Semakin terbatasnya bahan bakar minyak(BBM) memacu
orang untuk kreatif mencipta kendaraan dengan tenaga terbarukan. Di antaranya
tercipa sepeda listrik tenaga surya.
====================
Terinspirasi oleh kegemarannya bersepeda dan peluang sepeda
menjadi moda transportasi bagi mahasiswa di kampus, Giasa Lutfiah –mahasiswa Institut Teknologi
dan Desain Bandung (ITSB)-- membuat
sepeda listrik bertenaga surya. Ia mengusung hasil kreasinya dengan nama Energy
Bike.
Sebelumnya memang sudah banyak tercipta sepeda bertenaga
surya. Namun Giasa membuat sepedanya dengan pendekatan desain produk industri.
Energy Bike tidak sekadar menerapkan solar cell namun mempertimbangkan
aspek ergonomic, material, penampilan dan kelayakan produksi.
Panel surya yang menjadi sumber utama energi berada di
bagian depan. Uji coba yang dilakukan mencatat sepeda ini mampu mencapai
kecepatan 20 kilometer/jam dengan beban hingga seberat 100 kilogram, atau
setara seorang dewasa yang membawa serta seorang anak kecil. Artinya, dalam
penggunaan maksimal, sepeda ini bisa dikendarai selama sekitar dua jam menempuh
jarak sejauh 40 km sebelum dua buah baterai berdaya 12 volt yang ada di sana
harus kembali diisi ulang. Caranya dengan membiarkan panel surya yang ada
terjemur di bawah sinar matahari hingga lima jam.
"Sepeda ini semula didesain sebagai alat transportasi
mahasiswa ITSB. Survei menyatakan mahasiswa ITSB menempuh waktu rerata dari
kampus ke rumah kurang dari dua jam dengan jarak tempuh kurang dari 40 km.
Sepeda ini bisa menjadi alternatif transportasi selain mobil dan motor,"
ujar Giasa Lutfiah menyoal latar belakang dirinya berkreasi mencipta sepeda
listrik tenaga surya seperti dikutip okezone.com belum lama ini.
Dia ingin pengembangan dapat terus berlanjut, baik dari sisi
teknologi panel surya terkini yang lebih efisien, dan tentu saja eksplorasi
desain yang lebih baik lagi. Ke depan, ujar Giasha, produk akan dikembangkan ke
bentuk yang lebih artistik sesuai dengan perkembangan teknologi sel surya.
"Misalkan dengan menggunakan sel surya yang bertipe monokristal (elastis
seperti kain) yang saat ini hanya bisa dibeli di Cina. Dengan begitu sel suryanya
bisa diletakkan pada posisi yang saat ini dianggap tidak mungkin untuk mencari
desain sepeda yang lebih luas," tuturnya.
Menurut Giasa, keunggulan sepeda ini selain bertenaga surya
adalah tidak dilengkapi pedal dan rantai. Dengan begitu ketika listriknya habis
bisa dikendarai dengan mode otoped. Dia juga membuat sepedanya ramping meski di
dalam pijakannya terdapat berbagai macam komponen seperti baterai 12 volt, controller
dan power booster. "Desain minimalis ini dipilih agar industri
tertarik memproduksi skala massal sepeda saya," imbuh Giasa.
Giasa menghabiskan waktu setahun untuk menyelesaikan
proyeknya. Bahkan dia rela merogoh kocek tabungannya hingga Rp10 juta untuk
membuat Energy Bike tersebut. Ke depan, ujar Giasha, produk akan dikembangkan
ke bentuk yang lebih artistik sesuai dengan perkembangan teknologi sel surya.
"Misalkan dengan menggunakan sel surya yang bertipe
monokristal (elastis seperti kain) yang saat ini hanya bisa dibeli di Cina. Dengan
begitu sel suryanya bisa diletakkan pada posisi yang saat ini dianggap tidak
mungkin untuk mencari desain sepeda yang lebih luas," tuturnya.
Rektor ITSB Ari Darmawan Pasek mengaku bangga atas hasil
karya mahasiswanya tersebut. Sebab, produk sepeda Giasa mendukung pelestarian
lingkungan. Produk ramah lingkungan seperti ini perlu diproduksi massal karena
alam sudah mengalami perubahan iklim. Apalagi energi matahari merupakan energi
terbarukan yang potensial. Sepeda listrik ini cocok pula dipakai di kawasan
perumahan dan industri.
Ari akan mencari sponsor swasta untuk membantu memproduksi secara
massal sepeda buatan Giasa buat transportasi alternatif di kampusnya. Nanti
mahasiswa yang turun dari bus di terminal kampus ITSB, Kota Deltamas, Cikarang
Pusat, Kabupaten Bekasi, bisa menggunakan sepeda ke dalam kampus yang berjarak satu
kilometer. "Saya akan meminta Sinar Mas untuk membantu memproduksi sepeda
bertenaga surya ini," terangnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar