Senin, 16 Januari 2017

5 BATIK LEGENDARIS DI SOLO

5 BATIK LEGENDARIS DI SOLO

Semua orang tahu kalau Kota Solo adalah pusat kebudayaan Jawa. Dari kota ini lahir berbagai macam kebudayaan klasik. Seperti budaya upacara, tarian, bangunan, dan juga batik.  Batik Legendaris Solo berkembang pada abad ke XVI, dan semakin pesat perkembangannya setelah perjanjian Giyanti pada masa pemerintahan Paku Buwono III. Paku Buwono III mendorong abdi dalemnya dan pengusaha Batik untuk menciptakan motif batik untuk menyaingi motif batik Yogyakarta. Tapi ada beberapa macam batik yang sangat legendaris. Yuk simak batik-batik legendaris di Solo versi Pusat Grosir Solo.

  1. Batik Babon Angrem
Diberi nama Babon Angrem karena batik ini digambarkan layaknya ayam betina yang sedang mengerami telurnya. Batik ini sering digunakan oleh ibu hamil dalam upacara tujuh bulanan. Motif Batik Legendaris Solo ini melambangkan sifat kasih sayang dan kesabaran seorang ibu agar bisa menurun pada anaknya kelak. Selain itu makna dari Motif Babon Angremini adalah sebuah permohonan keturunan sebagai penyambung sejarah. Digambarkan dari seekor ayam yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar telurnya menetas sempurna.

Motif Batik Legendaris Babon Angremmerupakan motif geometris, yaitu motif batik yang berbentuk flora dan fauna serta berkembang pada pertengahan abad ke XVIII. Isen-isen yang ada pada batik ini adalah ukel yang diselingi dengan gambar dua unggas yang berhadap-hadapan. Batik ini termasuk semen latar hitam yang cocok dipakai untuk orang dewasa. Akan tetapi tidak cocok digunakan untuk anak-anak konon motif batik yang besar tidak baik untuk anak.

  1. Batik Truntum
Awal mula Motif Batik Truntum memiliki kisah yang paling menyentuh dibanding dengan kisah pembuatan BatikLegendaris yang lain. Batik Truntum ini diciptakan oleh Ratu Kencono atau dikenal dengan Ratu Beruk yang merupakan permaisuri dari Paku Buwono III. Kegelisahan akan cintanya pada Paku Buwono III membuat Ratu Beruk membuat sebuah batik untuk menggambarkan kegelisahannya.
Dimalam hari bertabur bintang, Ratu Beruk menggambarkan suasana malam itu dengan motif yang detil. Bintang-bintang digambarkan dengan bunga tanjung yang berlatar warna hitam. Sang Raja menyadari perasaan cinta dari Ratu Beruk, dan terpesona melihat batik yang dibuatnya. Batik Legendaris itu kini dikenal di Solo sebagai Batik Truntum. Motif Batikini memiliki arti timbul kembali yang berkaitan dengan cinta kasih suami dan isteri. Makna yang terpendam dari Motif Batik Truntum bahwa kehidupan manis tidak pernah terlepas dari susah dan senang, terang dan gelap, juga kaya-dan miskin.

  1. Batik Parang Kusumo
Motif batik Solo yang sangat dikenal oleh masyarakat di zaman modern ini adalah BatikParang KusumoParang Kusumo berasal dari kata ‘kusuma’ yang berarti kembang atau bunga yang berkaitan dengan ratu. Pada zaman Keraton Surakarta, Batik Legendaris ini hanya digunakan oleh keluarga raja dan keturunannya yang berada di dalam keraton.
Motif Batik Legendaris Parang Kusumoterdiri dari unsur Motif Api dan Motif Mlinjon. Susunan motif segaris diagonal. Posisi Motif Api dan Motif Parang bertolak belakang dengan posisi Motif Mlinjon yang berbentuk belah ketupat. Ditengah motif api terdapat dua motif bunga kecil yang bertajuk tiga dan saling bertolak belakang. Motif Batik Solo ParangKusumo sering digunakan dalam acara pernikahan untuk busana pengantin Kasatrian Ageng.
Motif Batik Parang Kusumo juga memiliki arti bunga harapan generasi muda. Pada awalnya  Batikini dipakai oleh putra dan putri Sultan untuk malam selikuran. Batik ParangKusumo berkembang pada masa Panembahan Senopati Mataram pada abad XVI.

  1. Batik Sidomukti
Batik Legendaris ini memiliki makna dan simbol pengharapan dari doa yang dituangkan dalam motif batik dan isen-isennya. Berasal dari bahasa Jawa ‘Sido’ yang berarti benar-benar tejadi dan terkabul keinginannya. Dan ‘ukti’ yang berarti kebahagiaan, berkuasa, disegani, dan tidak kekurangan sesuatu. Warna kain Batik LegendarisSidomukti berwarna soga atau coklat yang merupakan ciri khas dari Batik Solo. BatikSidomukti merupakan perkembangan Motif Batik Sidomukti latar putih yang berasal dari zaman mataram Kartasura. Kemudian diganti warna soga oleh Paku Buwono IV.
Awalnya warna sogamerupakan pengganti dari warna oranye. Pada saat itu sebelum pewarna kimia ditemukan, pewarnaaan menggunakan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan.

  1. Batik Kawung
Batik ini menjadi kesukaan anak-anak, karena motif Batik kawung ini sangat simpel dan bisa digambar di kertas gambar. Motif Batik Kawung ini identik dengan pola bulatan mirip buah Kawung, sejenis kelapa atau dikenal  dengan kolang-kaling. Selain itu, juga diartikan sebagai gambar bunga teratai dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Bunga teratai yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya Motif Batik Kawung ini berjejer rapi secara geometris pada kain.
Motif Batik Kawung memiliki makna sebuah keinginan dan usaha yang keras akan selalu membuahkan hasil, walau harus memakan waktu yang lama. Kerja keras untuk menghasilkan rejeki berlipat ganda akan lebih bermanfaat jika dibarengi dengan sikap hemat, teliti, cermat, dan tidak boros. (http://pusatgrosirsolo.com/artikel-batik/5-batik-legendaris-di-solo/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar