Selasa, 30 September 2014

Legenda geng motor yang paling di takuti di jakarta


 
Jakarta Rumah yang terletak di Rawa Badak, Jakarta Utara itu tertutup rapat. Dari luar, rumah berlantai dua itu tampak sepi. Tapi, suasana di dalamnya amat berbeda. Tiga keluarga besar yang menghuni rumah itu tengah berkumpul.

Kakak-beradik Bessy Radja Gah, Ridolof Radja Gah, dan Ryu, bersama istri dan anak mereka, sedang membicarakan sesuatu yang genting. Malam itu, Kamis 12 April, adalah malam ketiga sejak salah satu anggota keluarga mereka ditangkap polisi.

Joshua Raynaldo Radja Gah (21), yang merupakan anak kandung Ridolof, ditangkap pascatewasnya personel TNI Angkatan Laut, Kelasi Arifin Siri. Bahkan Joshua sudah dijadikan tersangka.

Penangkapan Joshua tak lepas dari sosok Ryu. Pria yang kini berumur sekitar 40-an tahun itu adalah pendiri geng motor terbesar di Jakut, Y-Gen. Hingga kini, kelompok itu masih exist dengan jumlah anggota cukup besar. Namun, menurut Bessy, Y-Gen saat ini terpecah jadi dua. 

Jejak Berdarah Y-Gen


 “Don’t Make Us Angry”. Inilah semboyan geng motor Y-Gen. Stiker berisi semboyan itu ditempel di motor semua anggota Y-Gen. Umumnya, stiker ditempel di bagian belakang sepeda motor mereka.

Y-Gen adalah geng motor yang bermarkas di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Inilah geng motor yang paling ditakuti di Jakarta saat ini.

Y-Gen sudah lama menjadi perbincangan klub motor maupun pengguna jalan di Jakarta. Geng motor ini dikenal brutal dan gampang naik darah, sehingga klub motor ataupun pengendara memilih menghindar bila bertemu mereka. Terlebih konvoi Y-Gen biasanya diikuti ratusan anggota. Belakangan Y-Gen harus berurusan dengan ‘geng motor’ lainnya yang lebih ganas. Ratusan orang berambut cepak dan berbadan tegap mendadak membentuk ‘geng motor’ tandingan untuk memburu Y-Gen.

Pachinko, Legenda Musuh Bebuyutan

Jakarta Ini kontrakan saya. Tapi kita nanti ngobrol di rumah teman saya saja ya,” kata Johny Indo ramah. Rumah yang ditunjuk Johny sebagai kontrakannya adalah sebuah rumah sederhana di Kawasan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat. Di rumah ini, Johny tinggal bersama dua anaknya, Aisyah (13) dan Asyiq (11). Istrinya sudah setahun kabur meninggalkan Johny. Rumah bercat abu-abu dengan jendela bercat kuning itu luasnya sekitar 100 meteran.

Hanya ada dua kamar di rumah itu. Ruang tamunya mungil saja dilengkapi TV 21 inch dan kursi sederhana. Di tembok di ruang tamu terpasang foto-foto Johny mengenakan baju muslim lengkap dengan pecinya.

Sederhana, begitulah hidup Johny Indo sekarang. Perampok yang terkenal dengan geng motor Pasukan China Kota (Pachinko) dan juga bintang film itu kini memang tidak lagi jaya. Ia menjalani hidupnya sebagai ustad yang bersahaja, bahkan tidak jarang kekurangan. “Saya cuma pegang Rp 15 ribu doang sekarang,” kata Johny datar. (http://imotsstyle.blogspot.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar