Selasa, 12 Januari 2016

Hikayat Palmistri, Menerawang Masa Depan Lewat Garis Tangan


Hikayat Palmistri, Menerawang Masa Depan Lewat Garis Tangan Ilustrasi palmistri. (Getty images/Thinkstock/serezniy) 
 
Ilmu membaca garis tangan atau palmistry (palmistri) merupakan salah satu ilmu ramal tertua yang dipakai sejak ribuan tahun lalu. Para palm reader, atau pembaca garis tangan, membaca dan menganalisa kepribadian serta perilaku seseorang. Mereka memberikan perkiraan masa depan seseorang berdasarkan perilaku dan kebiasaannya.

Keyakinan lain berkata, palmistri sebenarnya bukan untuk meramalkan peristiwa di masa depan, melainkan untuk melihat analisa SWOT.  Yaitu, mengevaluasi kekuatan (strenght), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) yang pernah dihadapi, sedang, atau akan dihadapi seseorang dalam hidupnya.

Dirangkum dari berbagai sumber, menurut sejarah, meramal lewat garis tangan sudah dikenal di China dan Jepang. Meski begitu, orang-orang gypsy, bangsa Yunani, serta suku Indian di Amerika juga memperaktekkan ilmu meramal garis tangan.

Iin Damayanti, seorang hipnoterapis yang mendalami ilmu palmistri menjelaskan dalam blognya, manusia selalu terkagum-kagum dengan garis-garis pada tangannya. Menurut Iin, ilmu palmistri diperkirakan mulai dipelajari sejak zaman Mesir kuno, Sumeria atau Babilonia.

Menurut dugaan, palmistri awalnya dimulai dari negara-negara Timur, kemudian berkembang ke arah Barat yang kemudian dipelajari oleh bangsa Eropa. Dalam sebuah penelitian ilmiah, diketahui bahwa literatur India, dari tahun 2000 sebelum masehi, serta artikel Aristoteles dari tahun 384-322 sebelum masehi, ternyata telah mengenal palmistri.
Ilustrasi palmistri. (Getty Images/ Thinkstock/Studio-Annika)
Dalam sumber lain dikatakan, kaisar-kaisar China menggunakan sidik jari jempolnya sebagai pengesahan dokumen kerajaan. Sidik jari jempol terjadi sejak ribuan tahun lalu itu kini menjadi cikal-bakal pemakaian sidik jari dalam dokumentasi umat manusia di penjuru dunia.

Konon, Julius Caesar mengangkat dan menilai orang-orang terdekatnya berdasarkan palmistri. Menurut hikayat, kata palmistry telah digunakan pada 1420, yakni ketika sastrawan John Lydgate menulis Assembly of Gods Documents dengan menyebutkan kata pawmestry.

Sementara, buku pertama yang menggunakan kata palmistri seperti kata yang digunakan sekarang ditulis pada 1477. Yakni, ketika Michael Scotts menyinggung palmistri dalam bukunya yang berjudul De Physiognomy, sebuah buku tentang analisa tubuh manusia.

Di abad ke-17 bermunculan berbagai buku tentang palmistri.  Namun, buku-buku yang beredar di masa itu lebih berbau mistik, tanpa penjelasan ilmiah. Maka tak heran jika banyak yang menganggap rendah palmistri

Baru pada abad ke-18, buku-buku palmistri banyak mengaitkan garis tangan dengan hal-hal rasional dan ilmiah. Semenjak itu, palmistri mulai dianggap sebagai upaya membaca pola pikir seseorang dan penerapannya dalam kehidupan.

Saat ini, seorang pembaca garis tangan tak lagi menganalisa dengan cara tradisional. Mereka menggabungkan palmistri dengan psikologi modern, juga ilmu penyembuhan holistik.

Mengapa membaca garis tangan? Menurut Iin, “Ada ribuan urat syaraf yang berujung pada telapak tangan Anda dan ujung lainnya adalah otak Anda. Jadi senantiasa terjadi komunikasi dua arah antara kedua ujung ini.”

Oleh karena itu, menurut Iin, garis tangan dan tanda-tanda di telapak tangan seseorang dapat merefleksikan kepribadian, serta menunjukkan kondisi emosi dan fisik seseorang yang sebenarnya.

Sejarah palmisri juga amat akrab dengan sosok bernama Cheiro. Dia adalah pembaca garis tangan, konon merupakan yang terhebat yang pernah ada. Cheiro, yang kerap dikenal sebagai Count Louis Hamon, lahir di Irlandia dengan nama asli William John Warner.

Dia peramal ulung yang bisa dengan tepat meramalkan banyak kejadian besar di dunia. Ramalan Cheiro menggabungkan palmistri dengan astrologi serta hitungan-hitungan tertentu. Dia dapat menduga apa yang akan terjadi pada bintang Hollywood terkenal pada masa itu, Marilyn Monroe. Dia bahkan meramalkan kematiannya sendiri yang terbukti akurat.(http://www.cnnindonesia.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar