Selasa, 12 Mei 2015

Tan Khee Swie, Penerus Dalang Wayang Potehi

 PENERUS DALANG: Tan Khee Swie (baju biru) menyiapkan wayang Potehi sebelum pertunjukan. (suaramerdeka.com/ Cun Cahya)
PENERUS DALANG: Tan Khee Swie (baju biru) menyiapkan wayang Potehi sebelum pertunjukan. (suaramerdeka.com/ Cun Cahya)

Di Kota Semarang nama dalang wayang Potehi Thio Tiong Gie mungkin sudah tidak asing lagi, namun sejak setahun silam sang dalang telah meninggal dunia.
Kini sebagai penerusnya adalah asisten Thio Tiong Gie, yakni Tan Khee Swie (75) atau Sugiyarto yang bisa dibilang satu satunya penerus dalang wayang Potehi di Semarang.
Tan Khee Swie menceritakan awal mulanya ikut Thio Tiong Gie sebagai asisten dalang. Tahun 1960 dirinya diajak Thio Tiong Gie untuk menjadi asisten dalang dari menyiapkan perlengkapan. Dari situ Tan Khee Swie mulai belajar perlahan – lahan dari sang dalang hingga akhirnya paham dan menguasai.
Namun di tahun 1962, ia harus berhenti mengikuti Thio Tiong Gie dan bermain wayang Potehi ke Pekalongan, Rembang, Lasem Purwokerto dan Indramayu dengan beberapa dalang.
“Sampai tahun 1964 saya kembali ke Purwokerto dan berhenti total karena ada kerusuhan waktu itu,” ujarnya mengenang saat bermain di Pasar Imlek Semawis baru-baru ini.
Setelah berhenti main wayang Potehi, Tan Khee Swie meneruskan hidup dengan berjualan besi sekitar tiga tahun.
Hingga akhirnya tahun 2001 ia dipanggil lagi oleh Thio Tiong Gie untuk membantunya bermain Wayang Potehi. “Pak Thio ngomong ke saya, tolong saya dibantu main wayang potehi lagi karena tidak ada orang,” katanya yang beralamat di  Trengguli Raya 504 Semarang.
Ia pun menyanggupinya hitung-hitung nostalgia. Semenjak itulah ia dibawa Thio Tiong Gie kembali memainkan wayang.
Sepeninggalanya sang dalang, Tan Khee Swie menyayangkan belum adanya regenerasi dari keluarga Thio Tiong Gie ataupun dari luar.
“Kenapa semenjak bapaknya masih sehat tidak mau belajar justru sudah tidak ada baru mau belajar,” sesalnya.
Untuk belajar menjadi dalang Potehi menurut Tan Khee  Swie yang pertama harus disilpin dan tumbuh dari keinginan sendiri serta bersungguh-sungguh.
“Belajar wayang potehi itu tidak bisa dipaksakan harus dari hati nurani. Semenjak saya jadi asisten dalang saya mempunyai tekad harus bisa lebih dari mereka. Bisa dibilang selama hidup, saya sudah ikut sama enam dalang sehingga tahu karakter satu dalang dengan dalang lain,” ujarnya yang saat menjadi asisten berumur 23 tahun.
Ia pun dengan senang hati jika ada orang yang mau belajar wayang Potehi dengannya asalkan bersungguh-sungguh.
(http://berita.suaramerdeka.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar