Rabu, 27 Mei 2015

Menyusuri Terowongan Kereta Api Tertua di Jawa Barat

Kereta api memasuki terowongan Lampegan, Cianjur, Jawa Barat.
Kereta api memasuki terowongan Lampegan, Cianjur, Jawa Barat.

Mendengar kata “Cianjur” mungkin yang ada dalam bayangan kita ialah Kebun Raya Cibodas, Taman Bunga Nusantara, Gunung Pangrango, Ayam Pelung atau beras Pandan Wangi. Wilayah yang masih bertetangga dengan kabupaten Bogor selama ini memang lebih terkenal dengan beberapa hal tersebut. Namun siapa sangka, jika mau menelusuri beberapa tempat di Cianjur maka kita tidak hanya akan mendapat spot untuk tempat wisata menarik, namun juga menambah pengetahuan hingga mengungkap sejarah Indonesia.
Melenggang ke Cianjur, tepatnya di sebuah desa bernama Cibokor, Pasir Koneng, terdapat sebuah terowongan kereta api bawah tanah bernama Lampegan. Namun apa yang menarik dari terowongan tersebut?
Sejarah perkeretaapian Indonesia mencatat terowongan yang dibuat pada tahun 1879-1882 oleh Belanda tersebut merupakan yang pertama dibuat di Provinsi Jawa Barat. Tulisan angka tahun 1879-1882 di pintu masuk sebagai penanda waktu terowongan tersebut dibuat masih bisa dilihat hingga sekarang.
Sejumlah wisatawan mengunjungi terowongan Lampegan, Cianjur, Jawa Barat.
Sejumlah wisatawan mengunjungi terowongan Lampegan, Cianjur, Jawa Barat.
Nama Lampegan sendiri berasal dari kata perpaduan bahasa Belanda dan Indonesia, “Lamp” yang berarti lampu dan “Pegang” atau pegang, yang diutarakan untuk mengingatkan para pekerja agar waspada dengan zat asam saat membuat terowongan tersebut.
Menurut literatur warga setempat, terowongan tersebut awalnya difungsikan sebagai perlintasan kereta api yang mengangkut hasil bumi seperti palawija hingga rempah-rempah. Di dalamnya terdapat cekungan yang dibuat khusus untuk tempat berlindung jika kereta api melintas. Pada mulanya terowongan ini memiliki pajang sekitar 686 meter, namun akibat bencana alam, kini menjadi 415 meter.
Sejumlah wisatawan memasuki terowongan Lampegan, Cianjur, Jawa Barat.
Sejumlah wisatawan memasuki terowongan Lampegan, Cianjur, Jawa Barat.
Keheningan dan kesejukan akan segera terasa jika memasuki lorong gelap dengan iringan suara gemercik air tanah yang mengalir dan menetes dari dindingnya seperti di dalam gua. Semilir angin yang masuk dari mulut terowongan memberi suasana lain bagi siapa saja yang melewati dari pintu ke pintu.
Meski sempat tidak berfungsi, kini terowongan Lampegan diaktifkan kembali dan dilewati Kereta Api Siliwangi dengan rute Cianjur-Sukabumi. Kereta yang hendak melewati terowogan ini akan berhenti di stasiun kereta api dengan nama yang sama dan tak jauh dari lokasi untuk menurunkan dan menaikkan penumpang.
Pada kesempatan tertentu, selain untuk sebagai terowongan kereta aktif dan tempat wisata, Lampegan juga biasa dijadikan untuk sesi pemotretan prewedding hingga video dokumentasi dan penelitian.
“Ya pernah (dipakai) untuk foto-foto preweding dan kunjungan anak sekolah untuk study”, ungkap salah satu warga yang tak mau disebut namanya.
Sejumlah wisatawan memasuki terowongan Lampegan, Cianjur, Jawa Barat.
Sejumlah wisatawan memasuki terowongan Lampegan, Cianjur, Jawa Barat.
Hal yang menarik lainnya ialah, jalur menuju terowongan Lampegan masih dalam satu rute menuju ke Situs Megalit Gunung Padang yang hanya berjarak sekitar 8 kilometer saja. Wisatawan bisa melanjutkan mengunjungi situs megalit yang masih misterius dan hangat diperbincangkan tersebut menggunakan jasa ojek atau mobil carteran dari terowongan Lampegan. Suasana perbuktian berkelok dengan kebun teh yang terhampar dan udara sejuk akan menyambut siapa saja yang melanjutkan perjalanan dari Terowongan Lampegan menuju ke Situs Gunung Padang. (http://coffee2night.com/?p=29)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar