Saya yakin ketika menyebut Bendera Kuning, sebagian besar dalam benak anda langsung teringat kepada sebuah kematian.
Meskipun secara umumnya bendera kuning memiliki makna atau tanda
berduka, namun pernahkah terfikir tentang dasar dari bendera kuning
sebagai tanda bahwa sedang ada yang berduka? Kenapa sih tidak
menggunakan warna-warna gelap saja?
Itulah Indonesia. Kita harus bangga
sebagai warga negara Indonesia yang memiliki bermacam-macam kebudayaan,
serta tatanan kehidupan masing-masing daerah. Pepatah mengatakan bahwa,
lain ladang, lain ilalang. Kata-kata tersebut sangat cocok bila
dikaitkan dalam sisi kehidupan. Karena secara real-nya memang sudah
seharusnya kita menyesuaikan diri terhadap kebiasaan atau budaya yang
berhubungan dengan kehidupan khususnya. Kita kembali ke bendera kuning..
Kenapa sih bendera kuning identik dengan adanya kematian, atau yang dijadikan sebagai tanda di depan rumah untuk menunjukkan bahwa di rumah tersebut sedang ada yang meninggal?
Di
sekitar Jakarta dan Jawa Barat, biasanya yang menggunakan bendera
kuning sebagai penanda bahwa ada salah seorang warganya yang meninggal
dunia. Dan mengingat Jakarta merupakan sebuah Ibukota, tidak salah jika
setiap daerah berkiblat terhadap kebudayaan Ibukota Indonesia, Jakarta.
Begitupun bila anda berada di daerah lain, pastinya akan memiliki asumsi
yang berbeda pula terhadap arti dari warna bendera kematian.
Digunakannya bendera kuning sebagai
tanda ada orang yang meninggal sudah ada sejak jaman Belanda. Konon
awalnya, dulu banyak warga pribumi yang terserang penyakit menular yang
selalu berujung pada kematian. Agar tidak tertular penyakit menular
tersebut, warga pribumi yang terserang penyakit akhirnya di karantina
oleh penjajah Belanda. Dengan maksud agar tidak tertular penyakit, warga
yang terjangkit penyakit benar-benar di kurung di dalam sebuah kapal
sampai mati. Dan sebagai tanda bahwa di dalamnya ada orang yang
terjangkit penyakit berbahaya dan menular bahkan hingga selalu berakhir
pada kematian, Belanda memberikan tanda menggunakan bendera kuning yang
bertuliskan huruf ‘Q’, yang berarti quarantine (karantina). Oleh karena
hal tersebut secara perlahan image bendera kuning identik dengan sebuah
duka/kematian.
Sebenarnya bukan hanya bendera kuning,
tidak selalu bendera kuning. Karena selain bendera kuning, di
daerah-daerah tertentu ada yang menggunakan warna lain. Seperti di
Sumatera Barat, biasanya menggunakan bendera hitam. Di Jogja menggunakan
bendera warna putih. Di Solo menggunakan bendera warna merah. Itulah
beberapa contoh warna bendera kematian di setiap daerah. Jadi, wajar saja jika setiap warna memiliki makna yang berbeda-beda dari tempat yang berbeda pula. (http://www.kenapasih.com)