Jumat, 26 September 2014

Profesi-Profesi yang Nggak akan Kamu Temui di Luar Negeri

Indonesia ini memang unik, deh. Nggak hanya soal makanan dan keseniannya, tapi juga dari profesi yang biasa kita lihat sehari-hari. Mungkin, profesi-profesi ini memang cuma ada di negeri kita karena lahir langsung dari situasi ekonomi, budaya, dan kebiasaan masyarakat kita.
Nah, apa aja sebenarnya sih profesi-profesi yang cuma ada di Indonesia? Banyak banget! Misalnya aja…

1. Tukang Permak Jeans Keliling

Bisa permak jok mobil juga!
Bisa permak jok mobil juga! via pleisbilongtumi.wordpress.com
Alkisah, kamu lagi sibuk bikin skripsi. Karena sedang stres-stresnya, kamu sampai nggak nafsu keluar kamar — bahkan buat beli makan. Dalam waktu 1 bulan perutmu yang awalnya kayak beruang pun mengecil. Celana jeans-mu pun tiba-tiba melorot.
Kalau tinggal di Indonesia, kamu nggak usah khawatir. Jeans-mu kebesaran? Atau bosan dengan celana panjangmu, dan berencana memotongnya jadi pendek? Nggak perlu capek-capek cari tukang jahit. Ada tukang permak jeans keliling yang bakal mendatangi komplek rumahmu!
Sebenarnya, tukang permak jeans nggak hanya menawarkan jasanya dengan berkeliling. Sudah banyak juga yang bisa punya uang lebih untuk membuka kios. Tempatnya selalu mudah dijangkau, bahkan banyak yang bisa kamu temukan di pinggir jalan.
Awal mula adanya tukang permak jeans keliling ini juga nggak ada yang tahu. Tapi…mungkin karena mereka tahu ya kalau orang Indonesia itu sibuk-sibuk. Kadang kita nggak ada waktu cari tukang jahit, karena akhir pekan pun kita habiskan untuk istirahat di rumah. Melihat kesempatan ini, bisa jadi para tukang permak memilih ‘jemput bola’. Sekalian hemat uang sewa kios, ‘kan?

2. Tukang Parkir

Ada yang wanita juga, lho. Hebat!
Ada yang wanita juga, lho. Hebat! via padangmedia.com
Kamu baru bisa nyetir dan belum lancar parkir? Selama tinggal di Indonesia, kamu bisa bernapas lega karena ada tukang parkir di mana-mana yang akan membantumu parkir dengan baik dan benar.
Keberadaan tukang parkir yang cukup banyak menghabiskan uang bulanan kita ini sejujurnya ada untungnya, lho. Parkir di pinggir jalan jadi lebih rapi, menyeberang jalan lebih mudah, dan kendaraan kita pun akan aman. Di negara lain, nggak ada profesi tukang parkir ini. Mungkin karena jumlah kendaraan yang lebih sedikit dan area parkir yang lebih luas kali ya?

3. Ojek Payung

Kebanyakan dilakukan oleh anak sekolah
Kebanyakan dilakukan oleh anak sekolah via tempo.co
Sebagai daerah tropis, Indonesia cuma punya 2 musim: musim kemarau dan musim hujan. Tapi sekarang ini, dunia permusiman sering nggak bisa ditebak. Lagi musim kemarau, eh, tiba-tiba hujan. Padahal kamu nggak bawa payung dan harus cabut keluar.
Tapi selama kamu tinggal di Indonesia, nggak perlu takut basah kuyup. Saat hujan, sudah banyak ojek-ojek payung yang menunggu di pinggir jalan untuk memayungimu. Tinggal panggil aja, dan mereka bakal langsung mendatangimu. (Bahkan kadang, belum dipanggil pun mereka udah bakal mendatangi kamu :P)
Pada awalnya, keberadaan ojek payung ini mungkin disebabkan banyak orang yang lupa membawa payung. Atau mungkin memang orang Indonesia yang lihai memanfaatkan kesempatan: benda seperti payung pun dijadikan alat penambang rupiah.

4. Tukang Tambal Ban

Penyelamat ban bocormu
Penyelamat ban bocormu via al-terity.blogspot.com
Temen: “Lo dimana?”
Kamu: (baru selesai pakai baju) “OTW.”
Temen: “Oke!”
Kamu: (ke garasi) (lihat ban motor kempes) (lemes) “Sori, gue telat satu jam ya. Ban motor gue bocor.”
Temen: “Halah, manja amat lo…Deket kos lo kan juga ada tukang tambal ban!”
Ya, di Indonesia, penyelamat kempes dan bocornya ban kendaraan memang bertebaran dimana-mana. Ada di sepanjang jalan besar, ada pula di jalan-jalan kampung. Biaya yang harus kamu keluarkan juga nggak mahal, kok. Biasanya, untuk tambah angin kamu akan dikenakan 1000 rupiah per bannya, sedangkan untuk tambal ban bocor kamu dikenakan 10-15 ribu rupiah per bannya.
Sedihnya, kadang penyebab bocornya ban kendaraan kita adalah karena tukang tambal ban yang nakal itu sendiri. Mereka kerap menyebar paku di jalanan dekat kiosnya supaya banyak pengendara yang menambal ban kendaraannya di kios mereka. Keuntungan yang mereka dapat pun semakin banyak. Tapi tenang aja: tukang tambal ban yang jujur jumlahnya lebih banyak, kok.
Keberadaan bengkel yang jumlahnya terbatas dan jaraknya yang berjauhan mungkin jadi salah satu alasan mengapa tukang tambal ban di pinggir jalan semakin menjamur. Sebagai pengendara, kita bersyukur aja karena keberadaan mereka sangat membantu kita.

5. Tukang Pulsa

Ada yang keliling pakai motor juga!
Ada yang keliling pakai motor juga! via unik.kompasiana.com
Hmmm…sebenarnya profesi yang satu ini juga bisa ditemukan di negara-negara “dunia ketiga” lainnya sih, seperti Nigeria dan Filipina. Tapi tetap aja, di Indonesia, tukang jual pulsa bisa ditemukan hampir di setiap sudut jalan. Nominal pulsa yang dijual pun beragam: dari Rp. 1000 sampai 100,000.
Kebutuhan komunikasi masyarakat Indonesia yang semakin meningkat adalah salah satu penyebab menjamurnya kios pulsa. Coba pikir-pikir, sekarang siapa sih yang nggak punya handphone? Dari mulai kalangan atas hingga kalangan bawah, sepertinya semua sudah menjadikan handphone kebutuhan primernya.
Nggak cuma di pinggir jalan besar, di jalan sempit dan perumahan pun sudah banyak terdapat kios pulsa. Bahkan ada juga penjual pulsa yang tidak punya kios dan merangkap kerja sebagai tukang ojek atau pembantu rumah tangga. Lumayan untuk tambah-tambah penghasilan seseorang, karena setiap hari pasti ada aja yang butuh pulsa.

6. Jasa Tukar Uang

Bertebaran di sepanjang jalan menjelang Lebaran
Bertebaran di sepanjang jalan menjelang Lebaran via solopos.com
Profesi satu ini biasanya banyak bermunculan saat menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Tahun Baru Imlek, yang identik dengan tradisi bagi-bagi uang. Nggak mungkin ‘kan, di momen spesial tersebut uang yang dibagikan adalah yang sudah lusuh? Nah, maka dari itu profesi ini hadir untuk membantumu menyediakan uang baru dalam berbagai nominal.
Kalau di luar negeri, menukar uang haruslah dilakukan melalui jasa money changer. Di Indonesia, justru para penyedia jasa tukar uang ini yang mendatangi kita; mereka bahkan bertebaran di pinggiran-pinggiran jalan. Nggak perlu jauh-jauh ke bank atau money changer, deh!


7. Vending Machine Manusia

Minuman hangat? Ada!
Minuman hangat? Ada! via www.karbonjournal.org
“Milo angetnya Neng? Coffeemix? Nutrisari?”
Profesi ini juga nggak kalah mudah untuk ditemukan, apalagi di tempat-tempat ramai seperti terminal, stasiun, tempat wisata, dan taman kota. Ada yang menggunakan sepeda, ada juga yang menggunakan gerobak. Yang menggunakan sepeda biasanya membawa termos dan menyediakan minuman sachet hangat untuk para pembelinya. Yang menggunakan gerobak biasanya hanya menjual minuman ringan botolan dan kalengan.
Orang-orang di luar negeri boleh punya vending machine. Tapi, Indonesia punya tukang keliling yang siap menyediakan minuman dengan rasa jauh lebih bervariasi.;)


8. Tukang Sol Sepatu Keliling

"Soll.. spatu!"
“Soll.. spatu!”  via ekoeddy.wordpress.com
“Sollll…s’patu…!”
Kalau pertama kali mendengar sahutan unik itu, temanmu yang asalnya dari Australia atau Jepang mungkin mengira bahwa yang menyerukannya adalah semacam spesies burung eksotis. Oh, betapa tidak tepatnya tebakan itu. Sahutan tadi hanya bisa berasal dari bibir tukang sol sepatu keliling.
Sepatu kesayanganmu tiba-tiba sol-nya jebol? Jangan khawatir nggak bisa memakainya lagi. Ada mamang tukang sol sepatu yang siap mereparasi sepatumu. Kamu hanya perlu menunggunya lewat depan rumahmu (biasanya siang hari, sekitar pukul 13.00).
Memang banyak tukang reparasi sepatu yang lebih terpercaya di mall, tapi pasti malas rasanya karena nggak di setiap mall ada. Lagipula, kadang kita harus menunggu sepatu direparasi dalam waktu yang cukup lama. Padahal, tukang sol keliling hanya butuh waktu beberapa menit untuk memperbaiki sepatu kita. Selain itu, mereka juga lebih murah biaya jasanya.

9. Joki 3 in 1

Antrean joki 3 in 1
Antrean joki 3 in 1 via kitadankota.wordpress.com
Untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, pemerintah membuat kebijakan 3 in 1 yang diberlakukan pada kendaraan beroda 4. Saat melewati jalan-jalan protokol pada jam tertentu, satu mobil harus berisi minimal 3 orang — termasuk supir. Kalau nggak? Siap-siap kena tilang.
Nah, joki 3 in 1 hadir untuk membantumu terhindar dari tilang polisi. Joki 3in1 ini bisa kamu temukan di jalan-jalan kecil yang mengarah ke jalan protokol, supaya tidak ketahuan oleh polisi tentunya. Tarifnya pun beragam, tergantung kesepakatanmu dengan mereka.
Walaupun niat mereka membantumu, tapi harus hati-hati ya. Mereka tetaplah orang yang tidak kamu kenal. Bisa jadi, ada beberapa yang punya niat jahat dan tergabung dengan sebuah sindikat.

10. Tukang Makanan Keliling

Atraksi masak tukang nasi goreng keliling
Atraksi masak tukang nasi goreng keliling via flickr.com
“Satenya 200 tusuk, Mas…makan disini. Sotonya juga, sama pancinya!”
Kamu pasti hapal potongan dialog yang diucapkan Suzanna di film Sundel Bolong (1981) ini. Dialog ini bisa ada karena di Indonesia memang banyak sekali kita jumpai
Sundel Bolong tukang makanan keliling. Mau makan sate? Soto? Mie tektek? Nasi goreng? Gampang! Cuma di Indonesia, nih, tukang makanan akan mendatangimu langsung ke depan rumah.
Tukang makanan keliling biasa ditemui hingga dini hari. Bukan lumayan lagi untuk mengatasi rasa lapar di waktu malam. Rasanya pun enak, apalagi kalau sudah langganan. Tanpa perlu memesan, mereka sudah tahu seperti apa harus meracik makananmu.
Mungkin mereka tahu kalau sudah malam kita malas untuk keluar rumah. Jadi, lebih baik mereka saja yang rajin mendatangi kita untuk mencari rezeki.


11. Tukang Patri

Tukang patri sahabat ibu-ibu kompleks
Tukang patri sahabat ibu-ibu kompleks via tempo.co
Kalau tukang yang satu ini adalah penyelamat ibumu. Kenapa? Karena mereka bisa memperbaiki panci atau wajan penggorengan yang bolong, alih-alih membeli yang baru. Peralatan masak tersebut akan ditambal dengan logam cair yang sudah dipanaskan. Cukup seru juga lho melihat proses menambalnya.
Katanya, hadirnya tukang patri keliling ini dikarenakan harga kompor dan peralatan masak yang meroket saat krisis moneter 1997. Warga lebih memilih mereparasi peralatan milik mereka daripada harus membeli baru. Pada era ini lah para tukang patri mengalami masa kejayaan.
Sayang, saat ini keberadaan tukang patri semakin langka. Mungkin karena harga peralatan masak yang semakin murah di pasaran.


12. Polisi Cepek

Memutar balik jadi mudah
Memutar balik jadi mudah via megapolitan.kompas.com
Wah, kalau yang satu ini pasti sering kamu temukan di persimpangan atau area putaran balik arah. Merekalah yang akan membantumu untuk belok arah atau memutar balik supaya tetap tertib dan tidak terjadi kecelakaan. Tapi nggak gratis, lho. Biasanya mereka dibayar 500 rupiah atau 1000 rupiah, tergantung kesulitan area atau seikhlasnya pengendara saja. Lalu, mengapa namanya Polisi Cepek?
Zaman dulu, para pengatur tak resmi lalu lintas ini hanya perlu diberi imbalan 100 rupiah saja — dan 100 rupiah biasa disebut “cepek”. Itu pun, nilainya sudah banyak sekali. Beda dengan zaman sekarang, dimana 100 rupiah cuma cukup untuk membeli permen. Biarpun imbalan para Polisi Cepek sudah tak lagi cepek, nama itu tetap melekat pada mereka. Sudah jadi biasa, sih.


13. Tukang Duplikat Kunci

Duplikat kunci bisa ditunggu
Duplikat kunci bisa ditunggu via panoramio.com
Kalau di luar negeri, jasa duplikat kunci hanya ada di pusat perbelanjaan resmi. Tapi di Indonesia jasa ini bertebaran di pinggir jalan, dan bahkan bisa dipanggil ke rumah kita!
Jasa duplikat kunci ini berguna banget ketika kunci rumahmu hilang, atau kunci mobilmu tertinggal di dalam mobil. Tinggal angkat telepon atau datangi langsung kios mereka. Dalam maksimal 10 menit, rumah atau mobilmu sudah bisa terbuka kembali. Jelas berguna ‘kan di kehidupan sehari-hari kita?


Nah, itu dia 13 profesi yang nggak bisa kamu temui di luar negeri, tapi umum ada di Indonesia. Apakah ada yang Hipwee lupa? Kalau iya, tambahkan di kolom komentar, ya! (http://www.hipwee.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar