Minggu, 03 Januari 2016

Sepeda Listrik Tenaga Surya Kreasi Mahasiswa ITSB


Hasil gambar untuk Sepeda Listrik Tenaga Surya Kreasi Mahasiswa ITSB

Semakin terbatasnya bahan bakar minyak(BBM) memacu orang untuk kreatif mencipta kendaraan dengan tenaga terbarukan. Di antaranya tercipa sepeda listrik tenaga surya.
====================

Terinspirasi oleh kegemarannya bersepeda dan peluang sepeda menjadi moda transportasi bagi mahasiswa di kampus,  Giasa Lutfiah –mahasiswa Institut Teknologi dan Desain Bandung (ITSB)--  membuat sepeda listrik bertenaga surya. Ia mengusung hasil kreasinya dengan nama Energy Bike.

Sebelumnya memang sudah banyak tercipta sepeda bertenaga surya. Namun Giasa membuat sepedanya dengan pendekatan desain produk industri. Energy Bike tidak sekadar menerapkan solar cell namun mempertimbangkan aspek ergonomic, material, penampilan dan kelayakan produksi.

Panel surya yang menjadi sumber utama energi berada di bagian depan. Uji coba yang dilakukan mencatat sepeda ini mampu mencapai kecepatan 20 kilometer/jam dengan beban hingga seberat 100 kilogram, atau setara seorang dewasa yang membawa serta seorang anak kecil. Artinya, dalam penggunaan maksimal, sepeda ini bisa dikendarai selama sekitar dua jam menempuh jarak sejauh 40 km sebelum dua buah baterai berdaya 12 volt yang ada di sana harus kembali diisi ulang. Caranya dengan membiarkan panel surya yang ada terjemur di bawah sinar matahari hingga lima jam.

"Sepeda ini semula didesain sebagai alat transportasi mahasiswa ITSB. Survei menyatakan mahasiswa ITSB menempuh waktu rerata dari kampus ke rumah kurang dari dua jam dengan jarak tempuh kurang dari 40 km. Sepeda ini bisa menjadi alternatif transportasi selain mobil dan motor," ujar Giasa Lutfiah menyoal latar belakang dirinya berkreasi mencipta sepeda listrik tenaga surya seperti dikutip okezone.com belum lama ini.

Dia ingin pengembangan dapat terus berlanjut, baik dari sisi teknologi panel surya terkini yang lebih efisien, dan tentu saja eksplorasi desain yang lebih baik lagi. Ke depan, ujar Giasha, produk akan dikembangkan ke bentuk yang lebih artistik sesuai dengan perkembangan teknologi sel surya. "Misalkan dengan menggunakan sel surya yang bertipe monokristal (elastis seperti kain) yang saat ini hanya bisa dibeli di Cina. Dengan begitu sel suryanya bisa diletakkan pada posisi yang saat ini dianggap tidak mungkin untuk mencari desain sepeda yang lebih luas," tuturnya.

Menurut Giasa, keunggulan sepeda ini selain bertenaga surya adalah tidak dilengkapi pedal dan rantai. Dengan begitu ketika listriknya habis bisa dikendarai dengan mode otoped. Dia juga membuat sepedanya ramping meski di dalam pijakannya terdapat berbagai macam komponen seperti baterai 12 volt, controller dan power booster. "Desain minimalis ini dipilih agar industri tertarik memproduksi skala massal sepeda saya," imbuh Giasa.

Giasa menghabiskan waktu setahun untuk menyelesaikan proyeknya. Bahkan dia rela merogoh kocek tabungannya hingga Rp10 juta untuk membuat Energy Bike tersebut. Ke depan, ujar Giasha, produk akan dikembangkan ke bentuk yang lebih artistik sesuai dengan perkembangan teknologi sel surya.

"Misalkan dengan menggunakan sel surya yang bertipe monokristal (elastis seperti kain) yang saat ini hanya bisa dibeli di Cina. Dengan begitu sel suryanya bisa diletakkan pada posisi yang saat ini dianggap tidak mungkin untuk mencari desain sepeda yang lebih luas," tuturnya.

Rektor ITSB Ari Darmawan Pasek mengaku bangga atas hasil karya mahasiswanya tersebut. Sebab, produk sepeda Giasa mendukung pelestarian lingkungan. Produk ramah lingkungan seperti ini perlu diproduksi massal karena alam sudah mengalami perubahan iklim. Apalagi energi matahari merupakan energi terbarukan yang potensial. Sepeda listrik ini cocok pula dipakai di kawasan perumahan dan industri.

Ari akan mencari sponsor swasta untuk membantu memproduksi secara massal sepeda buatan Giasa buat transportasi alternatif di kampusnya. Nanti mahasiswa yang turun dari bus di terminal kampus ITSB, Kota Deltamas, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, bisa menggunakan sepeda ke dalam kampus yang berjarak satu kilometer. "Saya akan meminta Sinar Mas untuk membantu memproduksi sepeda bertenaga surya ini," terangnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar