Kekayaan alam telah menyediakan banyak tanaman yang berhasiat buat
pengobatan berbagai penyakit. Salah satu tanaman yang cukup popular adalah
pohon kelor.
==========
Kita
tentu sudah cukup akrab dengan pepatah “dunia tak selebar daun kelor”. Arti peribahasa
ini bahwa dunia amat luas, tidak sesempit daun kelor. Ya, daun kelor memang
kecil-kecil dan penemu peribahasa ini cukup cerdas mengibaratkan dunia dengan
daun kelor. Tapi, tulisan ini tak hendak membahas makna peribahasa dunia tak
selebar daun kelor. Tulisan ini ingin memperkenalkan sedikit agak mendalam
tentang tanaman kelor yang memiliki banyak manfaat dan khasiat. Bahkan, bila
ditarik ke penyakit-penyakit non-fisik, kelor pun muncul ke dalam mitos.
Kelor
atau merunggai (Moringa oleivera) merupakan sejenis tumbuhan dari suku
Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian pohon 7-11 meter. Daun kelor
berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu
tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya
berwarna hijau. Bunganya keluar sepanjang tahun dengan aroma semerbak yang khas.
Buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang, dapat pula disayur.
Kelor
memiliki banyak manfaat dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tercatat,
ada lebih dari 300 penyakit yang dapat disembuhkan oleh kelor, baik dari daun
maupun buahnya. Sebab itu, kelor menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari
yang sering digunakan sebagai sayuran dan bahan baku obat-obatan.
Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan bayi dan balita mengonsumsi daun kelor untuk
mengoptimalkan masa pertumbuhan mereka. Selain itu, WHO juga menobatkan kelor
sebagai pohon ajaib setelah melakukan studi dan menemukan bahwa kelor berjasa
sebagai penambah kesehatan murah selama 40 tahun di negara-negara termiskin di
dunia.
National
Institute of Health (NIH) pada 21 Maret 2008 pun meyitir bahwa pohon kelor
telah digunakan sebagai obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk mencegah
atau mengobati lebih dari 300 macam penyakit. Tradisi pengobatan ayurveda India
kuno menunjukkan bahwa 300 jenis penyakit dapat diobati dengan daun moringa
oleivera.
Kelor
berkhasiat antara lain menyembuhkan sariawan, kesehatan otak, kesehatan mata,
mencegah osteporosis, menghilangkan pegal linu dan melembabkan kulit kering.
Selain
dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, pohon kelor juga dianggap pohon “sakti”.
Hal inilah yang kemudian memunculkan mitos bahwa daun ini bisa mengalahkan
kekuatan makhluk halus.
Pengaruh
mitos bahwa daun kelor bisa mengalahkan makhluk halus telah merasuk begitu
dalam ke benak masyarakat nusantara --tidak terkecuali benakpara jawara sakti
yang biasa mendapat kekuatan dengan bantuan makhluk halus. Mereka ikut termakan
mitos tersebut dan sangat yakin bahwa kesaktiannya akan hilang bila berhadapan
dengan sapuan daun kelor.
Dengan
keyakinan seperti itu, sedikit saja mereka terkena sentuhan daun kelor maka
secara psikologis kekuatannya akan sirna duluan dan akhirnya memang fisiknya pun
benar-benar lemas dan ambruk.
Di
zaman yang disebut maju sekarang ini ternyata masih banyak orang yang sulit
melepaskan diri dari belenggu mitos kesaktian daun kelor. Di banyak perkampungan
di Nusantara, ada anggapan bahwa jika ada orang yang sakit dan tergeletak lama
namun tidak juga meninggal, maka orang tersebut diduga memiliki kesaktian
tertentu yang harus segera dilepas dari tubuhnya. Untuk membantu melepas
kesaktiannya, biasanya orang tersebut disapu dengan daun kelor hingga akhirnya
dapat meninggal dengan tenang. Saat jasadnya dimandikan, orang tersebut disapu
lagi dengan daun kelor agar bersih dari segala pengaruh makhluk dan benda
mistis yang masih menempel di jasadnya.
Selain
untuk mengusir, secara mistik, daun kelor dipercaya pula bisa menolak
kedatangan makhluk halus. Terkadang kita masih menemuka rumah yang di atas
pintu utamanya ditaruh seikat daun kelor buat penolak bala.
Terlepas
dari mitos daun kelor, melihat manfaat dan khasiatnya untuk menyembuhkan berbagai
penyakit membuat daun kelor memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Setidaknya,
investor Spanyol dan Tiongkok berminat untuk membeli daun kelor dari Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Beberapa
waktu lalu, ada dua utusan dari Spanyol datang ke NTT. Mereka melihat langsung tanaman
kelor di daratan Timor dan berminat untuk membeli dalam jumlah banyak,"
kata Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Achmad Yulianto di NTT, seperti
dilansir dari Antara, beberapa waktu lalu.
Melihat
peluang pasar bisnis daun kelor yang prospektif ini, Achmad Yulianto kemudian mengajak
seluruh warga masyarakat daerah itu mengembangkan tanaman ini pada area
pertanian, perkebunan dan lahan kosong.
Pihaknya
akan membeli daun, bunga dan biji kelor dari para petani dengan harga yang
pantas. Menurut dia, daun dan buah dari tanaman kelor ini bisa diekspor ke
Jerman, Amerika dan Prancis.
Dia
mengatakan, saat ini Korem 161/Wira Sakti bersama jajarannya gencar
mengembangkan tanaman kelor di berbagai lokasi di provinsi kepulauan NTT.
Salah
satu kabupaten yang paling menonjol saat ini adalah Kabupaten Timor Tengah
Utara (TTU), sebuah wilayah yang berbatasan darat dengan negara Timor Leste
yang sudah menanam pohon kelor di atas lahan seluas 125 hektar.
Bupati
Rote Ndao juga tidak kalah tertarik untuk mendorong rakyatnya membudidayakan
pohon kelor. Selain dikonsumsi sendiri untuk menyehatkan badan, hasil budi-daya
kelor ini akan dipasok ke daerah-daerah lain yang juga membutuhkan. (BN)
Boks:
Cara Meramu Daun Kelor untuk Obat
Kendati
belum banyak orang mengenalnya secara utuh, namun khasiat yang terdapat di
dalamnya sudah terbukti ampuh untuk mengobati berbagai penyakit. Apa saja
kasiat daun kelor bagi manusia? Berikut khasiat dan cara meramunya sesuai
dengan penyakit yang ada di tubuh manusia.
Untuk
kesembuhan rematik, nyeri dan pegal linu. Tumbuk halus dua gagang daun kelor
dan setengah sendok makan kapur sirih lalu gosok ke bagian tubuh yang sakit
sebagai param.
Buat
menyembuhkan penyakit mata. Tumbuk halus tiga gagang daun kelor dan diberi air
satu gelas, aduk sampai merata, diamkan sampai ampasnya mengendap dan gunakan
airnya sebagai tetes mata.
Obati
anak yang cacingan. Rebus tiga gagang daun kelor, satu gagang daun cabai, 1-2
batang meniran dengan dua gelas air sampai mendidih hingga tinggal satu gelas,
saring rebusan air tersebut dan diminum rutin setiap hari.
Mengobati
alergi. Rebus tiga gagang daun kelor, satu siung bawang merah, adas pulasari
secukupnya, tambahkan tiga gelas air, sampai mendidih hingga tinggal dua gelas.
Kemudian disaring dan minum rutin setiap hari.
Penyakit
herpes, kurap dan luka bernanah. Tujuh gagang daun kelor ditumbuk sampai halus
dan tempelkan ke bagian yang luka sebagai obat luar.
Menghilangkan
Flek Wajah. Pilih beberapa lembar daun kelor yang masih muda, ditumbuk sehalus
mungkin dan gunakan sebagai bedak atau dicampur dengan bedak.
Penghancur
Batu Ginjal. Daun kelor dibuat sayur bening, dimakan rutin setiap hari selama sekitar
satu bulan, batu ginjal akan luruh dan keluar bersama air kencing.
Daun
Kelor memang terbukti dapat mengobati demam, membangun kembali tulang yang
lemah, mengatasi kekurangan darah, membantu menurunkan kadar gula dalam darah
dan membantu memenuhi gizi yang kurang. Namun begitu perlu pula diwaspadai
adanya penelitian yang menyebutkan bahwa ekstrak daun kelor dapat menyebabkan
kerusakan hati dan ginjal ketika dosis melebihi 1000 Mg/kg BB. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar