Selasa, 03 Maret 2015

Pelabuhan Muara Jati Cirebon

Keberadaan Pelabuhan Muara Jati sangat erat kaitannya dengan sejarah berdirinya kota Cirebon, sehingga Pelabuhan Muara Jati pun merupakan salah satu target kunjungan ketika kami sedang berada di Kota Cirebon ini. Jika hari sebelumnya kami menggunakan becak untuk berkeliling di Cirebon, maka Pelabuhan Muara Jati kami kunjungi dengan menyewa sebuah mobil dan merupakan tempat pertama yang kami datangi di pagi itu. Melewati Jl. Sisingamangaraja kami pun masuk melalui pintu gerbang pelabuhan dan menyusuri jalan di dalam kompleks Pelabuhan Muara Jati sampai akhirnya tiba di sebuah dermaga yang berada di Jl. Pelita. Suasana cukup sepi di dermaga Pelabuhan Muara Jati ini. Hanya ada beberapa buah kapal yang terlihat tengah sandar, dan tidak ada kesibukan aktivitas bongkar muat yang lazim terjadi di sebuah pelabuhan niaga.
Pelabuhan Cirebon
Sebuah kapal tunda yang terlihat masih baru bernama KT Muarajati I tengah tengah sandar di salah satu dermaga Pelabuhan Muara Jati Cirebon ini. Di belakangnya adalah kapal patroli polisi perairan berwarna abu-abu dengan senapan mesin terpasang di haluannya.
Pelabuhan Muara Jati Cirebon
Beberapa buah kapal yang tengah sandar di dermaga Pelabuhan Muara Jati Cirebon. Di depan adalah ANS 86 dari Jakarta, dan di belakangnya adalah Atlantic Star 19 dari Samarinda. Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Muara Jati kabarnya memang sepi, karena para pedagang tampaknya lebih suka membongkar muat barangnya di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, atau Pelabuhan Tanjung Mas di Semarang.
Pelabuhan Cirebon
Kapal Atlantic Star 19 dilihat dari sisi depan. Pelabuhan Muara Jati Cirebon ini dahulunya adalah sebuah pelabuhan nelayan tradisional kecil, yang mulai berkembang menjadi pelabuhan niaga pada abad ke-14, menjelang berdirinya kerajaan di Cirebon.
Pelabuhan Muara Jati Cirebon
Tumpukan batubara yang membukit di atas sebuah kapal di sudut dermaga Pelabuhan Muara Jati Cirebon. Dermaga yang memanjang di sebelah kiri kapal tampaknya menjadi dermaga bongkar batubara di Pelabuhan Muara Jati Cirebon. Truk-truk pengangkut batubara ini sempat dipermasalahkan oleh masyarakat setempat karena seringnya mereka parkir di sembarang tempat.
Pelabuhan Muara Jati Cirebon
Sebuah perahu motor kecil tampak tengah melintas masuk ke dalam dermaga Pelabuhan Muara Jati Cirebon. Setelah beberapa saat di sekitar Jl. Pelita, kami pun meninggalkan dermaga ini, menyusur jalanan di dalam kompleks Pelabuhan Muara Jati Cirebon dan berhenti beberapa saat di dermaga kecil yang berada di Jl. Perniagaan.
Pelabuhan Muara Jati Cirebon
Kapal-kapal yang tengah sandar di dermaga di Jl. Perniagaan Pelabuhan Muara Jati Cirebon. Tidak pula terlihat kesibukan di dermaga kecil ini. Jika anda melihat peta Google Pelabuhan Muara Jati Cirebon pada bagian akhir tulisan ini, cobalah anda melihat citra satelitnya untuk mendapat gambaran mengenai posisi dan ukuran dermaga di Jl. Perniagaan ini, yang tidak terlihat pada peta biasa.
Pelabuhan Muara Jati Cirebon
Sebuah kapal kecil yang hampir seluruh badannya telah berada di bawah permukaan air, atapnya pun sudah dibongkar, menyisakan deretan tiang-tiang penyangganya, kandas di dermaga Jl. Perniagaan Pelabuhan Muara Jati Cirebon.
Pelabuhan Muara Jati Cirebon
Jangkar yang menjadi lambang kehidupan bahari, menggantung beristirahat di haluan kapal. Peran jangkar digantikan tali tambang kuat yang mengikat kapal di patok-patok baja atau beton di tepian dermaga ketika sebuah kapal tengah bersandar.
Pelabuhan Muara Jati Cirebon
Haluan kapal yang nyaris tenggelam menjadi sebuah pemandangan yang cukup menarik di dermaga Jl. Perniagaan di Pelabuhan Muara Jati Cirebon ini. Kapal pun mengikuti siklus lahir, jaya, dan mati.
Pelabuhan Muara Jati Cirebon
Pengendara sepeda motor tampak tengah melintas di depan gedung tua di Jl. Perniagaan di kompleks Pelabuhan Muara Jati Cirebon. Gedung ini bertahun pembuatan 1918, dan tampaknya dijadikan sebagai tempat pergudangan.
Pelabuhan Muara Jati Cirebon
Kapal-kapal sandar di dermaga Jl. Pelita Pelabuhan Muara Jati Cirebon dengan latar belakang biru Gunung Ceremai yang dibalut sederet awan putih.
Manuskrip Purwaka Caruban Nagari menyebutkan bahwa pada abad XIV desa nelayan kecil Muara Jati ini telah disinggahi banyak kapal asing untuk berniaga dengan penduduk setempat. Adalah Ki Gedeng Alang-Alang yang ditunjuk oleh penguasa Galuh (Padjadjaran) sebagai pengurus pelabuhan ini. Kemudian Ki Gedeng Alang-Alang memindahkan para nelayan ke tempat pemukiman baru di daerah Lemahwungkuk, dan ia pun diangkat sebagai kepala pemukiman baru itu dengan gelar Kuwu Cerbon. (http://www.thearoengbinangproject.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar