penjaga makam Pangeran Diponegoro yang masih merupakan
generasi ke empat, kepada penulis beberapa waktu lalu.
Menurut lelaki paruh baya tersebut, penjagaan makam ini diwariskan secara turun temurun kepada keturunan Pangeran Diponegoro.
Lazimnya pemakaman
umum lainnya, terdapat beberapa batu nisan dengan pepohonan berukuran
sedang. Makam Pangeran Diponegoro, yang berdampingan dengan istrinya,
Raden Ayu (RA) Ratna Ningsih cukup menonjol dibanding makam lainnya.
Makam setinggi dua meter itu dilengkapi cungkup berbentuk bangunan khas
Jawa yang bergaya Joglo.
“Total ada 98 makam. Dua makam yang besar merupakan makam Pangeran Diponegoro bersama istrinya, enam makam putra-putrinya, tiga makam pengikutnya serta 87 makam cucu dan cicit beliau,” jelas Muh. Yusuf.
Menurutnya, semasa
hidup, Pangeran Diponegoro sempat berwasiat kepada pengikut serta cucu
dan cicitnya untuk tidak kembali ke Jawa dan tetap menetap di Makassar.
“Tetapi, setelah masa
kemerdekaan, beberapa keturunan beliau sudah banyak yang kembali ke
Jawa serta di daerah lainnya. Entah karena pekerjaan maupun karena
menuntut ilmu,” imbuhnya.
Sebagai salah satu
peninggalan sejarah, makam Pangeran Diponegoro yang juga merupakan
salah seorang pahlawan nasional ramai dikunjungi berbagai kalangan,
baik para pelajar dan mahasiswa yang melakukan wisata sejarah,
peneliti, sejarawan maupun dari kalangan keluarga dan cucu Pangeran
Diponegoro.
“Sempat beberapa tahun yang lalu, setiap tanggal 8 Januari keturunan beliau yang
tersebar di berbagai daerah berkumpul di Makassar untuk memperingati
hari wafat beliau. Sedangkan untuk kalangan instansi pemerintahan,
umumnya mereka ziarah pada momen 17 Agustus,” kata Muh. Yusuf.
Untuk perawatan
makam, ia mengakui setiap tiga bulan mendapat kucuran dana dari Pemkot.
Di samping itu, juga berasal dari dana kotak amal yang ada di kompleks
makam. “Jadi pengunjung tidak dipungut bayaran. Mereka hanya mengisi
kotak amal secara sukarela,” tandasnya.
Perjuangan Pangeran Diponegoro
Menurut Muh. Yusuf,
Pangeran Diponegoro yang juga bernama Raden Mas Oentowirjo merupakan
putra sulung Sultan Hamengkubuwono III, raja ketiga Kesultanan Mataram.
Masa mudanya banyak dihabiskan di pesantren, mendalami ilmu
kesusasteraan, firasat, ilmu tata negara, bela diri dan kegemarannya
menunggang kuda.
Meski dibesarkan di
lingkungan keraton, ia lebih memilih kehidupan keagamaan dan berbaur
bersama rakyat. Saat akan dinobatkan sebagai Adipati Anom (putra
mahkota), Pangeran Diponegoro menolak dan memilih keluar istana dengan
menetap di Tegalrejo.
“Penolakan itu juga
didasari ketidaksukaan beliau terhadap ayahnya yang memilih bekerjasama
dengan Belanda. Di Tegalrejo, ia lalu menggalang kekuatan bersama
rakyat untuk melawan Belanda,” tutur Muh. Yusuf.
Perang Diponegoro pun
terjadi pada tahun 1825 sampai 1830. Tetapi, karena kelicikan Belanda,
akhirnya ia berhasil ditangkap dan diasingkan ke beberapa tempat.
Mulai dari Ungaran, Serang, Batavia (sekarang wilayah Jakarta), Manado
hingga menutup usia di Makassar.
“Beliau memang sangat
menentang Belanda. Sebelum wafat, ia sempat berwasiat ‘Teruskan
perjuanganku, bersihkan negara dari setiap kutu-kutu penjajah,”
ujarnya. [Sapriadi Pallawalino/Foto-foto: Ayatullah R. Hiba]
Makam Pangeran DiponegoroLokasi : Jln. Diponegoro, Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo (sekitar empat kilometer sebelah utara Lapangan Karebosi)Akses ke lokasi : Dapat diakses dengan angkutan umum, taksi maupun fasilitas yang disediakan hotel.Tarif masuk : Pengunjung tidak dikenai biaya. Hanya tersedia kotak yang amal yang bisa diisi secara sukarelaWaktu buka : Pukul 08.00 sampai 17.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar