Rabu, 23 Juli 2014

Pasar Batik PPIP


Pasar Grosir Batik PPIP berdiri sejak tanggal 31 Juni Tahun 2008. Diresmikan oleh Bapak Walikota Pekalongan Dr. Bahsyir Ahmad. Bangunan yang di tempati adalah bangunan bekas gedung pertemuan PPIP. Yang dibangun sekitar Tahun 1956. Dan pada tahun 1999 pernah dipakai untuk pasar swalaan, selama 1 tahun. Mengapa dibuat Pasar Grosir Batik PPIP? Karena Kota Pekalongan merupakan Kota Pusat Industri Batik yang terbesar dan terkenal di seluruh dunia. Pasar Grosir Batik PPIP juga merupakan salah satu aset milik koperasi Batik PPIP yang anggotanya sebagian besar adalah para pengusaha batik atau para pengrajin batik tradisional Pekalongan. Sehingga alternatif terakhir yang diinginkan oleh para anggotanya sejak tahun 2008 didirkanlah sebuah Pasar Grosir Batik PPIP untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya yang bergerak dibidang Usaha Batik.

Pasar Grosir Batik PPIP diwujudkan atas dasar permintaan daripada anggotanya dan dibangun secara bertahap. Dan dibagi menjadi 3 tahap.

Tahap pertama dibangun dengan sejumlah 59 unit kios serbaguna dan 30 unit LOS serbaguna dan berbagai fasilitas umum, yang terdiri dari : 1 unit mushola , 5 unit toilet , 1 unit kantor pengelola , 1 unit gudang, 1 unit dapur, 1 unit sumur untuk memenuhi kebutuhan para pedagang dan umum. Tersedia area parkir untuk umum disebelah barat dan karyawan disebelah selatan dan Rest Area yang berada disebelah barat.

Dikarenakan kondisi yang bertambah ramai dan karena permintaan para pedagang yang semakin membludak, akhirnya pengelola Pasar Grosir Batik PPIP memutuskan untuk menambah kios-kios lagi pada tahap ke-dua.

Pada tahap dua terbangun kios sebanyak 29 unit kios.

Karena banyaknya permintaan dari pedagang kuliner maka pihak pengelola Pasar Grosir Batik PPIP menambahkan kios-kiosnya untuk kebutuhan kuliner pada tahap ke-tiga.

Pada tahap ketiga dapat menambahkan 11 unit kios baru untuk memenuhi para pedagang kuliner.

Pasar Grosir Batik PPIP adalah Satu-satunya Pasar Grosir Batik yang letaknya berada ditengah-tengah kota. Dan Pihak pengelola Pasar Grosir Batik PPIP akan meningkatkan pelayanan serta fasilitas sarana dan prasarana, bila memang dibutuhkan dan memungkinkan, Maka Pihak Pengelola akan menambah kios-kiosnya lagi untuk memenuhi kebutuhan para pedagangnya.


* Pasar Grosir Batik PPIP Bagi anda wisatawan belanja konveksi Pekalongan. Kini ada lokasi grosir baru di Kota Pekalongan, namanya Pasar Grosir Batik dan Wisata Kuliner Persatuan Perbatikan Indonesia Pekalongan atau lebih populer Grosir Batik PPIP. Mulai beroperasi sejak 31 Juli 2008. Lokasinya sangat strategis dan mudah dijangkau yaitu di tepi jalan Dr. Wahidin Kota Pekalongan. Di pasar grosir PPIP produk yang di jual lebih mengincar pada segmen menengah ke atas, namun bukan berarti untuk kelas menengah ke bawah tidak ada lho. Produk batik tulis dan sutera aneka kualitas banyak di jual ...



BATIK pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya, batik pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Batik pekalongan adalah napas kehidupan sehari-sehari warga Pekalongan. Ia menghidupi dan dihidupi warga Pekalongan. Meskipun demikian, sama dengan usaha kecil dan menengah lainnya di Indonesia, usaha batik pekalongan kini tengah menghadapi masa transisi. Perkembangan dunia yang semakin kompleks dan munculnya negara pesaing baru, seperti Vietnam, menantang industri batik pekalongan untuk segera mentransformasikan dirinya ke arah yang lebih modern. Gagal melewati masa transisi ini, batik pekalongan mungkin hanya akan dikenang generasi mendatang lewat buku sejarah.



Ketika itu, pola kerja tukang batik masih sangat dipengaruhi siklus pertanian. Saat berlangsung masa tanam atau masa panen padi, mereka sepenuhnya bekerja di sawah. Namun, di antara masa tanam dan masa panen, mereka bekerja sepenuhnya sebagai tukang batik. Zaman telah berubah. Pekerja batik di Pekalongan kini tidak lagi didominasi petani. Mereka kebanyakan berasal dari kalangan muda setempat yang ingin mencari nafkah. Hidup mereka mungkin sepenuhnya bergantung pada pekerjaan membatik.


Apa yang dihadapi industri batik pekalongan saat ini mungkin adalah sama dengan persoalan yang dihadapi industri lainnya di Indonesia, terutama yang berbasis pada pengusaha kecil dan menengah. Persoalan itu, antara lain, berupa menurunnya daya saing yang ditunjukkan dengan harga jual produk yang lebih tinggi dibanding harga jual produk sejenis yang dihasilkan negara lain. Padahal, kualitas produk yang dihasikan negara pesaing lebih baik dibanding produk pengusaha Indonesia. Penyebab persoalan ini bermacam-macam, mulai dari rendahnya produktivitas dan keterampilan pekerja, kurangnya inisiatif pengusaha untuk melakukan inovasi produk, hingga usangnya peralatan mesin pendukung proses produksi.
(www.facebook.com/pages/Pasar-Grosir-PPIP-Kota-Pekalongan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar