Rabu, 25 Mei 2016

Fragmen Gerabah Slip Merah Kuak Misteri Pola Hias di Aceh

 Eskavasi dan penelitian arkeologi di Ceruk Mendale II, Aceh Tengah, berhasil menguak misteri asal usul pola hias kerawang. Bukti sejarah tersebut berupa fragmen gerabah slip merah yang ditemukan di lokasi eskavasi tersebut. Pada fragmen gerabah itu terlihat pola hias berwarna merah berbentuk huruf S dan X serta segi tiga. Arkeolog Ketut Wiradnyana dari Balar Medan yang memimpin eskavasi di Ceruk Mendale II, Kamis kemarin (4/6/2015) mengatakan, fragmen gerabah slip merah itu merupakan peninggalan zaman neolitik. Usia fragmen gerabah itu diperkirakan 3000 tahun lalu, sesuai hasil uji carbon dating terhadap penemuan yang sama setahun lalu. Wiradnyana meyakini, fragmen gerabah slip merah itu berhasil menguak misteri asal muasal pola hias kerawang yang kini menjadi pola hias khas di Aceh Tengah. Dia memastikan bahwa pola hias kerawang bukan jiplakan sebagaimana disinyalir banyak pihak selama ini. Penghuni Ceruk Mendale sebagai nenek moyang penduduk Aceh Tengah ternyata telah menurunkan pola hias kerawang kepada keturunannya. Setelah saya amati secara seksama, pola hias berbentuk huruf S pada serpihan gerabah slip merah itu mirip dengan pola hias “emun berangkat” dalam pola hias terkini di Aceh Tengah. Sedangkan pola hias berbentuk huruf  X mirip dengan pola hias bernama “tapak seleman,” dan pola hias segi tiga mirip dengan motif pola hias “pucuk rebung.” Selain tiga jenis pola hias tersebut, di Aceh Tengah dikenal juga beberapa jenis pola hias yang lain. Diantaranya “kekacang” yaitu pola hias serangkai lingkaran seukuran kancing yang dikelilingi oleh sejumlah titik. Pola hias “tapak tikus” terdiri dari titik berbentuk huruf C terbalik. Pola hias “bungeni bako” berbentuk lingkaran oval yang dirangkai menjadi sejenis bunga dan daun. Pola hias “rante” berbentuk tali berpilin tiga, dan pola hias “ulung lela” berbentuk kembang empat ulas. Selama ini, asal usul pola hias kerawang diatas kain atau pada produk gerabah sering diperdebatkan oleh para budayawan di Aceh Tengah. Perdebatan itu belum menemukan sebuah kesimpulan. Sebagian budayawan bersikukuh bahwa pola hias kerawang dimulai sejak berdirinya Kerajaan Linge pada abad 10 Masehi. Beberapa budayawan lagi bahkan menduga, pola hias kerawang merupakan jiplakan pakaian yang didatangkan Belanda dari India. Pada pakaian itu terdapat bunga dan ukiran yang mirip pola hias kerawang. Kemudian, oleh pengrajin di Aceh Tengah pada masa itu, dimodifikasi menjadi pola hias kerawang. Perdebatan itu terus berlangsung tanpa kesimpulan sampai kemarin. Hari ini, arkeolog Ketut Wiradnyana menemukan fakta baru tentang asal usul pola hias  kerawang. Orang-orang Hoabin yang 3000 tahun lalu datang dari daratan Thailand, kemudian mendiami Ceruk Mendale. Ternyata, mereka telah mulai membuat gerabah dengan pola hias mirip kerawang. Dapat diduga bahwa orang-orang Hoabin itulah yang mewariskan pola hias kerawang kepada keturunannya di Aceh Tengah. INI VIDEONYA

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/muhammadsyukri/fragmen-gerabah-slip-merah-kuak-misteri-pola-hias-di-aceh_5573a762b39273963b24d566

Tidak ada komentar:

Posting Komentar