Selasa, 07 Oktober 2014

ASAL MULA NAMA SUNGAI MUSI


Zaman dahulu kala, hubungan lalu lintas laut di seluruh dunia dilakukan dengan perahu layar. Pada zaman itu, banyak pula bajak laut.
Ketika itu perdagangan tidak memakai sistem jual beli tetapi dengan sistem barter. Menurut cerita, ada kelompok bajak laut negeri Cina yang terdiri dari tiga perahu layar, berlayar ke Selat Bangka. Perompak itu dipimpin oleh seorang yang bergelar Kapten. Mereka tertarik ketika melalui muara Sungai Musi, terutama karena lebarnya. Kapten mencari dalam peta, ternyata sungai itu belum ada nama di peta.

Para perompak itu melihat banyak perahu besar dan tongkang datang dari hulu sarat dengan muatan hasil bumi, Mereka pun mulai membentuk kelompok-kelompok untuk menjelajah daerah-daerah hulu. Ada kelompok mereka yang sampai di daerah dataran rendah Gunung Dempo (daerah Lahat sekarang), mereka kagum melihat betapa suburnya tanah. Tanaman kopi dengan buahnya yang besar-besar. Begitu juga cengkih, kayu manis dan berbagai tanaman lainnya.

Kelompok yang menjelajah Muara Enim sekarang juga kagum dengan melihat tanaman rempah-rempah dan batubara yang muncul di permukaan tanah. Sementara itu yang sampai di wilayah Ranau, begitu takjub ketika melihat tembakau pun tumbuh disana. Kapitan pun begitu tertarik dengan Wilayah Sumatera Selatan yang berpusat di Sungai Musi, dia pun memutuskan untuk tinggal lama di Palembang. Dia memberi tanda melingkari daerah Sumatera Selatan dalam peta seraya berkata,"Kita sekarang berada di daerah ini. Ternyata daerah dan sungai ini belum ada namanya di peta. Sudah ku pikir-pikir, kita menamakan daerah ini Mu Ci (dalam bahasa tua Cina Han, Mu Ci berarti Ayam Betina, dan Mu Ci adalah nama bagi Dewi Ayam Betina yang memberikan keberuntungan pada manusia).

Seorang perompak bertanya,”Mengapa Tuan menamakan daerah ini Mu Ci?” Bukankah Mu Ci (Ayam Betina) adalah makhluk yg memberikan keuntungan buat manusia? Sekali bertelur belasan butir. Telur adalah sumber makanan dan rezeki. Daerah ini pun sangat subur, luar biasa suburnya, hasil rempah-rempahnya bermutu tinggi. Ada tambang batubara, emas dan lain-lain. Maka daerah ini layak di sebut Mu Ci, karena tanahnya demikian kaya raya memberi keberuntungan bagi manusia. "Kalian ingat, penduduk di daerah ini juga memiliki sifat yang baik yang dimiliki ayam. Kaum pria daerah ini ramah, dapat bergaul dengan baik dan suka menolong. Akan tetapi jangan berbuat curang atau menipu mereka. Bukankah ada empat orang teman kita yang mati karena di tusuk penduduk dengan pisau?" Pemimpin Perompak melanjutkan pembicaraannya.

“Itu salah teman kita sendiri, sudah saya perintahkan untuk berperangai baik. Daerah ini dan seluruh penduduknya akan jadi mitra dagang kita dalam jangka panjang. Selain itu, wanita di daerah Mu Ci ini juga sangat baik, kulit mereka kuning seperti kita. Kaum wanita daerah ini hebat dan mengagumkan. Mereka bekerja keras mencari makanan untuk anak-anaknya, hormat dan baik pada sesamanya. Akan tetapi jangan coba-coba mengganggu mereka dan anak-anaknya. Mereka bisa lebih ganas dari elang sekalipun”. Beratus tahun kemudian kata Mu Ci berubah menjadi Musi. (http://hendricorp.blogspot.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar