Mimi Rasinah (Foto Pikiran Rakyat Online)
Walaupun orangnya telah tiada tetapi mimi Rasinah akan selalu
dikenang oleh masyarakat Indramayu dan Indonesia sebagai Maestro Penari
Topeng. Rasinah yang akrab dipanggil Mimi Rasinah lahir di Indramayu
pada tanggal 3 Februari 1930.
Dia bisa disebut sebagai seorang empu tari topeng Cirebon, dan menjadi
satu-satunya penerus tari topeng yang tersisa sejak wafatnya Sawitri,
penari topeng Cirebon asal Losari pada tahun 1999 silam.
Dari kecil Mimi Rasinah sudah menggeluti tari topeng yang diajarkan
ayahnya. Sejak umur 5 tahun ia sudah diajarkan menari oleh ayahnya yang
berprofesi sebagai dalang dan ibunya yang berprofesi sebagai dalang
ronggeng.
Menginjak umur 7 tahun, Rasinah mulai berkeliling bersama orang tuanya
untuk ngamen tari topeng. Ketika bangsa Jepang sampai ke Indramayu,
rombongan topeng ayahnya dituduh oleh Jepang sebagai mata-mata, sehingga
semua aksesori tari topeng dimusnahkan oleh bangsa Jepang dan hanya
tersisa satu topeng saja. Pada agresi militer Belanda yang kedua ayahnya
tewas ditembak oleh tentara Belanda dengan tuduhan yang sama.
Sepeninggal ayahnya, rombongan tari topeng Rasinah dipimpin oleh
suaminya, seorang dalang wayang. Sampai terjadi tragedi G 30 S, mereka
dilarang untuk manggung, karena tariannya dianggap membangkitkan
syahwat.
Tidak hanya badai Gestapu (Gerakan Tiga Puluh September), pada tahun
1970-an kelompok tari topeng Rasinah semakin sepi karena kalah saing
dengan pementasan tarling, dangdut, dan sandiwara.
Suami Rasinah akhirnya menjual seluruh topeng dan aksesoris tari sebagai
modal mendirikan grup sandiwara. Rasinah berhenti menari topeng selama
20 tahun lebih, hanya menabuh gamelan saja untuk sandiwara milik
suaminya.
Baru pada 1994, Endo Suanda dan seorang rekannya sesama dosen di STSI Bandung yakni Toto Amsar Suanda, "menemukan kembali" Rasinah. Tarian topeng Kelana yang dipertunjukkan Rasinah membuat keduanya terpesona.
Aura magis yang ada, serta karakter yang berubah-ubah sesuai dengan
karakter 8 topeng yang ada, dari mulai topeng panji sampai kelana,
membuatnya terpesona. Seketika itu juga semangat Rasinah untuk menari
kembali bangkit, dan Rasinah mulai kembali berpentas baik di dalam
maupun luar negeri.
Keseriusan Mimi Rasinah dalam menggeluti kesenian ini dibuktikan dengan
mempertahankan tradisi tari ini, sehingga banyak yang menyebutnya
klasik. Mimi Rasinah juga aktif mengajarkan tari topeng ke
sekolah-sekolah yang berada di wilayah Indramayu.
Pada tahun 2006, Mimi Rasinah terjatuh pada saat mengambil air wudhu
setelah mengajar tari di salah satu sekolah di Indramayu. Dua pekan
setelah dirawat di RSHS, Mimi mengakhiri jalan tarinya. Ia mewariskan
seluruh topeng dan aksesorinya kepada Aerli Rasinah, sang cucu penerus
tari topeng mimi Rasinah, dalam sebuah upacara yang mengharukan sekali.
Pada 15 Maret Aerli harus bebarangan atau ngamen di tujuh tempat dalam
sehari sebagai syarat untuk meneruskan Mimi Rasinah. Sejak hari itu,
keberadaan sanggar pun berpindah tangan kepada mahasiswa STSI Bandung
berusia 22 tahun ini.
Meski sebagian tubuhnya lumpuh akibat stroke, namun semangat Rasinah
untuk menari tetap ada, "Saya akan berhenti menari kalau sudah mati"
ujar Rasinah. Hal ini dibuktikan pada tarian terakhirnya, ia menari di
Bentara Budaya Jakarta dalam acara pentas seni dan pameran "Indramayu
dari Dekat".
Setelah tarian itu dia akhirnya jatuh sakit dan dirawat di RSUD
Indramayu. Pada tanggal 7 Agustus 2010 Mimi Rasinah menghembuskan nafas
terakhirnya. Namun aktivitas menari di sanggar tarinya masih tetap
berjalan.
Mimi Rasinah dikebumikan di desa Pekandangan Indramayu, pada hari
Minggu, 8 Agustus 2010 sekitar pukul 9.00 WIB. Ratusan iring-iringan
pelayat mengantarkan kepergian sang maestro yang namanya telah mendunia
karena tari topengnya.
Prosesi pemakaman maestro tari topeng Indramayu berlangsung secara
sederhana. Warga yang turut mengantar jasad sang maestro topeng gaya
Indramayu sampai diperistirahatan terakhirnys. Namun hanya sebagian
kecil seniman dan pejabat setempat yang hadir untuk mengikuti prosesi
pemakaman.
Walaupun dia telah tiada tetapi sanggar tari topeng mimi Rasinah masih ada bahkan pada tanggal 13 Nopember 2014 yang lalu Padepokan Mimi Rasinah diresmikan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat H. Deddy Mizwar yang dihadiri oleh Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah. (http://www.bloggermangga.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar