Rumah Si Pitung, yang bentuknya seperti rumah panggung dan berada di Jl. Kampung Marunda Pulo, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, adalah sebuah rumah yang dipercaya orang ada hubungannya dengan Si Pitung, seorang jagoan legendaris Betawi di jaman penjajahan Belanda.
Agak sulit untuk menemukan lokasi Rumah Si Pitung karena saya tidak berhasil mendapatkan petunjuk arah yang jelas untuk sampai ke sana, dan perlu bertanya beberapa kali sebelum akhirnya berhasil sampai di tempat parkir di dekat lokasi.
Sebuah pesan selamat datang sederhana, yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempat parkir Rumah Si Pitung. Ferry mengabarkan bahwa jembatan ini sekarang sudah menjadi jembatan beton.
Rumah beratap coklat di sebelah kanan adalah Rumah Si Pitung, yang diambil dari sebuah titik sesaat setelah melewati jembatan di belakang pesan selamat datang.
Tengara Rumah Si Pitung yang terlihat masih baru saat itu, memberi informasi bahwa rumah itu adalah cagar budaya yang dilindungi oleh undang-undang. Jalan masuk ke rumah berada di ujung yang lain, dan pengunjung harus mengelilingi rumah dari arah sebelah kiri untuk sampai ke sana.
Beranda belakang dilihat dari sebelah dalam Rumah Si Pitung. Peralatan memancing tampak bergelantungan di atap rumah.
Beberapa orang beranggapan bahwa Rumah Si Pitung adalah tempat dimana ia pernah tinggal di Kampung Marunda, yang ternyata tidak benar. Rumah itu ternyata miliki seorang kaya yang pernah dirampok oleh Si Pitung sekitar tahun 1883, satu hal yang sering dilakukan oleh Si Pitung dan kawan-kawannya untuk membantu orang miskin yang membuatnya terkenal dan dipuja banyak orang, namun sangat mengganggu dan dibenci oleh orang kaya dan penguasa Belanda.
Sebuah meja makan di dalam Rumah Si Pitung dengan beberapa kendi tanah liat di atasnya.
Koleksi beberapa buah lampu minyak tanah tradisional tampak berjajar di atas sebuah balok penyangga langit-langit Rumah Si Pitung.
Sebuah dapur tradisional yang sangat sederhana namun terlihat masih agak baru di ujung belakang Rumah Si Pitung.
Pemandangan di bagian dalam Rumah Si Pitung. Nama sebelumnya rumah itu adalah Rumah Tinggi Marunda sebelum kemudian berubah menjdai Langgar Tinggi dan lalu Rumah Si Pitung.
Alat permainan congklak, rebana, sitar dan kopor-kopor tua yang disimpan di dalam Rumah Si Pitung.
Sebuah ruang tidur di bagian dalam sebelah kanan Rumah Si Pitung.
Lantai asli Rumah Si Pitung yang terbuat dari bambu. Penggantian menjadi lantai kayu seperti tampak sekarang ini dilakukan dalam sebuah pekerjaan renovasi yang didanai pemerintah DKI dalam tahun 1972. Dinding kayunya juga dicat ulang dengan warna merah tua.
Seperangkat meja dan kursi tamu kuno Rumah Si Pitung, dengan sebuah patung berwajah rata dengan pakaian adat Betawi.
Rumah Si Pitung menggunakan rancangan arsitektur rumah Bugis yang berasal dari Sulawesi. Pemilik rumah ini adalah H. Syafiuddi, seorang pedagang yang rumahnya dirampok oleh si Pitung ketika itu.
Sering terjadinya banjir di daerah Kampung Marunda, yang terletak di daerah pantai Utara Laut Jawa, mungkin menjadi alasan utama kenapa rumah ini dibangun di atas tanah setinggi sekitar 1,5 meter.
Rumah Si Pitung
Kampung Marunda Pulo, Cilincing
Jakarta Utara
GPS: -6.0967546, 106.9588249 (lihat Peta)
Jakarta Utara
GPS: -6.0967546, 106.9588249 (lihat Peta)
Cara paling mudah untuk pergi ke sana jika menggunakan mobil adalah melalui JORR (Jakarta Outer Ring Road), Jalan Lingkar Luar Jakarta, ke arah Cilincing:
- keluar di ujung jalan tol, masuk ke Jl. Raya Cakung – Cilincing
- belok kanan ke Jalan Akses Marunda, lewati jembatan dimana anda akan melihat banyak perahu tradisional mengambang di atas sungai
- belok kiri pada simpangan pertama (GPS: -6.1077827, 106.9600641); ikuti jalan sampai ke kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, belok ke kanan, lalu ke kiri mengikuti jalan
- jalan lurus dari sini, dan anda akan sampai ke tempat parkir (GPS: -6.0982615, 106.9600748)
Anda bisa juga naik angkutan umum dari Terminal Tanjung Priok ke arah Rorotan. Bilang saja ke supir bahwa anda akan mengunjungi Rumah Si Pitung dan dapatkan petunjuk darinya. (dari: http://www.thearoengbinangproject.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar