Sabtu, 09 Juli 2016

Asal Usul Kue Bulan


Setiap tahun pada tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek, orang-orang Tionghoa di seluruh pelosok dunia merayakan Festival Kue Bulan (Moon Cake Festival). Festival ini merupakan perayaan yang paling populer di kalangan masyarakat Tionghoa di berbagai penjuru dunia, dan kepopulerannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Karena selain merupakan legenda, kue bulan juga sangat digemari. Namun tahukah kita bahwa perayaan ini telah dimulai sejak lebih dari 2.200 tahun yang lalu ?
Asal mula Hari Raya Zhong Qiu {Hok Kian : Tiong Ciu}, disebut juga sebagai Perayaan Pertengahan Musim Gugur, adalah karena dirayakan pada pertengahan musim gugur, di mana pada waktu ini para petani baru ada suasana hati yang lega dan santai, untuk merayakan hasil panen yang berlimpah.
Perayaan Tiong Ciu sudah mulai dilakukan pada tahun ke-2 masa Kaisar Qin Shi Huang [Dinasti Qin = 221 – 206 SM], penanggalan Imlek bulan 8 tanggal 15. Pada hari tersebut Kaisar Qin Shi Huang berkumpul bersama dengan penduduk desa di Wu Kao Shan. Pada malam harinya semua orang menikmati pemandangan indahnya bulan di langit yang terang dengan sangat gembira, sambil bernyanyi-nyanyi dan sambil minum arak.
Pada masa Dinasti Tang [618-907 M], Hari Raya Tiong Ciu ditetapkan sebagai malam bulan purnama. Pada waktu itu ada syair yang berbunyi: “1 tahun ada 12 X bulan purnama, tapi yang paling bulat dan yang paling indah dilihat, yaitu bulan purnama di Hari Raya Tiong Ciu.
Pada masa Dinasti Song [960-1279 M], Perayaan Kue Bulan baru mulai terkenal di kalangan rakyat banyak. Setiap penanggalan Imlek tanggal 15 bulan 8, semua orang menikmati indahnya pemandangan bulan purnama sambil makan kue-kue.
Orang zaman dulu membagi Hari Raya Zhong Qiu menjadi 3 bagian:
1. Imlek tanggal 14 bulan 8 : disebut 迎月會Ying Yue Hui, pesta menyambut kedatangan bulan purnama.
2. Imlek tanggal 15 bulan 8 : disebut 賞月會 Shang Yue Hui, pesta menikmati pemandangan bulan purnama.
3. Imlek tanggal 16 bulan 8 : disebut 追月會 Zui Yue Hui, pesta mengejar bulan purnama.

Namun pada masa Dinasti Yuan (1271-1368 M), Festival Zhong Qiu baru memiliki makna cinta Negara. Ada sebuah buku yang berjudul 浪跡叢談 Lang Ji Cong Tan, ada mencatat peristiwa sebagai berikut: Pada masa akhir Dinasti Yuan, ada seorang tua dari Dinasti Song, pada beberapa hari sebelum Hari Raya Zhong Qiu, menyebarkan desas-desus kemana-mana: Makanlah kue bulan pada Hari Raya Zhong Qiu, dengan demikian dapat terhindar dari wabah menular!
Oleh karena ini, orang yang membeli dan memakan kue bulan sangat banyak. Maka, orang-orang yang setia kepada Negara Song bertekad untuk menggulingkan Dinasti Yuan (orang Mongol) dan memulihkan kekuasaan Dinasti Song. Kemudian mereka secara khusus membuat sangat banyak kue bulan, di mana di dalam kue tersebut diselipkan secarik kertas yang bertuliskan: Bulan Purnama Bunuh Orang Mongolia!
4 (empat) bulan kemudian, Dinasti Yuan berhasil digulingkan oleh Zhu Yuan Zhang yang kemudian naik tahta menjadi Kaisar dan bergelar Ming Tai Zhu. Kemudian Ming Tai Zhu menjadikan kue bulan sebagai Peringatan Mendirikan Negara [Dinasti Ming = 1368 – 1644 M], dan menjadikan Hari Raya Zhong Qiu sebagai Hari Raya memulihkan kekuasaan Negara.
Pertengahan Musim Gugur merupakan musim untuk berkumpul kembali bersama keluarga, disebut juga Bulan Yang Bulat Sempurna (Yue Yuan), keluargapun berkumpul bersama (Ren Yuan).
Festival Kue Bulan, tak terduga ternyata memiliki demikian banyak cerita. Orang zaman dulu melihat bulan yang terang di atas langit, bulat bundar dan berwarna kuning, merasa sangat indah, lalu membuat sebagai kue untuk dimakan, di luar dugaan menimbulkan banyak kisah yang menarik.

            Dongeng populer China berkisah, pada masa pemerintahan Kaisar Yao (2000 SM), terdapat seorang pema­nah ulung bernama Hou Yi. Kala itu, bumi dikitari 10 matahari yang bergantian menyinari bumi. Namun, suatu hari, kesepuluh matahari muncul bersamaan sehingga bumi pun panas tak terkira.
Sang kaisar memerintahkan Hou Yi memanah sembilan matahari hing­ga tersisa satu matahari saja. Singkat cerita, atas keberhasilannya, Hou Yi pun diberi ganjaran pil keabadian. Pada suatu hari, seorang penjahat bernama Feng Meng menye­linap ke kediaman Hou Yi dan bermaksud mencuri pil keabadian. Agar tidak jatuh ke tangan yang salah, Chang Er (istri Hou Yi) menelan pil itu.
Tiba-tiba, Chang Er mendapati dirinya terbang ke langit menuju bulan. Untuk menghargai pengor­banan Chang Er dan menyerukan perdamaian di muka bumi serta sebagai ungkapan rasa syukur, masyarakat China me­wujudkannya melalui kue yang manis dan buah-buahan.
Tradisi ini lalu berkembang menjadi Festival Kue Bulan (moon­cake), yang diperingati setiap hari ke-15 bulan kedelapan kalender China. Konon, hingga kini dipercaya bahwa selama pertengahan musim gugur, saat bulan bulat penuh dan bersinar benderang, tampak siluet bayangan Chang Er, yang kemudian dikenal sebagai Dewi Bulan.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar