Lokasi Sintai ini terletak di Tanjung Uncang dan tarifnya biasanya tidak terlalu tinggi hanya berkisar @Rp.150.000 hingga @Rp.200.000 untuk short time. Di lokalisasi di Sintai ini terdapat beberapa tingkatan PSK yang disesuaikan dengan tempat Mereka beroperasi. Diantaranya seperti yang saya sebutkan di bawah ini ;
- Kelas Hall
Mereka biasanya beroperasi di Diskotik. Berpenampilan sederhana dan tidak mencolok.
Tarifnya lebih tinggi berkisar @Rp.300.000 hingga @Rp.500.000 untuk short time.
- Kelas VIP
Mereka biasanya berpenampilan cantik, harum, berwajah ayu, cantik dan seksi lebih menarik. Lebih berkelas. Biasanya disediakan untuk kaum menengah ke atas. Untuk para pejabat yang nakal. yang memberikan layanan di kamar VIP.
Tarifnya berkisar @Rp.800.000 hingga @Rp.850.000 untuk short time.
- Kelas Communicate (Free Lance)
Mereka biasanya beroperasi dengan jaringan website pribadi dan by phone dari mulut ke mulut. Bisa dibilang mereka ini pelaku kambuhan, bukan berarti mereka wanita – wanita yang tidak mampu dan tidak punya pekerjaan. Bahkan ada yang bekerja di kantor yang sebenarnya orang baik – baik namun boros dan tidak bisa mengontrol keuangan sendiri. Motivasi mereka sebenarnya hanya untuk senang – senang dan gambling mencari pasangan hidup, pacar dan bank berjalan untuk memfasilitasi kebutuhan clubbing dan shopping mereka. Tidak jarang mereka juga berasal dari keluarga baik – baik dan punya title pendidikan setaraf diploma dan sarjana.
Namun jika hanya menggunakan Jasa Menemani dari Komunitas ini yang biasa dikenal dengan Komunitas HAPPY ini hanya di patok seharga berkisar @Rp.100.000 hingga @Rp.300.000. Komunitas HAPPY adalah kesatuan dari seluruh sindikat legal yang ada di Kota Batam. Saya tidak dapat memastikan legal atau semi legal. Nama Sintai dulunya Samyong. Adalah nama seseorang. Nama Samyong berubah menjadi Sintai karna Lokalisasi ini berada di Lokasi PT. SINTAI SHIPYARD Di Tanjung Uncang. Daan sebenarnya Sintai ini memiliki nama jalannya sendiri yaitu Jalan Teluk Danau, namun entah kenapa masyarakat lebih mengenalnya dengan nama SINTAI.
Kebanyakan mereka terjun ke dunia ini karna terjebak faktor ekonomi. Menurut saya pribadi tidak ada yang ingin jadi pelacur. Adakah yang semasa bersekolah pernah bercita – cita ingin menjadi pelacur? Saya rasa tidak ada. Untuk itu pemerintah juga harus membantu mereka menciptakan lapangan kerja. Saya sangat tidak setuju pelacur di hujat. Mereka berbuat sepertiitu karna faktor himpitan ekonomi tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk menghidupi dirinya dan keluarga karna tidak ada yangmemberikankesempatan kerja atau tidak ada keterampilan dan tidak tamat sekolah karna faktor biaya juga, sehingga susah mencari pekerjaan.
Pertama kali terjun menjadi PSK canggung dan malu karena sebelumnya belum pernah menggeluti profesi itu. Tapi rasa canggung itu hilang dengan sendirinya seiring dengan bergulirnya waktu. Untuk mencari pekerjaan lain di Batam ini tidak gampang. Semua perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang berpendidikan paling rendah SMA.
Lokalisasi Sintai sengaja didirikan Pemerintah Kota Batam beberapa tahun lalu untuk menghindari praktek prostitusi di tengah - tengah pusat Kota Batam. Tapi tujuan itu ibarat panggang jauh dari api karena faktanya bisnis prostitusi tetap marak diseantero jagad raya Kota Batam ini.
Di Sintai ribuan wanita bekerja disejumlah bar yang dibangun di lokasi itu. Hampir setiap malam ramai didatangi oleh warga asing maupun warga lokal Kota Batam. Beberapa waktu lalu anggota DPRD Kota Batam dari PKB Riki Syolihin sempat mengeluarkan usulan 'nyeleneh' mengusulkan memungut retribusi sebesar 10% dari pengguna jasa wanita – wanita penghibur di lokalisasi Sintai. Usulan menuai reaksi keras dari berbagai pihak termasuk dari pemerintah pusat.
Di Lokalisasi Sintai lainnya setiap bekerja wajib menggunakan pengaman dan tidak boleh sembarangan. 1 kali 1 minggu menjalani tes darah, tes urine untuk mendeteksi penyakit HIV AIDS. Namun yang saya ketahui dari pengalaman teman – teman saya HIV terdeteksi setelah 5 tahun melakukan profesi ini. Di Lokalisasi Sintai banyak yang peduli terhadap wanita – wanita itu guna menekan penyebaran HIV dan penyakit kelamin dan Panti Rehabilitasinya juga banyak. Kami diberi pengarahan mengenai kesehatan dan ada sosialisasinya juga setiap 2 bulan sekali. Mungkin itu salah satu alasannya Batam menjadi target ex DOLLY dan Kota Batam akan kebanjiran DOLLYNERS dalam waktu dekat ini. Karna semua fasislitas kesehatannya disediakan dengan baik.
Saat ini, Lokalisasi Sintai yang terletak di Teluk Pandan, Tanjunguncang tersebut sedikitnya memiliki 24 Bar danWisma yang berdiri di atas lahan seluas 2 hektar dan berpenghuni lebih dari 800 Pekerja Seks Komersiil.
Demikian informasi ini saya sampaikan, semoga bermanfaat.
*Sebagian foto-foto diambil dari Google.com
(http://forumbatam.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar