Rabu, 30 Juli 2014

Pasar Bambu Kuning

 


Dahulu Lokasi Perkantoran Pemerintahan Bandarlampung
Warga Bandarlampung pasti tahu dengan Pasar Bambu Kuning. Ya, pasar tersebut adalah pasar tertua di Bandarlampung setelah Pasar Bawah dan Pasar Cimeng. Tetapi tidak banyak yang tahu kalau lokasi Pasar Bambu Kuning sekarang, dahulunya merupakan kantor wali kota Bandarlampung.

PASAR Bambu Kuning adalah pasar tradisional terbesar di Kota Bandarlampung. Pasar yang terletak di pusat kota ini terdiri tiga lantai. Lantai satu khusus untuk pedagang kios. Tercatat, sekitar 270 kios yang menawarkan beragam jenis kebutuhan sehari-hari, termasuk barang-barang kerajinan khas Bandarlampung.
Sementara, lantai dua ditempati ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang menjual beragam produk seperti buah-buahan, sayuran, pakaian, dan tas. Sedangkan lantai tiga diperuntukkan pedagang makanan.
Khusus pedagang makanan memang sengaja ditempatkan di lantai tiga karena meniru konsep tata ruang di pusat-pusat perbelanjaan modern pada umumnya, yakni sentra makanan berada di lantai paling atas.
Sejak dahulu, Pasar Bambu Kuning memang dikenal sebagai tempat belanja favorit di Kota Bandarlampung. Sejak dibuka sekitar pukul 07.00 hingga 18.00 WIB, pasar ini selalu dipadati pengunjung untuk membeli berbagai keperluan sehari-hari.
Puncak keramaian di pasar ini biasanya terjadi saat bulan Ramadan dan menjelang hari raya. Tak jarang, pusat perbelanjaan ini menambah waktu operasionalnya hingga pukul 23.00 karena masih banyak pembeli yang berbelanja untuk keperluan Lebaran.
Keistimewaan lain dari Pasar Bambu Kuning adalah produk-produk yang ditawarkan cukup murah dengan kualitas yang tak kalah bagus dari tempat belanja lainnya.
Hanya, pembeli harus pandai-pandai menawar untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Kenikmatan tersendiri pastilah dapat dirasakan jika mampu mendapatkan separuh harga dari yang ditawarkan pedagang.
Selain murah, barang-barang yang ditawarkan di pasar ini tersedia dalam banyak pilihan. Jika berkunjung ke Kota Bandarlampung dan bingung mencari oleh-oleh makanan ataupun kerajinan khas Lampung seperti kain tapis, Pasar Bambu Kuning dapat dijadikan sebagai tempat belanja alternatif. Sehingga tak jarang turis domestik yang datang ke kota ini menyempatkan diri belanja ke pasar tersebut.
Seperti hari-hari biasanya, Pasar Bambu Kuning tampak ramai dipadati pembeli maupun pedagang yang berinteraksi. Banyak kendaraan roda dua maupun roda empat terparkir di pasar ini.
Namun siapa sangka, lokasi Pasar Bambu Kuning saat ini ternyata dahulunya tempat pusat pemerintahan Kota Bandarlampung. Informasi itu diceritakan Ki Agus Hi. Cek Man Zen (83), salah satu saksi sejarah terbentuknya Kota Bandarlampung.
Kepada Radar Lampung, Yai –sapaan akrabnya– mengatakan, sebelum ada Pasar Bambu Kuning, dahulu pernah berdiri Kantor Wali Kota Bandarlampung di sana.
’’Di dekat Gereja Marturia Bambu Kuning itu dahulunya kantor wali kota Bandarlampung. Sekarang sudah nggak ada lagi bekasnya. Yang ada hanya toko-toko yang berdiri,” katanya.
Selain kantor wali kota, lanjut Yai, di tempat itu juga pernah berdiri markas komando distrik militer (makodim) dan dekat dengan rumah tahanan yang terletak di Jl. Imam Bonjol.
’’Karena perkembangan zaman, akhirnya kantor wali kota dan kodim berpindah tempat. Kalau kantor wali kota di Jl. Dr.Susilo. Sedangkan kodim sekarang di Jalan Imam Bonjol,” ujarnya yang mengaku lupa tahun perpindahan kantor tersebut.
Dia menjelaskan, tak jarang warga kabupaten yang ada di Provinsi Lampung menyebut Kota Bandarlampung sebagai Tanjungkarang. Sebab, pusat pemerintahan Bandarlampung dahulunya memang terletak di Tanjungkarang.
’’Buktinya, dahulu itu orang luar yang mau ke Bandarlampung menyebutnya mau ke Karang. Nah, Karang itulah Kota Bandarlampung, karena dahulu pusat pemerintahan ada di Tanjungkarang, yakni dekat Pasar Bambu Kuning itu,” katanya.
Dia menambahkan, Pasar Bambu Kuning ada sejak tahun 1950-an, namun mulai ramai pedagang dan pembeli pada tahun 1963. ’’Saat ini, Pasar Bambu Kuning semakin besar dan memang sudah menjadi kebanggaan warga Kota Bandarlampung sejak dahulu,” ucapnya. (http://radarlampung.co.id/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar