Hmm siapa yang ga kenal dengan makanan
yang satu ini, sambal kacang nya merupakan yang paling utama dari
makanan ini. Sampai hari ini saya juga belum tahu asal usul nasi pecel
ini, menurut referensi yang saya baca nasi pecel ini sudah ada sejak
jaman penjajahan belanda dulu. Di Indonesia sendiri nasi pecel tersebar
di beberapa kota, ada nasi pecel
Madiun, nasi pecel Magetan, nasi pecel malang, blitar, banyumas, kediri
dll.Namun saya belum tahu sego pecel ini makanan khas dari daerah mana,
ada yang tau? bahkan di daerah kudus ada pecel yang juga sangat khas
pecel pakis…nah lo..bisa dibilang mungkin sejak kerajaan Mataram Islam
nasi pecel sudah menjadi makanan sehari-hari.
Saya pernah dengar cerita bahwa nasi
pecel itu asli dari magetan, namun ternyata madiun sendiri ternyata
sudah punya label yang sudah terkenal yaitu nasi pecel madiun. Dulu di
alun-alun madiun juga pernah pemecahan rekor muri membuat nasi pecel
yang di pincuk (dengan daun pisan) sejumlah ribuan dan dimakan
bersama-sama oleh ribuan orang. Saya lupa kapan tepatnya acara tersebut.
Ah entahlah yang jelas sego pecel pakai nasi pecel itu adalah termasuk
makanan khas Indonesia.
Makanan
ini sudah ada semenjak masa penjajahan Belanda.Buktinya, di Suriname,
wilayah bekas jajahan Belanda juga terdapat pecel, meskipun ada
perbedaan rasa di bumbu dan isinya, karena mengikuti selera dan keadaan
di sana (Suriname). Di negeri Belanda di pasar Albequeque, juga di
restoran-retoran Indonesia di Amsterdam. Memang tidak susah mencari
masakan atau makanan Jawa di Suriname. Masuk saja ke sembarang
”waroeng”— sebutan untuk tempat makan di Suriname. Dan kita akan
menemukan menu seperti pitjel atawa pecel, nasi goreng dan bakmie
goreng, saoto, sate pitik (ayam), sampai minuman dawet alias
cendol.”Tiyang cemeng nggih jajan pitjel wonten mriki. Nggih remen
kok—orang kulit hitam juga makan pecel di sini. Suka juga kok,” kata
Markati (62), pemilik Waroeng Toeti di Tamanredjo, daerah setingkat
kecamatan di Distrik Commewijne, Suriname.Rombongan delegasi Kebudayaan
Indonesia yang datang ke Suriname pada akhir September lalu penasaran
dengan rasa pitjel ”van” Suriname itu. Mereka mampir ke Waroeng Toeti
dan rupanya rasanya sami mawon.
Unsur pitjel tak beda dengan pecel
yang banyak dijual di Indonesia, seperti bayam, taoge, dan kacang
panjang plus lumuran sambal kacang.Markati yang pensiunan pekerja
perkebunan kebun tebu Marienberg itu juga menyediakan saoto dan dawet.
Waroeng Toeti juga menyediakan singkong rebus yang biasa disantap
bersama ikan asin.Pecel biasanya terbuat dari rebusan sayuran berupa
bayam, taoge, kacang panjang, kemangi, daun turi, krai (sejenis
mentimun), atau sayuran lainnya yang dihidangkan dengan disiram sambal
pecel. Konsep hidangan pecel mirip dengan hidangan salad. Keduanya
sama-sama menggunakan sayuran segar sebagai bahan utama (body) dan
menggunakan dressing. Perbedaannya adalah, jika kebanyakan salad
menggunakan mayones sebagai dressing, maka pecel menggunakan sambal
pecel. Makanan ini juga mirip dengan gado-gado, walau ada perbedaan
dalam bahan-bahan yang digunakan.
Membicarakan
pecel selalu gak pernah bisa lepas dari salad. Atau lebih tepatnya
salad sayur. Pasti anda semua menyadari hal satu ini bukan? Bedanya
salad sayur di luar negeri ga ada satupun bahkan saya berani menjamin ga
ada satupun chef yang berani mencampur salad sayur dengan nasi! Hanya
orang Indonesia yang berani. Indahnya Indonesia. Menurut pendapat saya
sendiri ini adalah salad zaman penjajahan. Dimana ada orang yang ingin
mengikuti penjajah -entah penjajah zaman portugis, inggris atau belanda-
yang sedang makan salad, namun karena sulit mencari mayonaise di masa
itu, sehingga orang tersebut menggantinya dengan bumbu kacang . Dan
namanya juga orang indonesia, ga makan kalau ga pakai nasi. Jadilah
pecel yang kita kenal hingga kini.
Rupanya pada masa kolonial Belanda,
para pedagang asongan di stasiun kereta telah ada untuk mengais rejeki
seperti ditunjukkan oleh foto koleksi KITLV.
Di Stasiun Kereta Kedoe terlihat seorang ibu-ibu menjajakan makanan di
dalam wadah tampah terbuat dari bambu yang disungggi dikepalanya. Yang
kalau kita Jumpai sekarang di kereta ekonomi mereka adalah para penjual
pecel yang melintasi dari gerbong satu ke gerbong lainnya dan akan
menjajakan dagangannya kepada penumpang di gerbong kereta, sedangkan di
gerbong yang belakang terlihat seorang ibu pedagang sedang menawarkan
dagangan mereka berupa makanan kepada para penumpang. Dan terlihat pula
penumpang tersebut mengambil makanan yang ditawarkan.
Bahan
utama dari sambal pecel adalah kacang tanah sangrai dan cabai rawit
yang dicampur dan ditumbuk dengan bahan lainnya seperti kencur, daun
jeruk purut, bawang putih, asam jawa, gula merah, dan garam. Pecel
sering juga dihidangkan dengan tempe goreng, rempeyek kacang, rempeyek
ebi, rempeyek kedelai, atau lempeng beras. Selain itu pecel juga
biasanya disajikan dengan nasi putih yang hangat ditambah daging ayam
atau jeroan. Cara penyajian bisa dalam piring atau dalam daun pisang
yang dilipat yang disebut pincuk. Rasa pecel yang pedas menjadi ciri
khas dari masakan ini.
Variasi pecel menurut daerah
Malang
Pecel Malang menggunakan saus khas Jawa Timur memiliki cita rasa kuat dan pedas dengan tekstur bumbu kacang yang kasar. Biasanya nasi pecel Malang disajikan dengan nasi putih hangat ditambah dengam lauk tempe atau tahu serta rempeyek kacang dengan irisan daun jeruk.
Blitar
Sedikit berbeda dengan pecel khas Malang, tekstur bumbu kacang pecel Blitar lebih halus, sedikit lebih berminyak, dan bercita rasa manis dan gurih.
Malang
Pecel Malang menggunakan saus khas Jawa Timur memiliki cita rasa kuat dan pedas dengan tekstur bumbu kacang yang kasar. Biasanya nasi pecel Malang disajikan dengan nasi putih hangat ditambah dengam lauk tempe atau tahu serta rempeyek kacang dengan irisan daun jeruk.
Blitar
Sedikit berbeda dengan pecel khas Malang, tekstur bumbu kacang pecel Blitar lebih halus, sedikit lebih berminyak, dan bercita rasa manis dan gurih.
Banyumas
Di wilayah Banyumas, pecel sering pula diberi taburan (sayuran) beraroma khas sehingga meningkatkan nafsu makan, antara lain: biji-biji lamtoro atau irisan bunga kecombrang yang telah dikukus.
Di wilayah Banyumas, pecel sering pula diberi taburan (sayuran) beraroma khas sehingga meningkatkan nafsu makan, antara lain: biji-biji lamtoro atau irisan bunga kecombrang yang telah dikukus.
Tegal
Nama pecel punya arti berbeda di daerah Slawi, Tegal, Jawa Tengah. Pecel tidak disajikan dalam bentuk sayur-sayuran, melainkan berbentuk rujak. Pecel versi daerah Slawi terdiri dari buah-buahan segar seperti jambu, nanas, pepaya, dan mangga serta disiram dengan saus gula merah kental.
Nama pecel punya arti berbeda di daerah Slawi, Tegal, Jawa Tengah. Pecel tidak disajikan dalam bentuk sayur-sayuran, melainkan berbentuk rujak. Pecel versi daerah Slawi terdiri dari buah-buahan segar seperti jambu, nanas, pepaya, dan mangga serta disiram dengan saus gula merah kental.
Kediri
Pecel Kediri lebih unik lagi karena biasanya aroma kencurnya agak kurang namun rasa cabai merahnya mantap sehingga lebih manis, gurih, dan pedas. Di Kediri biasanya sambal pecelnya disandingkan dengan sambal tumpang yang terbuat dari cabai dan tempe bosok (tempe kemarin walaupun tidak benar-benar busuk), santan, serta laos yang direbus. Sambal Kacang MURNI Pekalongan Lampung Timur, adalah sambal pecel rasa khas Kediri. Karena resepnya langsung dari Kota Kediri Jawa Timur yang dibawa oleh Ibu Sudarti yang merantau ke Lampung sejak tahun 1940-an.
Pecel Kediri lebih unik lagi karena biasanya aroma kencurnya agak kurang namun rasa cabai merahnya mantap sehingga lebih manis, gurih, dan pedas. Di Kediri biasanya sambal pecelnya disandingkan dengan sambal tumpang yang terbuat dari cabai dan tempe bosok (tempe kemarin walaupun tidak benar-benar busuk), santan, serta laos yang direbus. Sambal Kacang MURNI Pekalongan Lampung Timur, adalah sambal pecel rasa khas Kediri. Karena resepnya langsung dari Kota Kediri Jawa Timur yang dibawa oleh Ibu Sudarti yang merantau ke Lampung sejak tahun 1940-an.
Apa sih yang kurang dari Indonesia? Dari Kisah Legenda Kuliner Nusantara
kita sudah mengetahui bahwa bangsa kita ini bangsa yang kaya. Mengapa
kita tidak bangga? Mengapa kita lebih memilih makanan fast food atau
makanan luar negeri lainnya? Makanan kita tidak kalah lezatnya kok. (http://www.pondok-citra.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar