Jumat, 19 September 2014

ES KRIM OEN, OLD FASHIONED ICE CREAM DI MALANG



Kami memasuki restoran tua sambil mengibaskan air hujan yang membasahi baju. Bau ubin tua dan kursi rotan menyeruak. Kami menggesek-gesekkan kaki di keset besar coklat bertuliskan "Welcome".

Mata saya langsung tertuju pada tulisan “Welkomm in Malang. Toko “Oen” Die Sinds 1930 Aan De Gasten Gezelligheid Geeft”. Tulisan dalam bahasa Belanda tersebut berarti “Selamat Datang Di Malang. Toko Oen adalah tempat untuk berkumpul & bersosialisasi sejak 1930”. Dulunya, tempat ini merupakan favorit para meneer dan mevrouw Belanda rumpi-rumpi sambil makan es krim. Tempat gaulnya para sosialita.

Di depan Resto Oen pasti selalu ramai dengan mobil yang parkir


Bangunannya klasik dan hangat


Toko yang sudah berdiri selama 83 tahun ini tidak pernah luput dari must-visit-list wisatawan dalam negeri dan luar negeri. Banyak orang Belanda yang membawa anak dan cucunya makan di restoran ini untuk bernostalgia lewat semangkuk es krim favorit kakek-neneknya.

Ngomong-ngomong tentang sejarah, Es Krim “Oen” ini pertama kali diciptakan oleh perempuan keturunan Tionghoa, Oma Oen yang awalnya membuka toko kue di Yogyakarta tahun 1910. Baru pada 1922, Oma Oen mengembangkan es krim buatannya dan membuka kedai es krim di Semarang, Jakarta, Malang. Sayangnya, cabang Yogya dan Jakarta sudah ditutup. Sisanya, kedai “Oen” di Malang dijual ke pemilik baru nya dan cabang Semarang dipertahankan oleh keturunan Oma Oen.

Interior restoran Oen ini memang bergaya klasik. Dengan kursi rotan, meja dan taplak klasik, piano tua di sudut ruangan membuat kita dibawa ke masa lalu. Apalagi ditambah foto-foto yang dipajang di seluruh ruangan, mulai dari foto kota Malang pada masa lampau hingga foto Presiden Soekarno.

Restoran ini seperti tidak berubah dan bertambah tua. Begitu saja, sederhana sejak dulunya.

Kursi nyaman dan taplak meja klasik. Seperti miniatur rumah Barbie. Imut.

Di sudut ruangan ada Piano dan radio tua. Di dinding tergantung banyak foto-foto Malang zaman dulu.


Kami memilih satu meja dan memanggil pelayan restoran. Mereka mengenakan pakaian putih dengan celemek tua. Tampangnya ramah dan menawarkan kami beberapa menu favorit di restoran ini. Buku menunya sudah tua tetapi masih terawat dan bersih.

Daftar harga menu-menu di Resto "Oen". Masih ramah di kantong lah ya :)

Setelah melihat daftar menu, kami memesan Chocolate Parfait, Corn Ice Cream, Oen’s Special. Selain es krim ada menu main course seperti Steak, Nasi Goreng dll.

Tak lama, pesanan kami tiba. Walaupun menyantap es krim yang dingin saat cuaca dingin, suasana tetap hangat dengan obrolan-obrolan yang kocak.

Corn Ice Cream ini wajib dicoba. Rasa jagung dan krimnya yang yummy meleleh bersama es krim itu enaknya POL!


Es Krim Vanilla satu scoop. Sederhana tapi enaaaak.

This is my favorite!!! "Oen's Special"! Tiga rasa es krim dinikmati dengan roll wafer. Yummy!!

Chocolate Parfait ini juga wajib dicoba. Yummy!
Lezat banget kan kelihatannya? Enggak cuma kelihatan, tapi rasanya memang lezat. Saya saja menulis ini sambil menelan liur. Jadi pengen balik ke Malang. Huhu.

Sayangnya karena sebelum berkunjung ke “Oen” kami baru selesai makan berat, kami tidak sempat mencicipi menu main course nya. Di etalase juga terlihat kue-kue jajanan yang menggugah selera.Sayang perutnya enggak muat.

Etalase dengan berbagai jenis snack. Ada rambut nenek loh. Nyam!
 Harga Es Krim "Oen" menurut saya tidak terlalu mahal dan sebanding dengan rasanya. Rasanya mirip dengan es krim tua di Ragusa, Jakarta atau Rasa Bakery, Bandung.  Oen menyajikan es krim yang lebih lembut dan tidak kemanisan. HEERLIJK!

Toko "Es Krim Oen" yang enggak pernah sepi

Enaknya sih mengunjungi tempat ini dengan pacar ya. Soalnya ketika sore menjelang malam, suasana restorannya semakin romantis karena adanya lampu kecil warna-warni yang menghias bingkai jendela.

Sambil menyendok es krim, bercerita, berdua saja. (http://www.satyawinnie.com/)

Alamat Toko Es Krim "Oen" : Jl Jend Basuki Rachmad No 5 Malang, Jawa Timur. Telp : (0341) 64052 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar