Sabtu, 03 Januari 2015

Museum Katedral Jakarta: Khazanah dan Rekam Jejak Gereja


Museum Katedral Jakarta: Khazanah dan Rekam Jejak Gereja
Duapuluh satu tahun silam, 28 April 1991, Museum Katedral diresmikan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia waktu itu, Mgr Julius Darmaatmadja SJ. Kini, lebih dari 400 koleksi barang bersejarah dipamerkan di sini.

Museum Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga atau yang dikenal Museum Katedral mulanya berdiri atas prakarsa mendiang Pastor Rudolf Kurris SJ yang saat itu menjabat sebagai Pastor Kepala Paroki Katedral Jakarta. Berbagai koleksi dipamerkan di dalamnya, seperti Monstrans bercorak Barok, Kasula, Tempat Berdoa Paus Yohanes Paulus II saat datang ke Indonesia, Patung Bunda Maria Berkonde, Patung Suster Emmanuella OSU, Piala, dan Aspergil.

Museum ini terletak di lantai dua Gereja Katedral. Untuk sampai ke sana, pengunjung harus menaiki tangga kayu. Museum Katedral memiliki luas area sekitar 400 m2. Ketika memasuki pintu museum, pandangan pengunjung akan tercerap ke patung Malaikat Gabriel dan Rafael di sisi kiri dan kanan pintu.

Menurut anggota pengurus museum, Gregorius Indra Sahadi, rata-rata pengunjung yang datang setiap hari berkisar 20-30 orang. "Yang datang tidak hanya dari kalangan Katolik. Ada juga dari agama lain dan turis," tutur pria yang akrab disapa Greg ini. Menurutnya, jumlah pengunjung yang datang tergantung pada bulan-bulan tertentu. Menjelang Paskah dan Natal, museum ramai dikunjungi. Museum ini dibuka bagi pengunjung pada Senin, Rabu, dan Jumat pukul 10.00-12.00 WIB.

Tiap dua bulan sekali open house diselenggarakan di Museum ini. Pengunjung yang datang sekitar 300-400 orang. Open house kali ini bertepatan dengan ulang tahun museum ke-21 yakni pada Minggu, 29 April 2012, mengusung tema "Bertumbuh dan Menjadi Dewasa dalam Iman".

Greg menjelaskan, tema ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa usia museum ini sudah memasuki usia dewasa seturut ukuran usia manusia. Maka, open house kali ini menyuguhkan beberapa kegiatan, antara lain: pameran perjalanan kegiatan museum Katedral, pesan dan kesan para pejabat Gereja serta negara yang berkunjung ke museum Katedral, foto-foto kunjungan dari berbagai agama, dan pemutaran film "Wisata Gereja Katedral".

"Untuk koleksi belum ada yang bertambah. Kami hanya menyuguhkan beberapa foto saja," ujar Greg. Biasanya, penambahan barang koleksi didapat dari umat Katolik atau mencari lewat internet. Untuk menyebarluaskan acara open house ini, Greg bersama teman-teman pengurus museum membuat poster untuk dibagikan ke berbagai paroki dan sekolah.

Tata letak

Pada sudut pintu masuk terdapat lukisan Gereja yang terbuat dari pelepah daun pisang karya Kusni Kasdut yang ia buat saat mendekam di penjara. Kusni Kasdut sendiri adalah seorang terpidana mati. Menjelang eksekusinya, ia bertobat dan dibabtis di penjara Cipinang pada 19 Desember 1968.

Secara keseluruhan, ruangan dalam museum ini dibagi berdasarkan jenis barang yang dikoleksi. Pertama, ruang liturgi. Ruangan ini terletak di menara benteng berisi alat liturgi seperti Monstrans bercorak gotik dan barok, Kasula, Tongkat Paus Paulus VI saat kunjungannya ke Indonesia pada 3-4 Desember 1970, Tongkat Gembala Mgr Claessens, piala, relikwi para misionaris, dan lain-lain. Pada Monstrans Gotik terdapat enam gambar santo dan santa di kakinya, serta relief kecil Malaikat dan Orang Kudus.

Kedua, ruang misionaris dan musik. Ruangan ini terletak di menara gading berisi organ dan beberapa partitur lagu. Selain itu, terdapat patung Suster Emmanuella OSU, salah satu dari tujuh suster Ordo Ursulin yang diutus untuk mendidik anak-anak di sekolah Batavia pada 7 Februari 1856. Tetapi Sr Emmanuella wafat empat hari setelah tiba di Batavia. Di samping patung Suster ini, terdapat perahu Belo bersama Pater Bonneke SJ yang berusaha menyelamatkan diri dari kejaran Belanda, karena berhasil menjalankan misinya di Flores. Pater Bonneke akhirnya tenggelam bersama perahunya di selat Lewotobi, Flores, pada 30 Juni 1889.

Ketiga, ruang buku. Ruangan ini berisi buku pemberkatan perkawinan 1886, buku babtis 1811, buku-buku Misa berbahasa Latin, buku lagu Gregorian untuk kor.

Keempat, ruang pameran khusus, yang biasanya berisi foto-foto saat open house. Ruang pameran khusus ini adalah penghubung antara ruang liturgi dengan ruang misonaris dan musik. Selain itu juga ada ruang berisi satu set kursi dan meja yang terbuat dari marmer buatan Belanda dan diberikan untuk pastoran Katedral. Ada pula lemari yang berisi Patung Bunda Maria Berkonde karya Pastor Reksaatmadja SJ. Patung ini ingin menghadirkan sosok Bunda Maria dalam wujud patung berpakaian tradisional Jawa. Di lemari yang sama terdapat beberapa peralatan lain seperti kotak pengumpulan dana pembangunan gereja.

Menambah wawasan

Seorang pengunjung, Putranto, mengaku senang bisa berkunjung ke Museum Katedral bersama anaknya. "Pada kesempatan kali ini, saya datang bersama anak. Soal datang ke Gereja Katedral sudah sering. Tetapi ke museumnya baru pertama ini," ujar Putranto. Menurutnya, museum sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan seputar alat-alat gereja. Pasalnya ada beberapa alat gereja yang jarang diketahi umat. "Misalnya, di sini saya bisa melihat bentuk, asal, dan kegunaan monstrans," tandas pria yang berasal dari Paroki St Matius Penginjil Bintaro ini.

Putranto berharap agar museum ini bisa dikelola lebih baik lagi dan terus menambah barang sejarah lainnya. Sebab, barang-barang itu bisa menambah wawasan seputar Gereja dan peralatannya. Misalnya, ada penjelasan pergantian uskup. Informasi ini penting untuk disampaikan ke umat.

Menurut Putranto, begitu banyak kekayaan Gereja yang belum ada di museum ini. "Koleksi peralatan zaman dulu sebaiknya ditampilkan guna menambah kekayaan barang-barang sejarah museum ini," imbuh Putranto.

Selanjutnya, Museum Katedral Jakarta akan menyelenggarakan beberapa event dalam waktu dekat ini. Misalnya pada Juni mendatang, bertepatan dengan launching film Mgr Soegija, museum katedral akan menampilkan beberapa peralatan peninggalan Mgr Soegijapranata beserta perjalanan hidupnya. Sedangkan, pada November bertepatan satu tahun wafatnya Pastor Rudolf Kurris SJ, akan berlangsung pameran mengenai riwayat atau biografi Pastor Kurris.



See more at: http://www.hidupkatolik.com/2012/05/23/museum-katedral-jakarta-khazanah-dan-rekam-jejak-gereja#sthash.F00GWb3i.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar