Kamis, 20 Oktober 2016

Asal-usul Kerupuk Melarat


Kenapa Disebut Kerupuk Meralat..? Ini Asal-usul Nama Kerupuk Melarat
 Satu lagi makanan khas Cirebon, yakni kerupuk melarat. Jika menyebut kerupuk melarat, sepertinya sudah bukan hal yang asing bagi masyarakat di wilayah timur provinsi Jawa Barat, khususnnya masyarakat Cirebon.
Kerupuk melarat memiliki keunikan dalam rasa, bentuk bahkan proses pembuatannya hingga jajanan yang biasa dicajikan sebagai cemilan ini bisa disantap dengan cara ditemani dengan sambel oncom berbagai rasa.
Kerupuk melarat, merupakan camilan berbeda dengan kerupuk yang biasa diolah menggunakan minyak goreng dalam wajan. Ini keunikan dari kerupuk melaran, unik dalam pembuatannya, proses memasaknya yang menggunakan pasir sebagai pengganti minyak goreng.

“Bagi sebagian masyarakat sudah mengetahui, jika proses penggorengannya menggunakan pasir lembut yang disebut disangrai. Namun saat ini, sudah banyak memakai minyak goreng, dan memang hasilnya lebih menarik. Hanya, tidak sedikit pelaku usaha yang masih menggunakan pasir dalam metangkan kerupuk meralat siap dimakan,” kata Ipul, karyawan di sebuah pabrik pembuatan kerupuk melarat di Desa Dawuan, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon, Rabu (12/05).
Tak hanya itu, dari proses pengolahan yang menggunakan pasir itulah masyarakat Cirebon menyebutnya dengan sebutan kerupuk melarat. Untuk nama kerupuk melarat sendiri, kali pertamanya karena sejumlah pelaku usaha merasa kesulitan mendapatkan minyak goreng yang harganya mahal. Akhirnya muncul lah, kerupuk itu diberikan nama kerupuk melarat.
Hal ini, yang kemudian mendorong pelaku usaha, untuk membuat inovasi agar dapat membuka usaha bisnisnya dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu inovasi yang dilakukan, adalah dengan memasak kerupuk melarat menggunakan pasir atau disangrai.
“Pasir yang digunakan saat itu bukanlah pasir sembarangan, melainkan pasir yang berasal dari pegunungan yang sudah melewati proses pengayakan. Selanjutnya pasir tersebut pun kembali diayak. Setelah bersih pasir dijemur agar dihasilkannya pasir bersih dan kering,” jelasnya.
Dikatakan Ipul, saat ini sudah banyak model dan rasa, seperti warna yang banyak macamnya, hingga memberi berbagai macam rasa setelah kerupuk melarat selesai proses sangrai.
“Sekarang kerupuk melarat memiliki ciri khas warnanya, seperti merah, putih dan kuning. Ada tiga warna yang kami buat di sini,” tandasnya. (Dea Deliana/http://www.cirebontrust.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar