Minggu, 13 Juli 2014

Martabak



Siapa yang tidak kenal martabak? Rasanya hampir seiap orang di Indonesia mengenal jenis panganan yang satu ini. Harus diakui kue yang satu ini sangat tersohor, tampilannya yang menarik dan rasannya yang yummi memang sukar untuk dilupakan. Dari mulai anak-anak hingga orang tua senang dengan martabak.

Ada dua macam martabak yang terkenal di negeri kita. Martabak manis. Dulu dikenal sebagai "Terang Bulan". dan satu lagi, Martabak telor atau martabak asin. Konon katanya, asal martabak manis berasal dari kota Bangka belitung. Mereka menyebutnya Hok Lo Pan. Sementara martabak asin berasal dari India. Namun, karena banyak orang dari daerah Lebaksiu, Tegal, yang menjual martabak asin, maka orang mengira martabak asin berasal dari Lebaksiu. Namun kebeneran asal muasal dari kedua martabak ini belum tahu pasti.

Apapun jenis martabaknya, rata-rata orang menyukai ke-dua jenis martabak ini. Maka seringkali, jika mereka membeli martabak, selalu membeli kedua-duannya.

Martabak manis lezatos. Martabak yang lezat seharusnya memiliki ciri2 sbb:
  1. Lembut, Tidak mengeras sampai besok bahkan hingga lusa. Pada umumnya martabak yg kita jumpai kuenya tebal. Waktu masih panas terasa lembut, tetapi besoknya mulai mengeras.
  2. Kulit luar tipis dan tidak liat. Jika kulit luarnya tebal, pada waktu digigit akan terasa liat, apalagi bila sudah dingin. Martabak seperti ini sering kita temui.
  3. Teksturnya bagus. Bila teksturnya (sarangnya) bagus, pastilah martabak seperti ini lebih empuk dibandingkan jika sarang yg terbentuk jarang-jarang.
  4. Tidak ada after taste. Martabak yang bagus tidak akan tersisa rasa pahit, rasa lilin, atau getir di mulut kita. Martabak yang bagus tidak perlu menggunakan bahan pelembut, penguat rasa, pewarna makanan sintetis , pengenyal apalagi pengawet.
  5. Tidak asam, martabak menjadi asam karena dua hal. Adonan sudah basi. juga karena menggunakan yeast atau ragi. Untuk membuat martabak yang berkualitas baik, tidak dibutuhkan ragi. ragi membuat pori2 menjadi halus, warna kue tidak cerah, meskipun kue menjadi lebih lembut, dan menyebabkan kue berbau asam seperti kue pukis.
  6.  Tidak terlalu berminyakJika martabak terlalu banyak fat akan terjadi seperti ini : setiap kali gigitan, fat yang mencair seperti minyak berjatuhan. Sebenarnya apa tujuan menggunakan terlalu banyak fat? Jika ingin mendapat hasil kue yang lebih moist-lembab, bukan seperti ini caranya. Tetapi perhatikan komposisi bahan dalam adonan dan tehnik memanggang. Penggunaan fatpada kue martabak hanya sekedar membasahi pori2 yang terbentuk, agar pori2 tidak menyatu lagi.Sehingga tekstur kue tidak menggumpal.

Martabak Telur yang enak, memiliki ciri2 berikut :
  1. Rasa berimbang. Tidak terlalu asin, manis dan gurih. Tidak soal apa isinya.
  2. Tidak masuk minyak. Banyak pedagang martabak justru melubangi martabak telur, dan terus memasukan minyak ke dalam lobang2 tadi. Apa jadinya jika minyak yg sudah mulai coklat masuk kedalam martabak? Ini sering menimbulkan rasa tidak nyaman, gatal2, dsb pada tenggorokan.
  3. Kulit tidak terlalu tebal dan crispy. Jika adonan kulit terlalu tebal, kulit martabak akan lebih lama menjadi coklat. Selain itu rasa kulit bisa lebih dominan ketimbang isian. Jika terlalu lama menggoreng, maka bagian dalam atau isian martabak menjadi kering-sepak. Kurang moist, apalagi jika sudah dingin.
  4. Cukup Tebal. Martabak asin tidak harus setebal martabak manis, tetapi juga tidak terlalu tipis. Sehingga dua hal bisa didapat sekaligus, yaitu : crispy dan moist. Kecuali Anda suka yg sangat kering atau basah pada bagian dalamnya.
  5. Warna kulit coklat tua. Warna coklat tua menunjukan hasil gorengan yang sempuna. Ini akan menghasilkan kulit yang crispy dan kelembaban yang cukup pada bagian dalam. Pada waktu dipotong akan terdengar suara khas grek grek.... kita dapat langsung membayangkan gorengan yang sempurna.

Itulah beberapa hal ttg martabak. Semoga bisa menambah wawasan pembaca. Jika ada masukan lain atau complain, silahkan hubungi kami. (http://www.bakingsolution.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar