Festival Dongeng Jakarta
Festival Dongeng Jakarta (Istimewa)
Indonesia perlu mendirikan Museum Dongeng Nusantara (MDN) guna mengembalikan eksistensi dongeng. Saat ini, kemajuan teknologi informasi yang membawa arus globalisasi telah menggerus tradisi lisan (dongeng) di berbagai penjuru nusantara. Dongeng kalah saing dengan cerita-cerita rakyat yang berasal dari negara-negara lain yang telah ditarnsformasikan ke media digital. Padahal, dongeng mampu membentuk identitas dan memori kolektif bangsa.
Ketua Tim Pokja Penelitian Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Balitbang Kemdikbud) Unggul Sudrajat mengatakan, sebagai warisan budaya tak benda (intangible heritage) yang miliki nilai-nilai luhur bangsa, dongeng perlu didokumentasikan dan dilestarikan. Upaya yang telah dilakukan untuk merawat keberadan dongeng di antaranya dengan mendeklarasikan Hari Dongeng Nasional yang diperingati setiap 28 November. “Upaya lain dengan pendirian museum dongeng sebagai media transformasi nilai budaya yang efektif bagi pelestarian dan merawat memori kolektif serta identitas bangsa,” kata dia dalam siaran persnya, Senin (4/1).
Bertolak dari hal tersebut, Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Balitbang Kemendikbud pun melakukan penelitian. Lokasi penelitian ini mencakup tiga lokasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan melibatkan berbagai pegiat, pencinta, pendongeng dan komunitas dongeng yang sudah. Selain menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan systematic review dalam metode penelitian yang dilakukan dengan melakukan telaah terhadap 100 hasil penelitian baik berupa skripsi, tesis, dan disertasi yang tersebar di beberapa kampus di Indonesia.
Dari hasil systematic review yang dilakukan, 81% hasil penelitian berkaitan dongeng yang ada di Indonesia berkaitan erat degan nilai moral dan pendidikan karakter yang ada di masyarakat. Sedangkan dalam wilayah masalah translasi dan modifikasi sebanyak 8%, dan 11% sisanya berkaitan dengan hukum, lingkungan hidup, motif pakaian dan kepemilikan komunitas. Kesimpulan penelitian adalah dongeng memiliki nilai dan isu strategis yang dapat diangkat di antaranya sebagai pendidikan karakter, sarana dalam membentuk identitas, sarana rekreatif sekaligus pembelajaran bahasa, sarana internalisasi nilai dalam proses pendidikan keluarga dan sebagai ide dalam menciptakan karya-karya yang kreatif.
Melihat pentingnya dongeng dalam membangun identitas dan memori kolektif bangsa, maka upaya yang dapat dilakukan oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Ditjen Kebudayaan Kemendikbud adalah dengan mendirikan Museum Dongeng Nusantara. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, museum bisa mengambil bentuk museum virtual maupun terintegrasi dengan taman budaya yang ada di masing-masing provinsi.
Selain itu, Kemdikbud juga dapat menggiatkan gerakan living museum di semua daerah dengan mengajak partisipasi dan pelibatan publik di dalamnya. Dalam menggiatkan living museum, setidaknya ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, mengajak berbagai kegiatan komunitas untuk menghadirkan masa lalu sebagai bagian dalam upaya melawan lupa. Kedua, menempatkan living museum sebagai tujuan edukasi dan transmisi pengetahuan kepada khalayak. Ketiga, perlunya pemerintah menjembatani kerja sama dari berbagai pihak secara multidisiplin ilmu maupun profesi untuk mengembangkan kegiatan untuk menghadirkan masa lalu tersebut yang lebih kreatif dan bisa dimanfaatkan ke depan.
Investor Daily
Tri Listiyarini/TL
Investor Daily