Kamis, 27 Oktober 2016

Perjalanan Joko Tingkir


Nama asli Joko Tingkir adalah Mas Karebet yang merupakan raja pertama kerajaan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Ayahnya yaitu Ki Ageng Pangging yang sering dikenal dengan sebutan Kebo Kenongo dihukum mati oleh kerajaan demak, karena dituduh sebagai pemberontak dan ibunya yaitu Nyai Ageng Pengging meninggal karena sakit.
Setelah yatim piatu, Mas Karebet diasuh oleh Nyai Ageng Tingkir, dan di juluki Joko Tingkir. Joko tinggir tumbuh menjadi pemudah yang gagah berani, dan sangat menyukai bertapa. Joko Tingkir juga pernah berguru kepada sunan Kalijaga dan Ki Ageng Sela.
Joko Tingkir mengabdikan dirinya di kerajaan Demak atas saran dari Sunan Kalijaga. Dia tinggal di rumah saudara dari Nyi Ageng Tingkir, yaitu perawat Masjid Agung Demak dan berpangkat lurah ganjur, yaitu Kyai Gandasmustaka. Joko Tingkir pun menjadi kepala prajurit Demak yang berpangkat lurah wiratama, karena dia pandai menarik simpati Sultan Trenggono.
www.wiro-sableng.com
Pada kemudian hari, Joko Tingkir bertugas menyeleksi Calon Prajurit yang akan dimasukan ke dalam kelompok prajurit Joko Tingkir. Salah satu calon prajurit itu adalah Dadungawuk. Daduk awuk adalah orang yang sombong dan sering memamerkan kesaktiannya. Karena kesombongannya itu, Joko Tingkir berniat menguji kesaktiannya dengan tusuk Konde. Tapi ternyata Dadungawuk tewas seketika. Joko Tingkir dipecat oleh Sultan Trenggono dan diusir dari demak karena kejadian itu.
Joko Tingkir pergi dari demak dan berguru kepada sodara tua ayahnya, yaitu Ki Ageng Banyubiru atau Ki Kebo Kanigoro. Setelah berguru dan merasa cukup menyerap ilmu, bersama ketiga murid Ki Ageng Banyubiru yaitu Mas Manca, Mas Wila dan Wragil kembali ke Demak. Dalam perjalanan menyeberangi sungai Kedung Srengenge menggunakan rakit, mereka diserang siluman buaya, tapi siluman buaya dikalahkan oleh murid-murid tersebut hingga siluman Buaya membantu mendorong rakit hingga ke seberang.
Joko Tingkir mencoba mencari simpati kepada Sultan Trenggono yang pada saat itu sedang berwisata di Gunung Prawoto. Dia melepas seekor kerbau gila yang dinamai Kebo Danu. Kebau tersebut mengamuk setelah diberi mantra oleh Joko Tingkir, dengan memberi tanah kuburan di bagian telinga kerbau. Tidak ada yang mampu menghentikan Kerbau teresebut.
Joko Tingkir muncul dan menghadapi kerbau gila itu, dan dikalahkan dengan mudah. Atas kejadian itu, diangkatlah kembali oleh Sultan Trenggono menjadi lurah wiratama. (http://www.ceritalegenda.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar