Kamu suka wisata alam? Sudah pernah
berkunjung ke Pangalengan? Pangalengan merupakan salah satu kecamatan di
Bandung Selatan yang terkenal dengan perkebunan teh Malabar yang saat
zaman kolonialisme dulu adalah milik Bosscha yang kini menjadi milik PT.
Perkebunan Nusantara VIII. Banyak yang mengenal seorang Bosscha adalah
sebuah tempat peneropongan bintang di daerah Lembang. Apakah kamu tahu
bahwa Bosscha sebenarnya nama seorang konglomerat kaya raya asal Belanda
yang ia mendedikasikan seluruh hidupnya di tanah sunda khususnya bagi
Pangalengan. Dan ia pun akhirnya meninggal dan dimakamkan di kawasan teh
Malabar perkebunan miliknya yang dikelola hingga terkenal ke penjuru dunia khususnya di Hindia-Belanda.
Kali ini saya akan men-share mengenai tempat wisata unik yang ada di Pangalengan termasuk saksi sejarah dari peninggalan Bosscha. Okee let’s check this out!
1. Rumah/Museum K.A.R. Bosscha
Karel Albert Rudolf Bosscha
Perkebunan teh Malabar telah dibuka sejak tahun 1890-an oleh Preangerplanter
bernama Kerkhoven yang sebelumnya sudah membuka perkebunan teh di
daerah Gambung, Ciwidey. Namun popularitas kawasan Kebun Teh Malabar
berkembang dengan pesat dan memuncak setelah Kerkhoven mengangkat
sepupunya, Karel Albert Rudolf Bosscha, untuk menjadi administratur
perkebunan ini pada tahun 1896.
Peran Bosscha sebenarnya sangat besar
bagi bangsa ini terutama untuk kota Bandung. Sifatnya yang dermawan
telah memberikan dampak bagi perkembangan dan kemajuan Kota Bandung di
masa kolonialisme dulu. Beberapa di antaranya ia membangun Technische Hooge School (ITB sekarang) beserta fasilitas laboratoriumnya yang sangat lengkap dan terbesar di dunia saat itu, Sterrenwacht
(peneropongan bintang) Bosscha di Lembang, Gedung Merdeka yang dipakai
untuk Konferensi Asia Afrika, PLTA Cilaki di Gunung Sorong, serta
berbagai sumbangan untuk Doofstommen Instituut (Lembaga Bisu Tuli) dan Blinden Instituut (Lembaga Buta) di Jln. Cicendo dan Jln. Pajajaran, Leger des Heils (Bala Keselamatan), dan beberapa rumah sakit di Bandung.
Karel Albert Rudolf Bosscha semasa
hidupnya menetap di Malabar Pangalengan Kab. Bandung dan sambil
membangun perkebunan teh Malabar yang sangat luas dan sempat mencapai
kejayaan pada masa Hindia-Belanda. Seakan tak ingin jauh dari tempatnya
bekerja Bosscha membangun sebuah rumah sederhana untuk ia tinggali saat
masih hidup yang kini masih berdiri kokoh.
Karena Bosscha telah meninggal kini rumah
ini dijadikan sebuah “Museum Bosscha” yang menjadi saksi sejarah dari
seorang Bosscha yang sekarang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara
VIII (PTPN VIII).
Rumah ini sangat unik dengan arsitektur
khas ala Belanda dan dibangun ditengah-tengah perkebunan teh Malabar.
Dan rumah ini sempat dijadikan lokasi syuting film “Heart” &
“Bidadari-Bidadari Surga”.
Lokasi/Alamat Rumah/Museum Bosscha
Lokasi dari rumah/museum Bosscha ini
adalah terletak di kawasan perkebunan teh Malabar Pangalengan Kabupaten
Bandung dan masuk pada kawasan PT. Perkebunan Nusantara VIII (PTPN
VIII).
Harga Tiket Masuk Rumah/Museum Bosscha
Untuk masuk ke lokasi rumah/museum
Bosscha ini kamu tidak akan dipungut biaya alias gratis kecuali jika
kamu ingin masuk ke dalam rumah/museum Bosscha maka ada biaya
seikhlasnya kepada penjaga museum untuk biaya kebersihan dan perawatan
ruangan serta kamu akan diterangkan pula mengenai sejarah rumah Bosscha
tersebut oleh penjaga disana.
Atau jika kamu ingin syuting film di
tempat ini khususnya di dalam ruangan rumah/museum Bosscha maka akan
dikenakan biaya khusus dan harus meminta izin minimal 3 bulan sebelumnya
dan harus melewati perizinan yang cukup rumit.
Penginapan Villa Bosscha
Berbeda dengan rumah/museum Bosscha yang
tak bisa kamu sewa untuk penginapan. Di lokasi rumah/museum Bosscha ini
dibangun beberapa villa kayu dan cottage permanen yang
disewakan secara komersil bagi pengunjung yang ingin menginap di kawasan
perkebunan teh Malabar. Nampaknya menginap di perkebunan teh ini akan
sedikit unik, selain dekat dengan rumah/museum Bosscha kamu bisa melihat
keindahan perkebunan teh Malabar, dengan background Gunung Nini yang indah serta menapaki jejak dari seorang Bosscha.
Harga di penginapan Villa Bosscha ini sangat beragam. Villa kayu berkisar 750rb/malam saat weekdays dan 1jt/malam saat weekend (termasuk makan pagi untuk 2 orang). Atau mungkin kamu ingin penginapan yang lebih murah maka bisa menginap di guest house (bukan kayu) yang berkisar 3oorb/malam saat weekdays dan 450rb/malam saat weekend guys (termasuk makan pagi untuk 2 orang). (Harga sewaktu-waktu dapat berubah).
2. Makam Karel Albert Rudolf Bosscha
Bosscha merupakan seorang Belanda yang
berdedikasi tinggi bagi negaranya Belanda yang membangun perkebunan teh
Malabar yang kini menjadi milik bangsa kita Indonesia dan ia pun
meninggal dan di makamkan di negeri ini, tepat di tengah-tengah
perkebunan Malabar yang dibangunnya semasa hidup. Saat kamu berkunjung
ke Pangalengan berkunjunglah ke makamnya sambil mendoakan beliau,
meskipun ia seorang penjajah tapi baktinya bagi negeri ini dapat kita
rasakan saat ini.
Yang membuat makam ini terlihat unik
adalah makam ini dibangun khas makam bangsawan Eropa yang terlihat megah
dan menawan. Diatas makam ini berbentuk sebuah topi yang sering dipakai
oleh bangsawan Belanda saat zaman kolonial dulu, dan topi ini pulalah
yang sering dipakai oleh Bosscha saat bekerja di perkebunan teh Malabar
ini.
Saat saya berkunjung ke makam ini disana
ada penjaga makam yang setiap hari merawat kebersihan dari makam ini dan
ia pun bersedia menjelaskan kepadamu tentang makam ini dan kenapa
Bosscha meninggal. Untuk perawatan dan kebersihan makam tersebut maka
kamu akan dikenakan biaya sebesar 5rb/orang guys.
3. Pohon Teh Langka dari India Mirip Hutan Harry Potter
Biasanya kita melihat pohon teh yang
pendek sekitar 1-2 meter saja, namun di Malabr ini yang lokasinya tak
jauh dari makam, terdapat suatu area pepohonan teh yang sudah berumur
lebih dari 100 tahun.
Pohon teh ini mencapai ketinggian hingga 6
meter lebih yang berasal dari biji-biji teh Assam (India) yang ditanam
pada tahun 1896 saat Bosscha membangun dan membesarkan perkebunan teh
Malabar. Biji teh dari Assam inilah yang kemudian menjadi bibit bagi
perkebunan teh di sekitar Pangalengan. Jadi bisa dibilang bahwa pohon
teh yang tinggi ini adalah cikal bakal dari perkebunan teh Malabar, dan
apabila dilihat pohon-pohon teh ini sangat unik dan mirip hutan yang ada
di dunia sihir Harry Potter.
Nahh guys itu dia beberapa lokasi dari
peninggalan seorang Bosscha yang menjadi pendiri dari perkebunan teh
Malabar Pangalengan. Selamat berkunjung kesaya guys..
Happy wonderful traveling..
(https://ridwanderful.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar