Danau Tempe yang cukup luas (13.000 hektare) ,dangkal menjadi habitat satwa burung dan ikan air tawar. Pemukiman Masyarakat di tengah danau tempe dengan rumah terapungnya serta masyarakat Bugis sepanjang pinggiran danau yang merupakan kawasan tanah lumpur .
Danau Tempe tampak bagaikan sebuah wadah raksasa yang diapit oleh tiga kabupaten yaitu Wajo, Soppeng, dan Sidrap.
Menyaksikan terbitnya matahari di ufuk timur pada pagi hari dan terbenam di ufuk barat pada sore hari dan ditemani beragam satwa burung seperti Belibis yang menyambar ikan-ikan yang muncul di atas permukaan air.
Memancing Species ikan air tawar ini yang jarang ditemui di tempat lain, di waktu malam, di rumah terapung. bersama nelayan, kita dapat menyaksikan rembulan di malam hari yang menerangi Danau Tempe sambil memancing ikan. dan terkadang terdengar musik tradisional Kacapiyang dimainkan penduduk.
Berjalan-jalan menyusuri danau dengan menggunakan perahu motor katinting hingga ke Sungai Walanae, dan Desa Salotangah serta Desa Batu Batu yang berada di tengah danau.
Pekerjaan seharian masyarakat pesisir danau adalah Nelayan ikan dan tengah danau itu berlatar belakang rumah terapung, merupakan pemandangan yang sangat menarik.
Danau Tempe terletak di bagian Barat Kabupaten Wajo. Tepatnya di Kecamatan Tempe, sekitar 7 km dari Kota Sengkang dan merupakan muara Sungai Walanae dan sungai ini, perjalanan ke Dananu Tempe dapat ditempuh sekitar 30 menit .
Festifal Danau Tempe, yang biasanya dilaksanakan pada bulan Agustus setiap tahunnya, diatas Danau Tempe. disertai acara pesta ritual nelayan ini disebut Maccera Tappareng atau upacara mensucikan danau dengan menggelar berbagai atraksi wisata yang sangat menarik. dimana para gadis memakai baju Bodo (pakaian adat Orang Bugis).
Acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai atraksi seperti lomba perahu tradisional, lomba perahu hias, lomba permainan rakyat (lomba layangan tradisional, pemilihan anak dara dan kallolona Tanah Wajo), lomba menabuh lesung (padendang), pagelaran musik tradisional dan tari bissu yang dimainkan oleh waria, dan berbagai pagelaran tradisional lainnya.
Lomba perahu dayung merupakan tradisi yang turun temurun dan terpelihara di kalangan para nelayan.
Maccera Tappareng merupakan bentuk kegiatan ritual yang dilaksanakan di atas Danau Tempe oleh masyarakat yang berdomisili di pinggir Danau Tempe, biasanya ditandai dengan pemotongan kurban sapi yang dipimpin oleh seorang ketua nelayan.
Danau Tempe tampak bagaikan sebuah wadah raksasa yang diapit oleh tiga kabupaten yaitu Wajo, Soppeng, dan Sidrap.
Menyaksikan terbitnya matahari di ufuk timur pada pagi hari dan terbenam di ufuk barat pada sore hari dan ditemani beragam satwa burung seperti Belibis yang menyambar ikan-ikan yang muncul di atas permukaan air.
Memancing Species ikan air tawar ini yang jarang ditemui di tempat lain, di waktu malam, di rumah terapung. bersama nelayan, kita dapat menyaksikan rembulan di malam hari yang menerangi Danau Tempe sambil memancing ikan. dan terkadang terdengar musik tradisional Kacapiyang dimainkan penduduk.
Berjalan-jalan menyusuri danau dengan menggunakan perahu motor katinting hingga ke Sungai Walanae, dan Desa Salotangah serta Desa Batu Batu yang berada di tengah danau.
Pekerjaan seharian masyarakat pesisir danau adalah Nelayan ikan dan tengah danau itu berlatar belakang rumah terapung, merupakan pemandangan yang sangat menarik.
Danau Tempe terletak di bagian Barat Kabupaten Wajo. Tepatnya di Kecamatan Tempe, sekitar 7 km dari Kota Sengkang dan merupakan muara Sungai Walanae dan sungai ini, perjalanan ke Dananu Tempe dapat ditempuh sekitar 30 menit .
Festifal Danau Tempe, yang biasanya dilaksanakan pada bulan Agustus setiap tahunnya, diatas Danau Tempe. disertai acara pesta ritual nelayan ini disebut Maccera Tappareng atau upacara mensucikan danau dengan menggelar berbagai atraksi wisata yang sangat menarik. dimana para gadis memakai baju Bodo (pakaian adat Orang Bugis).
Acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai atraksi seperti lomba perahu tradisional, lomba perahu hias, lomba permainan rakyat (lomba layangan tradisional, pemilihan anak dara dan kallolona Tanah Wajo), lomba menabuh lesung (padendang), pagelaran musik tradisional dan tari bissu yang dimainkan oleh waria, dan berbagai pagelaran tradisional lainnya.
Lomba perahu dayung merupakan tradisi yang turun temurun dan terpelihara di kalangan para nelayan.
Maccera Tappareng merupakan bentuk kegiatan ritual yang dilaksanakan di atas Danau Tempe oleh masyarakat yang berdomisili di pinggir Danau Tempe, biasanya ditandai dengan pemotongan kurban sapi yang dipimpin oleh seorang ketua nelayan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar