Jumat, 16 Januari 2015

Mengenal BMC (Bandoengsche Melk Centrale)

Bandoengsche Melk Centrale atau lebih dikenal dengan BMC sebagai pusat pengolahan susu satu-satunya di Bandung bahkan Hindia Belanda pada masa itu.

"Vergeer U Nie, dar er geheel Nederlandsch Oost-Indie sclchst een Melk central is, en dat is de Bandoengsche Melkcentrale" (Anda jangan lupa bahwa di seluruh Hindia Belanda ini hanya ada satu pusat Pengolahan Susu dan itu adalah Bandoengsche Melk Centrale) ungkapan yang diucapkan oleh direktur BMC pada saat itu.

BMC (Bandoengsche Melk Centrale)


BMC awalnya didirikan oleh orang-orang Boer (keturunan Belanda yang menetap di Afrika Selatan) pada tahun 1928. Orang-orang Boer yang dikenal keahliannya dalam beternak sapi perah dan pengolahan susu ini ditawarkan untuk mengembangkan peternakan sapi di Hindia Belanda. Kemudian beberapa orang diantaranya mendirikan usaha peternakan sapi perah di Priangan, seperti Louis Hirschland dan Van Zijl. Kedua orang tersebut merupakan juragan sapi keturunan Boer yang memiliki andil besar dalam pendirian BMC, karena lahan yang digunakan untuk pendirian bangunan BMC adalah milik mereka.

Gedung BMC yang dibangun pada 1928 berhasil diselesaikan pada 1929 dengan arsitektur Art Deco. Hingga kini bangunan tersebut tidak berubah karena pada akhir tahun 1980-an bangunan BMC dinyatakan sebagai bangunan cagar budaya yang harus dipertahankan. BMC merupakan tempat pengolahan produksi susu yang dihasilkan para peternak di Pangalengan dan Lembang yang kemudian diolah dan dipasteurisasi. Fasilitas bangunan pengolahan susu ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi orang Belanda akan susu.

Setelah Indonesia merdeka, pada 17 Agustus 1957 turunlah aturan mengenai nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda. Maka pengelolaan BMC diambil alih oleh pemerintah Indoneisa dan dikelola oleh Komando Daerah Militer (Kodam) III Siliwangi. Lalu dua tahun kemudian diserahkan pada Departemen Peternakan. Dan pada tahun 1965 penelolaan BMC diserahkan kepada Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan nama Perusahaan Daerah Kerta Sari Mamin.

Akibat modal kerja yang minim dan peralatan produksi yang rusak, BMC sempat mati suri selama kurang lebih 20 tahun sejak 1950-an. Akhirnya pada 17 Juni 2002, singkatan BMC diapkai merek dagang Divisi Industri Makanan dan Minuman PT. Agronesia dan mulai menggeliat bangkit kembali menjadi produsen susu serta bahan olahan berbasis susu. Kini BMC berkembang dengan menyajikan berbagai makanan dari mulai makanan khas sunda, nasional dan internasional. Salah satu andalannya adalah sop buntut.

Didalam restoran ini pun terpampang foto-foto kota Bandung serta bnagunan BMC tempo dulu, Banyak orang Belanda  yang datang bernostalgia mengenang masa indah mereka pada masa Hindia Belanda. Bandoengsche Melk Centrale beralamat di Jl. Aceh No. 33 Bandung

Perkembangan nama BMC (Bandoengsche Melk Centrale)
  • 1928 : Bandoengsche Melk Centrale
  • 1942-1945 : Koperasi Soesoe Bandoeng
  • 1945 : Bandoengsche Melk Centrale
  • 1965 : Pusat susu Bandung (PSB)
  • 2002 : Bandoengsche Melk Centrale


Sumber : pikiran rakyat
Foto : mediaindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar