Kamis, 19 Maret 2015

Museum Batik Kuno Danar Hadi

Museum Batik Kuno Danar Hadi terletak di Jalan Slamet Riyadi 261 Surakarta atau terletak di dalam sebuah kompleks bangunan kuno yang dulunya merupakan Ndalem Wuryaningratan. Bangunan ini dulunya adalah kediaman pangeran, cucu dari Paku Buwono (PB) IX dan menantu dari PB X yang bernama KRMT Wuryaningrat, dan bangunan ini adalah cagar budaya, berdasarkan surat keputusan Wali Kota Imam Sutopo Nomor 646/116/1/1997. Bangunan ini dibangun pada akhir abad ke 19 dengan gaya arsitektur unik yang merupakan kombinasi Jawa-Eropa pada zaman Patih dalem Sosrodiningrat IV (Perdana Menteri Kasunanan Surakarta dan ayah dari Raden Wuryaningrat). Seiring dengan berjalannya waktu bangunan ini menjadi terbengkalai dan dipenuhi dengan rumput ilalang, sampai akhirnya dibeli PT Danar Hadi pada tahun 1999 dan direnovasi. Sekarang bangunan ini diubah menjadi multipurpose function hall.

Di sebelah timur pendopo Ndalem tersebut dibangun museum batik yang dinamakan Museum Batik Kuno Danar Hadi. Diresmikan oleh Ibu Megawati Sukarno Putri pada tanggal 20 Oktober 2000, dengan nama "Galeri Batik Kuno Danar Hadi" saat ini berubah namanya menjadi "Museum Batik Kuno Danar Hadi". Walaupun sebenarnya perusahaan Danar Hadi sendiri sudah berdiri sejak tahun 1967. Batik Danar Hadi merupakan perusahaan induk yang dibentuk oleh Bapak dan Ibu Santosa Doellah. Tujuan pendirian perusahaan untuk memperkaya perkembangan seni membatik pada khususnya dan usaha batik di Indonesia pada umumnya. Tujuan kelompok usaha Danar Hadi adalah menyumbangkan sesuatu yang bernilai terhadap seni tradisional yang terkenal sebagai ungkapan kehidupan serta filosofi budaya Jawa.

Didorong oleh kecintaannya terhadap batik, H Santosa Doellah yang juga pemilik usaha Batik Danar Hadi ini mulai mengoleksi dan mengumpulkan batik dari seluruh penjuru negeri. Hingga kini koleksi yang dimiliki sudah mencapai lebih dari sepuluh ribu lembar kain batik kuno. Dari jumlah ini, 600 di antaranya dipamerkan di Museum Batik Danar Hadi. Museum ini diakui oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai museum dengan koleksi batik terbanyak, mulai dari koleksi Batik Belanda, Batik Kraton, Batik Tiga Negeri hingga koleksi batik yang ada di Indonesia.
Yang tidak boleh dilewatkan adalah koleksi spesial museum ini. Ada beberapa koleksi batik kuno dengan motif unik yang terinspirasi oleh cerita rakyat ataupun cerita legenda. Salah satunya adalah motif Snow White. Batik ini dibuat dengan motif berupa gambar-gambar yang bertutur tentang cerita Snow White. Cerita dimulai ketika ibu tiri Snow White diberitahu oleh cermin ajaib bahwa Snow White adalah wanita tercantik di negeri mereka. Ini membuat sang ibu tiri marah dan membuangnya ke dalam hutan. Gambar-gambar terus berlanjut menceritakan kehidupan Snow White di dalam hutan bersama tujuh kurcaci, makan apel beracun, sampai dengan pertemuannya dengan pangeran yang membangunkannya dari tidur panjang. Batik Snow White yang termasuk dalam jenis Batik Belanda ini didesain oleh wanita Indo-Belanda pada pertengahan abad ke 19. Meskipun demikian, pengerjaannya tetaplah dikerjakan oleh orang-orang Indonesia (Jawa). Selain itu masih ada beberapa batik dengan motif yang bercerita tentang Hans and Gretel, Little Red Riding Hood, dan bahkan cerita Perang Diponegoro.
Selain itu, pengunjung juga bisa menyaksikan proses pembuatan batik secara langsung, karena tepat di belakang museum ini kompleks pabrik batik tulis dan cap yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan. *** [http://kekunaan.blogspot.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar