Oleh Heri Cahyo

ornamen
Teman-teman menyebutnya Butho Kasti. Butho artinya raksasa dan Kasti, ya sejenis permainan tradisional seperti soft ball itu. Butho Kasti adalah sebuah arca besar yang letaknya sekitar satu kilometer dari candi Singosari yang konon peninggalan  dari Ken Arok.

Butho kasti, terletak di pinggir jalan menuju pemandian kendedes. Sebuah kolam renang yang airnya berasal dari mata air yang airnya cukup jernih. Konon pemandian itu tempatnya mandi para putri kerajaan singosari. Sebenarnya masih ada lagi pemandian tradisional lainnya di singosari yang katanya juga tempat mandinya para putri kerajaan.  Di sekitar pemandian itu banyak dikelilingi arca-arca kecil, dan yang unik masing-masing arca tersebut mengeluarkan air dari pada posisi yag berbeda-beda. Ada yang mengeluarkan air dari matanya, ada yang dari hidungnya dan seterusnya. Sayangnya, banyak sekali arca-arca tersebut hilang karena dicolong orang – konon lagi dijual ke luar negeri, seperti Belanda.  Entahlah, saya kadang bingung, kenapa seh kok dibelai-belain dan susah susah nyuri patung batu …
Kembali ke Butho Kasti, bentuknya seperti raksasa, badannya besar, matanya melotot dan yang paling jelas dia bertelanjang dada hanya mengenakan sejenis kain penutup di  sekitar auratnya. Nah, yang menjadi khasnya arca ini adalah, dia memgang pentungan besar yang disandarkan ke bahunya. Karena pentungan yang besar inilah yang membuat dia dijuluki butho kasti. Pasalnya posenya dia yang setengah jongkok itu kayak pose pemain softball atau kasti yang lagi dipoto hehehe.


Adanya Butho kasti, biasanya jumlahnya sepasang dan berada di kanan dan kiri jalan dan letaknya di depan pintu masuk / pintu gerbang desa atau tempat-tempat tertentu. Konon lagi, sang Butho ini tugasnya ya kayak densusnya PNBB hihi, mengamankan desa atau tempat yang dijaganya. Dan sebagai balasan, juga disediakan sajen uang diletakkan di depan sang Butho. Lha kok tak pikir-pikir, butho ini bisa-bisa masuk PNBB wkwkwkwk

Nah, alkisah, karena ada pelebaran jalan. Maka sang Butho ini, mau tidak mau harus digeser posisinya. Kemudian dikerahkanlah mesin-mesin dan buldozer untuk memindahkan Sang Butho ke posisinya yang baru. Tetapi usaha ini berkali-kali gagal dan gagal, meski peralatan yang lebih canggih didatangkan.

Ditengah kegalauan para pekerja yang ditugaskan melebarkan jalan ini, ada yang menyarankan untuk meminta petuah dari juru kunci atau orang yang dianggap tetua di desa tersebut bagaimana sebaiknya memindahkan sang Buhto.

Maka setelah dicari kesana kemari, didapatlah sebuah saran, bagaimana caranya memindah sang Butho.

Anda tahu caranya?

Hehe,, ternyata cukup nggeletek – kata orang Malang.

Sang juru kunci menyarankan menutup mata sang Butho dengan kain gelap. Wah, lucu juga sarannya, kayak mau main petak umpet aja. Tetapi apa boleh buat, maka saran itu dituruti aja.

Ajaibnya, dengan cara menutup mata sang Butho, dia mudah sekali dipindahkan ke tempat yang baru..

Kok bisa?

Lha saya juga nggak tahu, makanya saya tulis di sini, barangkali anda tahu jawabannya.

Ada yang tahu?