Jumat, 26 September 2014

Sejarah ayam Bangkok dan keturunan darah ayam ciung wanara

adu-ayam-290x150.jpg


Indonesia sudah mengenal sabung ayam sejak zaman kerajaan Majapahit.
Hingga sekarang, sabung ayam telah menjadi salah satu cerita rakyat yang melegenda,seperti cerita Ciung Wanara, Kamandaka, dan Cindelaras.
Cerita rakyat tentang sabung ayam ini berkaitan erat dengan kisah sejarah dan petuah yang disampaikan secara turun temurun.
ada zaman penjajahan Jepang, Kabupaten Brebes,Jawa Tengah, menjadi salah satu sentra ayam aduan yang sangat tersohor, terutama ayam berwarna merah yang dijuluki merah pernatas seliring galih(wiring galih),klungsu.
Ayam-ayam aduan di Brebes ini dipercaya masyarakat berasal dari keturunan ayam Ciung Wanara itulah kenapa ayam yang berasal dari brebes banyak peminatnya.
Sejalan dengan perkembangan zaman, sabung ayam menjadi lahan bisnis yang menguntungkan. Akibatnya, permintaan masyarakat terhadap ayam aduan terus meningkat, dan nilai bisnisnya semakin lama semakin tinggi.
Kota Tuban di Jawa Timur juga berperan dalam perkembangan ayam aduan.
Dari kota pesisir ini,ayam Bangkok pertama kali diperkenalkan di Tanah Air.
Tidak jelas siapa yang pertama kali mengintroduksinya dari Thailand. Yang pasti, hingga kini ayam Bangkok telah menyebar ke seluruh Indonesia dan sangat di gemari sebagai ayam aduan paling populer.
Sekitar 14 tahun yang lalu muncul ayam aduan dari Vietnam. Di Indonesia, ayam gundul ini pertama kali diperkenalkan oleh para importir ayam Bangkok. Selang dua tahun kemudian, arena sabung ayam diramaikan oleh pendatang baru dari Birma (sekarang Myanmar). Kendati bertubuh kecil, ayam Birma ini terkenal dengan tusukan dan sabetan tajinya yang tajam.. Hingga sampai saat ini para peternak melakukan cros breeding hingga muncul berbagai ras ayam baru demi menghasilkan ayam aduan yang lebih baik dan berkualitas.


Ciung Wanara adalah legenda di kalangan orang Sunda di Indonesia . Cerita rakyat ini menceritakan legenda Kerajaan Sunda Galuh , asal muasal nama Sungai Pemali brebes serta menggambarkan hubungan budaya antara orang Sunda dan Jawa yang tinggal di bagian barat provinsi Jawa Tengah.

Itulah kenapa di brebes juga ada yang memakai bahasa sunda dalam kesehariannya khususnya brebes bagian barat.
Dalam cerita ciung wanara tidak di sebutkan kemana ayam yang telah mengalahkan ayam prabu barma wijaya....?

Menurut kepercayaan masayarakat sunda brebes Di kerajaan galuh lah ayam ciung tinggal dan berkembang turun temurun sampai ke sebrang timur kali pemali hingga sampai saat ini masyarakat brebes percaya kalau darah ayam ciung wanara akan tetap ada di jawa tengah. (http://brebeschicken.heck.in/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar