PT Pindad (Persero) merupakan perusahaan pelat merah strategis yang cikal bakal pembentukannya sudah dimulai sejak zaman kolonial. Awalnya didirikan oleh Belanda sampai akhirnya diberikan kepada Pemerintah Indonesia.
Pada tahun 1808 didirikan sebuah bengkel peralatan militer di Surabaya dengan nama Artillerie Constructie Winkel (ACW). Bengkel ini lambat laun berkembang menjadi sebuah pabrik dan sesudah mengalami perubahan nama pengelola kemudian dipindahkan lokasinya ke Bandung, Jawa Barat pada tahun 1923.
Setelah Indonesia merdeka, Pemerintah Belanda pada tahun 1950 menyerahkan pabrik tersebut kepada Pemerintah Indonesia, Kemudian pabrik tersebut diberi nama Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) yang berlokasi di PT Pindad.
Sejak saat itu PT Pindad berubah menjadi sebuah industri peralatan militer yang dikelola oleh Angkatan Darat. Pindad berganti status menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nama PT Pindad (Persero) pada tanggal 29 April 1983. Perusahaan pelat merah ini sempat berganti nama beberapa kali, seperti pada 1989 saat berada di bawah pembinaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS).
Tak lama berubah nama lagi menjadi PT Pakarya Industri (Persero) pada tahun 1999, setelah itu berganti lagi menjadi PT Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero) alias BPIS. Sampai pada 2002 PT BPIS (Persero) dibubarkan Pemerintah, dan sejak itu PT Pindad kembali beralih
Status menjadi perseroan yang langsung berada di bawah pembinaan Kementerian BUMN. Akhirnya, Pindad menjelma menjadi produsen senjata dan amunisi kelas internasional yang berkiblat ke Eropa dan NATO (North Atlantic Treaty Organization).
Saat ini, Pindad memiliki 2 lokasi pabrik yakni di Turen, Malang, Jawa Timur seluas 160 hektar yang memproduksi berbagai macam amunisi atau eksplosif, serta di Bandung seluas 66 hektar yang fokus di bidang mekanik.
Di Bandung, berbagai jenis produk senjata dan kendaraan tempur unggulan Pindad dilahirkan, seperti Panser ANOA 6X6, Mobil Tempur Komodo terbaru hingga berbagai jenis senapan serbu.
Dengan kemampuan mesin dan produksi terbaru dari dana suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 300 miliar, Pindad telah mampu memproduksi hingga 40.000 senjata per tahun. (http://finance.detik.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar