By: Puput Happy
Sabtu,
22 Desember 2012 pk. 09.00 Kepala Sekolah TK Islam Miftahul Ulum Gumayun
beserta para dewan guru berangkat rihlah ke waduk Cacaban untuk menikmati
panorama indahnya tempat rekreasi tersebut. Di pagi hari yang sejuk, terasa
nikmat menempuh perjalanan hingga ke tempat tujuan. Meski sebelum tiba di
tempat yang nyaman, mobil yang membawa rombongan sempat mogok karena ban mobil kempes/bocor.
Namun beruntung, sebab sebagian guru ada yang menggunakan sepeda motor,
sehingga para “penumpang” bisa diangkut dengan motor menuju waduk Cacaban. Alhamdulillah….akhirnya sampai juga.
Sebelum
menikmati panorama indahnya waduk Cacaban, mereka menggelar tikar untuk makan
bersama, menikmati hidangan yang dibawa para guru. Makan jadi makin terasa
nikmat karena lauk yang dibawa Umi Mila diolah demikian sedapnya, meski hanya
berupa tumis kangkung, semur jengkol, semur terong, tempe kecek, timun, dan
ditambah perkedel jagung dan martabak telur bikinan Umi Duroh. Benar kata
orang, makanan sederhana akan menjadi nikmat jika diolah oleh tangan-tangan
yang mahir memasak dan dengan penuh keikhlasan. Semoga Allah membalas kebaikan
mereka. Amin …. ^_^
Selesai
makan-makan, beberapa guru dan anak-anak berjalan menuju danau dan menaiki
perahu kecil yang disediakan untuk pengunjung waduk Caban. Cukup dengan Rp
5.000,- per-orang dewasa atau per-tiga anak kecil, mereka bisa sepuasnya
berkeliling menikmati indahnya pemandangan di sekitar waduk Cacaban. Airnya yang
tenang dan berwarna hijau, serta angin yang semilir, membuat mereka terbuai dan
enggan kembali. Meski naik perahu hanya dengan satu putaran, rasanya sangat
lama dan puas sekali. Alhamdulillah …..
akhirnya mereka tiba di tempat semula. Setelah itu mereka bersiap-siap pulang
menuju rumah masing-masing. Semoga kebersamaan ini akan tetap teringat
sepanjang masa. Terimakasih Tuhan, Engkau telah menciptakan alam yang demikian
indah untuk dinikmati bersama ….
*****
Sekilas
tentang waduk Cacaban. Waduk Cacaban adalah
sebuah bendungan yang
terletak di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten
Tegal, Jawa Tengah, Indonesia.
Luas areal waduk adalah 928,7 ha dan berisi air sebanyak 90 juta m³. Waduk ini
didukung dengan latar belakang pemandangan hutan dengan panorama yang indah.
Waduk
Cacaban diresmikan oleh Presiden Soekarno pada
tahun 1952.
Waduk ini sebenarnya berfungsi mengairi sawah-sawah di sekitarnya, namun juga
difungsikan sebagai obyek wisata. Letaknya tidak jauh dari Slawi, lebih kurang 9
km ke arah timur tepatnya di desa Karanganyar, Kecamatan Kedungbanteng, dan
merupakan salah satu obyek wisata di daerah tersebut. Cacaban adalah objek
wisata andalan di Kabupaten Tegal, selain Wisata Guci dan Pantai Purwahamba
Indah. Wisatawan dapat menikmati suasana santai, dengan memancing ikan,
jalan-jalan di atas bendungan ataupun dapat mengelilingi waduk dengan kapal motor.
Adapun makanan khasnya adalah aneka ikan air tawar yang setiap saat tersedia.
Fasilitas
wisata yang ada:
-
Arena pemancingan yang luas
-
Jalan-jalan di atas waduk/bendungan
-
mengelilingi waduk dengan kapal motor
-
sepeda air
Karena
dari segi kualitas lingkungan kondisi Cacaban sedang menurun, oleh kantor
pariwisata setempat telah diupayakan penggalakan agrowisata dengan menanami
sebagian wilayah Cacaban dengan tanaman buah-buahan. (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Waduk_Cacaban)
Di
atas adalah profil singkat mengenai waduk Cacaban , dan berikut ini adalah
kisah dan legenda misteri di Sekitar waduk Cacaban .......
*****
Kisah Cungkir Emas Cacaban
Menurut
warga sekitar Awal mula sebelum waduk cacaban didirikan , Presiden Soekarno mendapat
wangsit untuk membangun waduk di Kabupaten Tegal, dan dipilihlah lokasi yang
sekarang menjadi Waduk Cacaban. Berhubung tempat yang akan dibangun waduk masih
berbentuk pedusunan yang menurut cerita ada 9 desa yang direlokasikan demi
terwujudnya rencana pembangunan waduk di daerah itu, Salah satu desa tersebut
bernama desa Rayan, yang sekarang berlokasi di dekat kecamatan Pagerbarang Kab.
Tegal....
Dan
pembangunan pertama kali diresmikan Oleh Bapak Presiden Soekarno, dan peletakan
batu pertama menggunakan Cungkir Emas. Konon Cungkir Emas tersebut masih
terdapat di dalam air di waduk tersebut namun informasi benar atau tidaknya
masih simpang siur.
*****
Misteri Gugusan Delta (pulau kecil)
Waduk Cacaban
Di
balik keindahan pemandangan alam dan banyaknya ikan yang hidup di waduk Cacaban
menyimpan beberapa misteri dan cerita dari para pemancing ataupun para pemilik
kapal motor sewaan di sekitar waduk. Ada banyak gugusan pulau kecil, kebanyakan
para pemancing ikan singgah dari gugusan satu ke gugusan yang lain, ada yang
bernama gugusan Rayan, Randu Telu, Kandang, Winong, Sentong Kyai, dan
sebagainya.
Menurut
salah satu sumber yaitu seorang pemancing pernah melihat seekor ular yang
besarnya seperti pohon kelapa, si pemancing tersebut hanya diam dan berusaha
untuk tidak mengganggunya, karena memang di gugusan pulau itu terdapat banyak
jenis ular, namun hanya beberapa saja yang nampak dan biasanya memang tidak
mengganggu . Ada juga penampakan sosok misterius yang sampai saat ini masih
tanda Tanya. Hal itu sempat membuat heboh para pemancing hingga sampai di rumah.
Bayangan hitam tertangkap kamera handphone tepat di belakang seorang pemancing
seperti sedang berjalan. Percaya atau tidak foto itu memang nyata dan itu bukan
rekayasa karena ada beberapa saksi yang memang melihat kejadian itu. Tapi tidak
perlu takut akan hal itu, hanya saja jangan gegabah dan bertindak yang tidak
baik di sekitar Obyek wisata itu, itu pesan dari petani jagung yang menanami
tanaman di salah satu gugusan pulau di Waduk cacaban. (Sumber: http://legenda-tegal.blogspot.com/2011/10/story-of-cacaban.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar