Minggu, 17 Agustus 2014

Jamu Jago, Perusahaan Jamu Tertua di Indonesia


PT Jamu Jago merupakan salah satu produsen jamu tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1918. Pabrik berada di Jalan Perintis Kemerdekaan, Srondol, Semarang. Pendirinya adalah Almarhum TK Suprana yang memulai usaha jamunya dari perusahaan rumahan. Hingga kini Jamu Jago telah tumbuh dengan pesat menjadi perusahaan jamu yang terkenal di Indonesia.
Perusahaan ini bermula saat TK Suprana mengamati cara pembuatan jamu dari sang ibu sejak dia masih muda. Sejak saat itu, dia telah mengabdikan diri untuk mempelajari dan mengembangkan minuman tradisional itu.
Jamu buatan perusahaan ini berasal dari bahan-bahan alami dari tanaman herbal yang terdiri dari daun, biji, buah, bunga, akar, kulit dan rimpang. Semua bahan tersebut diracik sedemikian rupa untuk perawatan kesehatan dan kecantikan. Dengan visi "menyehatkan masyarakat dengan cara yang aman, alami, mudah dan terjangkau" Jamu Jago melakukan beberapa terobosan, di antaranya menciptakan jamu dalam bentuk kapsul ekstrak, pil, tablet, jamu cair, salep, serbuk padat dan serbuk effervescent. Dengan inovasi baru ini, Jamu Jago telah merubah pandangan menikmati jamu dengan mudah dan praktis.
Usaha yang digeluti oleh sang pendiri nyatanya dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya. Hal ini berdampak pada tingginya angka permintaan dari konsumen. Perusahaan akhirnya mengalihkan pabrik yang semula berada di Wonogiri ke Semarang karena alasan strategis. Seiring dengan berkembangnya usaha jamu ini, perusahaan tidak hanya dapat memenuhi permintaan dari pasar domestik saja, perusahaan juga berhasil menembus pasar internasional. Perusahaan telah berhasil mengekspor produk hingga ke Belanda, Malaysia, Jepang, Australia, Taiwan, Vietnam, dan beberapa negara-negara lain di dunia.
Pada tahun 1936, Suprana kemudian menyerahkan bisnis jamunya kepada empat putranya, yakni Anwar Suprana, Panji Suprana, Lambang Suprana, dan Bambang Suprana. Jamu Jago berkembang semakin pesat. Bahkan, Keraton Surakarta pun memutuskan untuk memakai Jamu Jago sebagai jamu resmi bagi istana. Perusahaan ini terus mengembangkan usaha dengan membuka pabrik baru yang lebih modern. Tak tanggung pabrik ini juga menggunakan mesin yang langsung didatangkan dari Amerika. Tak hanya itu, perusahaan juga mulai mempekerjakan ahli farmasi. Ahli farmasi ini bertugas menjelaskan khasiat jamu secara ilmiah.
Sejak dikelola oleh generasi ketiga, yang terdiri dari Nugraha Suprana, Jaya Suprana, Sindu Suprana, dan Monika Suprana. Generasi ketiga ini kemudian mendirikan Museum Rekor Indonesia (MURI) yang dipelopori oleh Jaya Suprana. MURI diresmikan pada tanggal 27 Januari 1990.
Dengan komitmen yang terus dijaga oleh perusahaan yakni menghasilkan jamu-jamu yang berkualitas dan higienis. Jamu Jago terus menerapkan standar produksi yang ketat. Hal ini dibuktikan dengan pemilihan bahan-bahan yang alami dengan menggunakan metode Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik. Slogan "Kembali ke Alam" telah melekat pada Jamu Jago sejak didirikan. Tak khayal hingga saat ini Jamu Jago telah memproduksi lebih dari 138 jamu, antara lain Buyung Upik, Galian singset, Jamu bersalin - Besar, Bandrex Premium, Basmurat Capsul, dan beberapa varian produk lainnya. Produk-produk tersebut digunakan untuk menyembuhkan penyakit, menjaga stamina, memperindah penampilan dan menjaga kesehatan bagi anak-anak, wanita dan pria. Hingga saat ini Jamu Jago telah menemani keluarga Indonesia dengan produk jamu-jamu yang berkualitas. (http://www.ciputraentrepreneurship.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar