* Sebuah Legenda Maestro Keroncong
Tak banyak penyanyi atau pemusik Indonesia yang mampu menjadi legenda di masyarakat. Satu dari sedikit itu ialah maestro keroncong asal Solo, Jawa Tengah, bernama Gesang Martohartono, pencipta Bengawan Solo.
Sebuah
lagu keroncong yang menyeberangi lautan. Lagu yang sangat digemari di
Jepang. Lagu merupakan bahasa umum yang melintasi dunia. Lagu yang telah
menjembati pertukaran kebudayaan pada akar rumput antara Jepang dan
Indonesia. Tak banyak pula dari penyanyi atau pemusik Indonesia yang
mampu bertahan hingga usia 85 tahun. Gesang bahkan telah membuktikan
bahwa dalam usianya yang ke-85 tahun masih mampu merekam suaranya.
Menyebut kekaguman terhadap Gesang sebagai sebuah legenda.
Bukan
hanya masyarakat Jepang yang mengagumi Gesang. Nama Gesang dengan
Bengawan Solo-nya juga cukup dikenal pula di daratan Tiongkok. Dalam
kaitannya dengan itu, ia menyebut jasa Bung Karno yang pada masa lalu
sering membawa misi kesenian ke RRC, Vietnam, dan negara Asia Tenggara
yang lain.
Berikut petikan syair lagu Bengawan Solo
Bengawan Solo, riwayatmu ini
Sedari dulu jadi perhatian insani
Musim kemarau, tak seberapa airmu
Di musim hujan air meluap sampai jauh
Mata airmu dari Solo
Terkurung gunung seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut
Itu perahu, riwayatmu dulu
Kaum pedagang s’lalu naik itu perahu
Lagu
Bengawan Solo yang berlanggam keroncong itu sangat terkenal di Jepang.
Orang Jepang langsung tahu bila kita menyebut “Bengawan Solo” karena
sudah sejak lama mereka kenal. Terutama bagi mereka yang sudah berusia
lanjut, mendengar lagu ini menimbulkan perasaan nostalgia.
Demikianlah,
melalui Bengawan Solo yang digubah oleh Gesang, telah tumbuh pertukaran
yang bersejarah antarrakyat Jepang dan Indonesia.
Lagu
Bengawan Solo masuk ke Jepang untuk pertama kali sekitar setengah abad
yang lalu di kala masa perang. Pada waktu tentara Jepang mendarat di
Pulau Jawa, lagu itulah yang terdengar dari radio secara luas di
kalangan serdadu Jepang serta orang-orang yang berada di Indonesia.
Seusai perang, berkat para tentara Jepang dan orang-orang perusahaan dagang Jepang
yang pulang kembali ke negerinya, lagu tersebut kerap terpelihara
eksistensinya. Bahkan lagu Bengawan Solo dengan syair dalam bahasa
Jepang menjadi sangat populer. Konon orang-orang di Jawa yang mendengar
lagu itu merasakan ketenangan hati serta nostalgia, mengingatkan mereka
akan masa mudanya karena melodi lagu serupa dengan lagu rakyat Jepang.
Melalui
Gesang dan musik keroncong, orang menjadi sadar bahwa musik adalah
sesuatu yang mutlak perlu bagi persahabatan dan perdamaian dunia.
Lebih-lebih
lagi, berkat kerendahan hati Pak Gesang, kepribadiannya telah membawa
keakraban dan kehangatan bagi orang Jepang. Berkat kunjungannya ke
Jepang, keroncong telah mengalami boom secara diam-diam.
Lagu merupakan bahasa umum yang melintasi dunia. Lagu Bengawan Solo, yang melintasi batas negara dan memperkaya hati manusia, telah menjembatani pertukaran kebudayaan pada akar rumput antara Jepang dan Indonesia.
(http://mengerjakantugas.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar