KKBD selama tiga generasi telah membentuk kultur minum kopi di
Bali. Cikal bakal KKBD dirintis kakek Wirawan, Bian Ek Ho. Kala itu Bian
pedagang hasil bumi mencoba mengolah tumpukan kopi bahan dagangannya
menjadi kopi bubuk. Meski diolah secara sederhana, hasil produknya lebih
unggul ketimbang kopi buatan home industry lain karena bahan bakunya
berkualitas bagus. Dalam melakoni pekerjaannya itu, Bian dibantu anak
lelakinya, Djuwito.
Di luar dugaan, kerja sama ayah-anak dalam berbisnis kopi bubuk
selama bertahun-tahun itu menuai sukses. Seiring dengan meningkatnya
permintaan konsumen, mereka mendapat kepercayaan pinjaman modal.
Djuwito, sebagai generasi kedua, pun dipercaya menangani usaha, mulai
dari memutuskan membeli mesin penggorengan asal Jerman seharga US$ 250
ribu hingga memasarkan kopi.
Pertimbangan Djuwito investasi di mesin kopi adalah ingin
meningkatkan kualitas dan jumlah produksi. Targetnya, penjualan kopi
tidak hanya untuk warga Bali, tetapi juga meluas ke wisatawan yang mulai
banyak mengunjungi Pulau Dewata. Kemudian, dia bergerilya menawarkan
produk ke hotel atau toko-toko, sampai akhirnya mampu menembus Hotel
Bali Beach, satu-satunya hotel berbintang kala itu. Di tangan Djuwito
itulah usaha kopi keluarga tersebut mulai dikelola secara modern dan
diberi label produk Kupu-kupu Bola Dunia.
Babak baru perkembangan bisnis kopi KKBD terjadi tahun 1984. Waktu
itu, pabriknya yang terletak di tengah Kota Denpasar habis terbakar.
Selanjutnya, pabrik kopi dipindahkan ke Jalan Pulau Moyo, Bali. Di atas
tanah seluas 1 hektare didirikanlah pabrik modern yang bangunannya
tertata rapi, mulai dari tempat penjemuran, gudang penyimpanan, areal
sortir biji kopi, ruang produksi (lengkap dengan mesin goreng dan mesin
giling), hingga ruang pengemasan. Juga, ada pohon kopi dan binatang
luwak yang dikandangkan mengikuti alur kegiatan di bawah pengelolaan PT
Putra Bhineka Perkasa.
Proses produksi dan fasilitas pabrik pun ditingkatkan. Sebelumnya
cuma memiliki satu mesin, lalu ditambah menjadi empat. Kontrol mutu
diterapkan dengan sangat ketat, mulai dari umur panen biji kopi,
pengeringan, lama simpan, proses produksi hingga pengemasan. Biji kopi
yang diterima harus sudah berwarna merah, lalu dijemur di bawah terik
matahari hingga kadar airnya dalam jumlah tertentu. Lama penyimpanan
biji kopi kering juga dibatasi maksimal 8 bulan. Tidak hanya itu, asap
yang berasal dari mesin pembuat kopinya juga dijamin tidak mencemari
lingkungan sekitarnya, sedangkan kulit-kulit biji kopinya bisa dipakai
untuk pupuk. Djuwito pun memberikan pembelajaran untuk konsumennya agar
membeli kopi dalam kemasan kecil saja sehingga selalu mendapatkan kopi
yang baru, walau untuk itu akan lebih merepotkan pihak KKBD.
Kendati cuma tamatan sekolah setingkat SMP, Djuwito ingin
pendidikan anak-anaknya lebih maju. Untuk itulah, keenam anaknya dikirim
ke AS untuk bersekolah. Wirawan, anak bungsunya, dikirim ke luar negeri
sejak umur 9 tahun. Djuwito berharap anak-anaknya meneruskan tongkat
estafet bisnis KKBD yang dibesut generasi pertama dan dikembangkannya.
Wirawanlah yang ditunjuk untuk memegang kendali perusahaan.
Berikut ini petikan perbincangan I.B Wiradharma dari JournalBali.com
dengan Wirawan Tjahjadi, pengusaha berjiwa muda yang sedang mengibarkan
Jazz Cafe dan Kopi Bali House, keduanya berlokasi di daerah By Pass
Sanur, tempat orang muda nongkrong dan mengapresiasi musik jazz.
Kenapa disebut kopi lanang?
Kopi lanang itu biji kopi yang tumbuh bundar seperti kembar siam
tidak terbelah dua seperti biji kopi pada umumnya. Biji kopi tersebut
tumbuh hanya dua persen pada waktu panen di setiap pohon kopi, dalam
bahasa Inggris disebut peaberry. Jadi kita harus memilahnya untuk
mendapatkan biji kopi tersebut sebelum diproses menjadi bubuk kopi
lanang.
Apakah setiap pohon kopi di setiap daerah mempunyai kopi lanang?
Setiap daerah seperti Aceh, Sulawesi, Sumatra dan Bali pasti mempunyai kopi lanang.
Apakah kopi lanang mempunyai khasiat tertentu?
Menurut mitos orang Jawa, kopi lanang dikatakan mempunyai khasiat untuk vitalitas pria.
Berapa banyak peminum kopi lanang ini?
Sayangnya disini belum banyak orang mengerti kopi lanang, tapi
kalau orang luar negeri, seperti orang Taiwan, orang Korea mereka sudah
mengerti.
Menurut Anda, apa khasiat yang dirasakan setelah minum kopi lanang?
Menurut saya sendiri hanya merasakan kopi lanang itu rasanya lebih mantap berbeda dengan kopi biasa.
Sudah sejak kapan merek Kopi Kupu-kupu Bola Dunia ini eksis?
Kita sudah berdiri sejak tahun 1935, saya sudah termasuk pada
generasi ke-3, dulu pabrik kita ada di jalan Thamrin yang sekarang
menjadi Lippo Bank. Karena peraturan pemerintah yang melarang adanya
pabrik di dalam kota, maka kami pindah ke jalan Pulau Moyo ini.
Toko kita yang pertama di Jalan Gajah Mada, sampai sekarang masih ada, dulu namanya Bian Ek Ho sekarang menjadi Bhineka Jaya.
Kapan pabrik dipindahkan ke Jalan Pulau Moyo?
Kurang lebih sudah 25 tahun kita menempati lokasi seluas 2 hektar disini.
Sejak kapan merek kupu-kupu bola dunia diusung perusahaan Anda?
Mungkin sejak tahun 50-an sudah kita pakai, tapi sebenarnya dulu
merek produk kita Cap Kupu-Kupu, namun ketika ayah saya hendak
mendaftarkan merek tersebut ternyata sudah di ambil orang. Atas
inisiatif ayah, namanya menjadi Kupu-Kupu Cap Bola Dunia.
Kopi yang diolah di pabrik berasal dari mana saja?
Sebagian besar kopi yang kita olah adalah kopi Bali karena
sebenarnya kopi Bali itu mempunyai khas tersendiri seperti ada rasa
coklatnya, berbeda seperti kopi Lampung atau kopi daerah lainnya. Begitu
juga dengan orang Bali, mereka sudah terbiasa dengan kopi Bali kalau
disuruh minum kopi luar biasanya lidah mereka tidak bisa menerima.
Kebanyakan kopi yang ada di Bali adalah jenis robusta. Jadi kita
lebih banyak mengolah kopi jenis robusta, dan kopi arabica yang kita
olah itu hanya untuk turis-turis. Tapi saya ingin mendidik orang
Indonesia untuk minum kopi arabica. Memang kopi yang tumbuh di Indonesia
adalah jenis kopi robusta karena iklim di sini sangat cocok untuk
pertumbuhan kopi robusta. Tapi dari segi cafein kopi robusta mengandung
lebih banyak cafein dibanding kopi arabica itulah mengapa orang Amerika,
Australia dan negara lainnya memilih kopi arabica dibandingkan dengan
kopi robusta. Mungkin karena karakter kopi arabica yang agak kecut itu
membuat orang kita tidak terlalu menyukainya, sedangkan kopi robusta
tidak memiliki karakter rasa kecut.
Di Bali apakah ada daerah yang bisa ditumbuhi kopi arabica?
Ada… Itu di daerah Kintamani, karena daerah Kintamani memiliki
ketinggian yang cocok untuk ditumbuhi kopi arabica yaitu sekita 6000
feet. Dibawah dari itu kopi arabica tidak bisa berbuah, hanya jenis kopi
robusta yang dapat berbuah.
Bisa dijelaskan kopi yang baik itu seperti apa?
Kopi sendiri ada beberapa tingkatan, ada kualitas 1, kualitas 2,
kualitas 3, kualitas 4, yang dimaksud dengan berbagai kualitas itu
adalah kualitas 4 akan terlihat banyak kopi yang pecah, kualitas 3
mungkin pecahnya 40 persen, kualitas 2 mungkin pecahnya 20 persen
sedangkan yang kualitas 1 tidak ada biji kopi yang pecah, semuanya harus
bundar.
Apa yang dilakukan oleh perusahaan Anda untuk menjaga kualitas?
Pertama setiap petani yang datang ke sini harus kita tes biji
kopinya dari tahapan penggorengan sampai menjadi bubuk, kita mempunyai
tim untuk melakukan tes itu dan tim kita akan mencoba dari biji kopi
sampai menjadi minuman. Selain itu kita juga mempunyai ISO, untuk
mendapatkan itu tidak mudah, jadi kita berkomitmen untuk menjaga
kualitas mutu dengan standar ISO. Selain itu kita juga selalu membeli
kualitas biji kopi yang berkualitas 1. Selain itu kopi yang baru datang
akan kita simpan minimum selama 6 bulan sebelum proses pengolahan
menjadi bubuk kopi, jadi kopi itu semakin lama disimpan akan menjadikan
rasanya lebih nikmat sama seperti wine, itulah bedanya kopi kita dengan
kopi yang diolah oleh home industry.
Kebanyakan petani kopi Kintamani dan Pupuan di Singaraja, jadi di
Bali hasilan kopinya masih sedikit dibandingkan hasil kopi dari Sumatera
dan Sulawesi, hanya sekitar 9000 ton kopi setiap tahunnya dimana 70-80
persen adalah jenis robusta dan sisanya adalah arabica.
Kemana saja distribusi Kopi Kupu-Kupu Cap Bola Dunia?
Sebagian besar di Bali, selain itu juga ke Jakarta dan kita juga
mengekspor ke beberapa negara seperti, Guam, Jepang dan Singapura. Dan
hanya 10 persen dari omzet kita yang didapatkan dari nilai ekspor. Jadi
mengikuti prinsip ayah saya, pangsa pasar lokal harus tetap dijaga
karena biar bagaimanapun jangan ketergantungan oleh wisatawan atau orang
luar selain orang lokal juga penggemar minum kopi.
Apakah perusahaan Anda pernah mendukung kegiatan yang berhubungan dengan Kopi?
Beberapa waktu lalu kita mengadakan lomba barista internasional yang diakui di Indonesia
Siapa saja yang terlibat dalam acara tersebut?
Kita banyak dibantu STP Bali juga Special Coffee Association dimana
6 dari juara tersebut akan dikirim untuk mengikuti lomba barista
tingkat nasional. Jadi lomba ini diadakan juga bertujuan untuk
memperkenalkan kepada masyarakat tentang tehknik membuat kopi yang
benar, jadi bagaimana perusahaan bisa maju jika baristanya tidak
mengerti bagaimana membuat kopi yang benar.
Menurut saya lebih baik konsentrasi kepada pangsa pasar masyarakat
yang selalu setia kepada kopi kita, juga berinovasi dengan membuat
oleh-oleh karena Bali ini pulau wisata, daripada memasuki wilayah kopi
instant yang persaingannya cukup ketat saat ini.
Apa barang cendera-mata atau oleh-oleh apa yang telah diproduksi selama ini?
Seperti yang anda lihat di toko-toko, kopi juga menjadi oleh-oleh
dengan kemasan yang menarik, dari kopi biasa sampai kopi lanang dan kopi
luwak. Disamping itu kita juga membuat lukisan dengan bahan dasar kopi,
dan cinderamta seperti kalung yang di selipkan kopi, parfum yang
beraroma kopi bahkan kita mempunyai dupa yang beraroma kopi.
Bagaiman dengan trend minum kopi di Bali sendiri apakah ada penurunan?
Menurut saya perkembangan yang terjadi sekarang seperti maraknya
kopi instan itu hanya sebatas pada kalangan anak muda, dan orang-orang
yang tidak mempunya waktu. Tapi bagi masyarakat penggemar kopi dan
masyarakat tradisional pada umumnya lebih memilih kopi tubruk.
Apakah anda mempunyai kiat untuk mempertahankan kopi dikalangan generasi muda?
Tentunya dengan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk
mengenalkan bagaimana menilai kopi yang baik itu bentuknya, seperti kita
mengadakan lomba barista, jadi tidak mungkin membuat kopi yang enak
dengan kopi insan. Kedepannya kita akan membuka sekolah kopi, sebagai
salah satu bentuk perhatian kami terhadap pengenalan pengetahuan kopi
kepada masyarakat.
Saya kasih contoh untuk mengetes minuman kopi ,
yaitu dengan menyedot kopi sekeras mungkin agar kopi tersebut lansung
masuk ke rongga tenggorokan lalu keluarkan udara dari hidung, maka anda
bisa membedakan aroma kopi yang keluar.
Bagaimana dengan trend kopi luwak saat ini?
Kita adalah pelopor yang menjual kopi luwak di Bali, coffee shop
kamu menyediakan kopi luwak dengan kualitas 1, banyak sekarang yang
mengiktu kami, tapi kami berani jamin kopi luwak yang kami jual adalah
yang terbaik, walaupun kamu menjual terkesan mahal tapi kami selalu
memilih jenis kopi luwak yang terbaik dari biji kopi sampai proses
menjadi minuman kopi.
Apakah orang lokal juga membeli kopi luwak ?
Sekitar 50-50 antara orang lokal dan orang asing yang suka minum kopi luwak di coffee shop saya.
Sebagai generasi ke-3 dalam mengelola usaha ini, apa harapan Anda?
Saya harap perusahaan yang telah dirintis oleh kakek dan orang tua
saya ini tetap eksis dan berkembang, selain kopi yang kami olah adalah
hasil dari petani di Bali, saya harap setiap orang yang datang ke Bali
bisa minum kopi Bali untuk lebih memperkenalkan kopi Bali kepada dunia
luar. Juga kita tidak akan tinggal diam terhadap persaingan global untuk
terus berinovasi terhadap kopi lokal.karena kopi Kintamani salah satu
dari 5 terbaik di dunia bersama daerah lainnya di indonesia, sumatra dan
sulawesi.(I.B Wiradharma/http://www.journalbali.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar