Selasa, 09 September 2014

Gang Sadar, di Balik Wisata Malam Baturraden



Siapa yang tidak mengenal GS Baturraden? tempat itu bagai pisau yang bermata dua. keberadaannya dari sisi sosial merupakan suatu yang melanggar norma, namun dibalik itu mempunyai makna dan hikmah. Bayangkan saja kalau tidak ada lokalisasi, nantinya justru akan merebak menyebar ke berbagai titik sudut suatu kota. Dan uniknya dari Gang Sadar akan menyadarkan keberadaan hakikat hidup yang sebenarnya (bagi yang mau sadar).
Keberadaan gang itu memang kecil, tidak terlalu luas hanya terdiri dari puluhan rumah dan dalam satu komplek wilayah. Suasana terlihat sepi di siang hari namun berbeda saat malam hari karena banyak yang bertransaksi. Gang sempit ini pernah mendapatkan penghargaan nasional dalam manajemen pengelolaan lokalisasi. Tentu bukan suatu proses yang sederhana namun butuh perjuangan warga setempat dan kepedulian dari berbagai LSM, Dinas terkait hingga para aktifis sosial.
13698670211159497536
(Ilustrasi Gang Sadar Baturraden / merdeka.com)
Manajemen yang rapi dan baik dalam edukasi terhadap para PSK membuat bisnis ini semakin subur bak jamur di musim hujan. Mungkin anda tak terpikirkan, bahwa menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) bukanlah menjadi cita-cita, namun karena berbagai faktor dan alasan yang menjadikan mereka (PSK) terjun ke dalam lembah pemuas pemburu nafsu.
Diluar dari ketidak baikan sebuah lokalisasi, menyimpan beragam keunikan dan hikmah yang bermanfaat bagi masyarakat. Coba bayangkan kalau tidak ada lokalisasi di suatu daerah, yang ada justru akan merebaknya penyakit masyarakat di berbagai tempat tanpa terkontrol dan terkendali. Dalam pengelolaan GS juga berlaku syarat dan ketentuan (TOS) bagi warga yang kost di lokalisasi baturraden. Diantaranya adalah usia tidak boleh dibawah umur, ini sebagai upaya prefentif atau pencegahan terhadap nasib masa depan anak bangsa.
Dalam memberikan pelayanan warga (anak kost) GS tidak diperkenankan melakukan di wilayah atau komplek Gang Sadar. Di lokalisasi hanya bertransaksi dan memesan sedang eksekusi di luar wilayah komplek baik di hotel, wisma ataupun di tempat lain sesuai dengan keinginan pelanggan.
Dari sisi kesehatan, para PSK di komplek gang sadar tidak akan menjual dirinya kalau tidak dalam keadaan yang benar-benar sehat. Ia lebih memilih untuk menyembuhkan dirinya daripada keuntungan uang semata. Cek Kesehatan dan pelayanan VCT juga diberikan secara rutin, konsultasi dan pelayanan kesehatan yang difasilitasi Dinas terkait ataupun aktifis mahasiswa serta aktifis Sosial dalam kepeduliannya terhadap penyakit HIV/Aids.
Kepedulian edukasi juga selalu diberikan kepada warga GS, agar nantinya setelah berhenti (pensiuan) dari PSK bisa melanjutkan usaha serta mengembangkan ilmu dan ketrampilan yang didapatnya. Kursus seperti menjahit, bahasa inggris, hasta karya yang menghasilkan karya-karya dari tangan terampilnya serta ada juga kursus ngeblog/internet dan masih banyak sekali ragam edukasi yang dilakukan oleh para aktifis untuk kepedulian kepada warga gang sadar.
Kemasyarakat terhadap lingkungan juga di tanamkan dengan aktifnya para warga untuk ikut serta aktif dalam kegiatan PKK di desa tersebut yang masih dalam wilayah kecamatan baturraden. Mengikuti kegiatan arisan, kebersihan dan lainnya dalam menyukseskan program PKK.
Keberadaan gang sadar memang ada dan nyata di tengah-tengah masyarakat banyumas dan sekitarnya yang merupakan tempat rekreasi wisata malam bagi yang butuh kepuasan. Dari gang sadar juga menjadi wisata Religi yang menjadi tujuan kaum adam untuk menggapai spriritualitas dalam beragama. Memasuki gang sadar bukan berarti harus bertransaksi disana melainkan bisa jadi justru belajar dan memaknai indahnya kehidupan. Diharapkan setelah keluar dari tempat tersebut bisa sadar dan bersyukur atas apa yang telah di dapatkan dan diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Maksudnya setelah mengetahui kondisi lingkungan baik sosial, segi ekonomi, budaya di lokalisasi gang sadar maka akan timbul kesadaran dalam diri manusia untuk semakin SADAR akan dirinya dan keberadaan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Profesi ini bukan pilihan kami, melainkan sudah menjadi ketetapan Tuhan untuk menjalaninya, namun suatu saat pasti akan berhenti (pensiun) dan kembali di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, siapa si yang mau cadi PSK?, ucap mbak ayu (bukan nama sebenarnya) yang sudah 3 tahun kost di Gang Sadar Baturraden.
Harus memaki dan menjelakan mereka atau justru bersyukur dengan keberadaan mereka?, entahlah.. dari setiap kejadian dan perbuatan pasti ada sisi kebaikan dan keburukan, dari situlah hendaknya kita belajar. Tak di pungkiri dari lokalisasi juga menjadi sumber pendapatan daerah melalaui retribusi, dari lokalisasi menjadi peluang usaha bagi warga sekitar seperti warung,  tukang ojek dan sebagainya. Serta yang lebih penting, dari gang sadar kita harus belajar dan memang harus “Sadar” akan keberadaan mereka dan syukur bisa menyadarkan otak kita akan pikiran-pikiran negatif, menyadarkan para hidung belang dan semoga orang-orang yang telah (pernah) mampir ke sana bisa benar-benar sadar dan kembali ke jalan yang benar. Semoga ada hikmah dibaliknya.  Selamat malam sobat kompasianer… salam hangat dari dinginnya malam baturraden. ^_^
Purwokerto - Banyumas, 30 Mei 2013 
(banyumas maya, http://sosbud.kompasiana.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar