Pernah masuk ke Monumen Pancasila Sakti? Nah baru-baru ini saya coba menyambangi lokasi bersejarah ini. Perjalanan dari rumah saya di Jatiwaringin memang terasa dekat, hanya butuh waktu 15 menit dengan menggunakan motor. Untuk naik angkot pun, Lubang Buaya cukup mudah.
Masuk kesini bayar harusnya Rp. 4500. Itu udah termasuk bayar PMI, tiket masuk dan parkir. Tapi petugasnya bakal minta Rp.5000. Terus meski udah bayar parkir, Saya tetep kudu bayar parkir lagi Rp. 1000 di dalem. Aneh sih managementnya. Tapi ya emang kayak gitu.
Disana kita akan menemukan beberapa rumah yang digunakan saat G30SPKI. Rumah-rumahnya masih dalam bentuk asli yang lumayan terawat keasliannya. Di dalamnya juga ada diorama yang menggambarkan kondisi saat penyiksaan para jendral dan letnan satu. Suasananya emang serem. Malah untuk beberapa rumah Saya gak berani masuk. Maklum, sendirian. Hehe.
Selain itu ada juga beberapa kendaraan. Diantaranya adalah kendaraan dinas Ahmad Yani dan mobil dinas pak Harto. Mobil Ahmad Yani yang menarik. Ban belakangnya ceper. Setirnya juga ada dikiri. Klasik banget. Ada juga beberapa replika truk dan panser yang mengangkut pasukan PKI dan TNI.
Nah, setelah itu Saya masuk kedalam museum. Suasananya gelap dan agak horor. Disini dioramanya nunjukin sejarah PKI. Nyaris disemua diorama diberi penjelasan. Bagian paling gak tega lihatnya menurut Saya adalah yang bagian masyarakat di ditelanjangin, dibunuh dengan cara digorok dan kemudian dibuang ke sumur (dioramanya detail banget. Sampe bekas gorokannya pun ada)
Paling aneh adalah pas lihat sejarah Supersemar diberikan ke 3 anggota TNI. Disini semua papan namanya rapi, kecuali 1 yaitu papan nama Bung Karno yang lecek kayak abis dikuwel-kuwel dan kondisinya terbalik. Entah kenapa, bisa kayak gitu. Padahal semuanya rapi. Hmm, ada apa Bung Karno?
Ada juga sisa-sisa baju yang para pahlawan gunakan terakhir kalinya. Kondisinya masih seperti asli. Ada sih beberapa jahitan sisa ngelepas pakaian pas visum. Oh ya, ada juga hasil visum dan kondisi mereka yang baru diangkat dari sumur. Semua ada, lengkap. Bahkan ada juga tulisannya Ade Irma Suryani, anak dari A.H. Nasution.
Ada juga pameran foto tentang operasi PKI. Lucunya, yang hasil karya TNI AD, nyaris semuanya ada pak Hartonya. Sedangkan yang dari TNI AL, rata-rata foto dokumentasi. Dan semua foto item putih, kecuali ada 1 foto berwarna yang gak jelas itu foto siapa. Gak ada keterangannya. Aneh deh pokoknya. haha
mmh, entah kenapa namun sejarah yang ditampilkan di diorama menyudutkan PKI semua dan mengelu-elukan TNI AD banget. Sori sebelumnya, tapi emang pendapat saya seperti itu. Gak ada tuh prestasi-prestasi yang ditorehkan PKI. Semua tentang PKI kayaknya jelek. Padahal kayaknya gak gitu-gitu amat sih.
Ironisnya, di luar museum, ada banyak coretan. Yang melakukannya? ABG-ABG yang masih bocah dan sudah mulai ngerokok (mereka naro rokok di selipan telinga). Nyeeeh, jiwa seni orang Indonesia kah?
Secara keseluruhan, sebenarnya Lubang Buaya keren ko, namun suasananya emang terlampau horror, kurang terawat dan dibeberapa bagian justru panas. Sisanya sih keren. Berminat ke sana? (adi hidayat/http://wisata.kompasiana.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar