Senin, 01 Februari 2016

Asale Desa Pesu Klaten: Peringatan untuk Tak Kedepankan Amarah


Warga melintas di depan kantor Desa Pesu, Wedi, Klaten, Jumat (29/1/2016). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Warga melintas di depan kantor Desa Pesu, Wedi, Klaten, Jumat (29/1/2016). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)
Asal usul penamaan Desa Pesu dari apese menawa nesu.
 Desa Pesu merupakan satu di antara 19 desa di Kecamatan Wedi, Klaten. Memiliki jumlah penduduk 1.791 jiwa, sebagian besar warga desa setempat bekerja sebagai petani.
Menurut masyarakat setempat, nama desa tersebut berasal dari kalimat apese menawa nesu (celaka kalau marah). Salah satu perangkat Desa Pesu, Siswanto, mengatakan pada zaman kolonial, desa tempat tinggalnya menjadi tempat pengungsian serta pelarian para pejuang.
Saat menjadi tempat pengungsian, daerah tempat tinggalnya disebut Sarap yang kini menjadi nama salah satu dukuh di desa setempat.
“Setiap sarapan, pengungsi dan pejuang itu berada di kampung kami. Sehingga disebut Sarap,” jelas Siswanto saat berbincang dengansolopos.com, Jumat (29/1/2016).
Siswanto menceritakan dari kisah yang disampaikan turun temurun saat menjadi lokasi pengungsian wilayahnya pernah menjadi medan pertempuran antara pejuang dengan para penjajah.
Dalam pertemuran itu, para penjajah berhasil memenangkan pertempuran lantaran tak mengedepankan emosi. Dari situlah muncul istilah apese menawa nesu dan disingkat Pesu yang kini menjadi nama desa setempat.
Siswanto mengatakan kalimat tersebut memiliki makna untuk mengingkatkan setiap orang agar tak mengedepankan amarah dalam menghadapi berbagai persoalan. Hal itu yang terus diajarkan warga setempat secara turun temurun.
“Menghadapi segala persoalan itu jangan pakai amarah atau arogansi. Emosi boleh, tetapi tidak berlebihan. Lebih mengedepankan strategi, menggunakan pemikiran yang jernih serta sabar. Kalau itu dilakukan, apa yang diinginkan bakal tercapai,” urai dia.
Lebih lanjut, Siswanto menjelaskan di wilayahnya terdapat peninggalan yang diduga bangunan candi. Hal itu berdasarkan temuan batuan-batuan yang terdapat relief menyerupai candi. “Konon Desa Pesu merupakan kompleks candi. Ada sisa-sisa peninggalan yang saat ini masih ada. Saat ini sisa-sisa itu dirawat warga,” ungkap dia. (Solopos.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar